PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 12,1 juta ton pada YTD Q3 2020. Angka ini melemah sekitar 9,7% (-1,290 ribu ton) dari periode yang sama tahun lalu.
Volume semen domestik tercatat 11.627 ribu atau lebih rendah sebesar -7,7% (-972 ribu ton) sedangkan permintaan semen domestik nasional turun sebesar -9,0% sehingga pangsa pasar Perusahaan meningkat dari 25,7% pada YTD Q3 2019 menjadi 26,0% pada YTD Q3 2020. Pangsa pasar di Jawa meningkat 60 bps dari 34,2% menjadi 34,8% dan di luar Jawa meningkat 80 bps dari 14,6% menjadi 15,4%.
Pasalnya, peningkatan di Jawa didorong oleh pangsa pasar dari keseluruhan Jawa Barat (80 bps dari 45,7% menjadi 46,5%) dan pangsa pasar Jawa Tengah (200 bps dari 33,2% menjadi 35,2%). Sementara pertumbuhan di luar Jawa didorong dari pulau-pulau utama disebabkan oleh pengoperasian penuh Kompleks Pabrik Tarjun setelah musim liburan pertengahan tahun ini, dimana selama sebagian besar pada Q3 tahun lalu, Kompleks Pabrik Tarjun mengalami perbaikan besar pada pembangkit listriknya dan kemudian pada saat Q2 tahun 2020.
Pendapatan Bersih Perusahaan turun -10,6% menjadi Rp10.149,6 miliar vs YTD Q3 2019 sebesar Rp11,347,9 miliar yang disebabkan oleh kombinasi volume penjualan dan harga jual rata-rata yang lebih rendah.
Beban Pokok Pendapatan pada YTD Q3 2020 turun -12,5% dari Rp7.670,3 miliar menjadi Rp6.712,1 miliar sebagai dampak dari penurunan volume penjualan dan penurunan harga batu bara, termasuk upaya penghematan yang berkelanjutan pada biaya produksi seperti peningkatan penggunaan batu bara bernilai kalori rendah (LCV) dan bahan bakar alternatif.
Sebagai hasil, Margin Laba Kotor meningkat 150 bps menjadi 33,9% pada YTD Q3 2020 vs. periode yang sama tahun lalu sebesar 32,4% meskipun secara jumlah turun sebesar -6,5% dari Rp3.677,6 miliar menjadi Rp3.437,5 miliar. Marjin EBITDA meningkat +140 bps dari 18,4% menjadi 19,8% dan Marjin Laba Operasi meningkat +30 bps dari 10,7% menjadi 11,0% untuk YTD Q3 2020.
Perusahaan mencatat Pendapatan Keuangan Bersih yang lebih rendah sebesar -12,6% dari Rp269,2 miliar pada YTD Q3 2019 menjadi Rp235,2 miliar pada YTD Q3 2020 disebabkan oleh suku bunga yang relatif lebih rendah pada tahun 2020.
Laba Bersih YTD Q3 2020 turun -5,0% menjadi Rp1.116,7 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.175,8 miliar. Persentase penurunan ini lebih rendah dari penurunan Total Pendapatan karena penghematan biaya dan upaya efisiensi seperti yang dijelaskan sebelumnya. (end)
Sumber: IQPLUS
Komentar
Posting Komentar