google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo IFC Jadi Pembeli Siaga Obligasi Konversi Adi Sarana (ASSA), TP Rachmat Bakal Terdilusi Langsung ke konten utama

IFC Jadi Pembeli Siaga Obligasi Konversi Adi Sarana (ASSA), TP Rachmat Bakal Terdilusi

 


International Financial Corporation akan menjadi pembeli siaga dalam penerbitan obligasi konversi PT Adi Sarana Armada Tbk. senilai Rp450 miliar.

Adi Sarana Armada menawarkan 600 juta obligasi konversi. Setiap pemegang saham 453 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 7 Januari 2021 berhak memperoleh 80 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu unit obligasi konversi dengan harga pelaksanan Rp750. Jumlah dana yang akan diterima oleh perseroan dalam penambaham modal HMETD (PMHMETD) I senilai Rp450 miliar.

Adapun, obligasi konversi emiten berkode saham ASSA itu memiliki tenor 7 tahun dan jatuh tempo pada 20 Januari 2028. 

Dalam aksi korporasi itu, pemegang saham existing ASSA, yaitu PT Adi Dinamika Investindo, PT Daya Adicipta Mustika, Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati, TP Rachmat, dan Erida menyatakan tidak akan melaksanakan haknya untuk membeli obligasi konversi ASSA. 

Sebagai gantinya, hak itu akan dialihkan kepada International Financial Corporation. Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli obligasi konversi ASSA berisiko mengalami dilusi atas kepemilikan saham sebesar maksimum 15,01 persen.

Dengan demikian, IFC akan menggenggam 9,4 persen saham ASSA ketika obligasi konversi dialihkan menjadi saham apabila IFC melaksanakan pengalihan kewajiban lima pemegang saham utama dan masyarakat melaksanakan HMETD.

“IFC menjadi pembeli siaga dan menyatakan kesiapan untuk mengambil alih seluruh obligasi konversi ASSA,” jelas Direktur Keuangan Adi Sarana Armada Hindra Tanujaya kepada Bisnis, Senin (9/11/2020).

Hindra menjelaskan bahwa dana yang dihimpun dari obligasi konversi akan digunakan untuk pengembangan usaha. Secara detail, sekitar 51,5 persen untuk pengembangan usaha yang akan disalurkan ke anak-anak usaha.

“Sisanya 48,5 persen akan digunakan untuk pelunasan pinjaman bank perseroan,” imbuhnya.

ASSA melaporkan pendpatan Rp1,4 triliun pada semester I/2020. Realisasi itu naik 29,85 persen secara tahunan. 

Namun, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ASSA turun 23,41 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp43 miliar pada semester I/2020.

Sumber: BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d