Gebrakan di era revolusi industri 4.0 mendorong fenomena disrupsi di berbagai sektor, termasuk finansial. Dalam beberapa tahun belakangan, sektor ini marak dengan tumbuhnya industri financial technology (fintech).
Kemunculan berbagai platform mulai dari pembayaran digital hingga peer to peer lending membuat kompetisi di sektor ini semakin menantang dan bank pun menjadi lebih agresif dan inovatif dalam melakukan transformasi digital.
Pada ASEAN Business and Investment Summit 2020, Presiden Joko Widodo meminta seluruh pihak untuk tetap optimistis di tengah pandemi Covid-19. Menurut Presiden, situasi ini justru harus digunakan untuk melakukan percepatan digitalisasi, karena baik kawasan ASEAN maupun Indonesia memiliki potensi digital yang sangat besar. Pada tahun 2025 mendatang, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berada pada kisaran USD200 miliar. Sementara, untuk kurun waktu yang sama di Indonesia, diperkirakan mencapai USD133 miliar.
Menghadapi hal tersebut, Bank Mandiri sebagai salah satu bank utama di Indonesia pun fokus dalam melakukan transformasi digital. Bank yang memulai debut di ranah digital sejak tahun 2003 melalui Mandiri Internet Banking, saat ini seperti telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan fintech yang memiliki lisensi perbankan. Melalui platform mobile banking dan internet banking terintegrasi yang menjadi andalan saat ini, Mandiri Online, Bank Mandiri mampu membawa seluruh kebutuhan layanan keuangan ke dalam genggaman, mulai dari informasi saldo, riwayat transaksi tabungan dan kartu kredit, pembayaran ke lebih dari 1800 biller, buka rekening deposito dan tabungan rencana, isi ulang uang elektronik hingga ubah tagihan kartu kredit menjadi cicilan.
Saat ini untuk membuka rekening, masyarakat tidak perlu lagi pergi ke kantor cabang untuk membuat rekening baru. Hanya butuh sentuhan jari dan dalam waktu singkat masyarakat sudah bisa memiliki rekening bank. Lewat platform Mandiri Online, masyarakat juga bisa mengatur keuangannya melalui penempatan dana untuk tabungan, deposito, bertransaksi, hingga memonitor kredit serta mengelola cicilan kartu kredit.
Untuk menyokong pengembangan digital banking, salah satu yang dilakukan adalah mengalihkan infrastruktur dari model konvensional ke cloud computing. Bank Mandiri juga membangun digital ecosystem melalui Mandiri API, dimana lebih dari 300 mitra bisnis, termasuk e-commerce terkemuka di Indonesia, sudah tergabung melalui platform ini.
Bank Mandiri juga mengembangkan layanan digital nasabah secara end-to-end seperti buka tabungan secara online melalui scan QR atau mengunjungi join.bankmandiri.co.id. Melalui inovasi ini sudah terdapat sebanyak rata-rata 3 ribu rekening baru terdaftar setiap harinya.
Platform mobile banking terintegrasi yaitu Mandiri Online yang saat ini telah digunakan oleh lebih dari 6 juta nasabah mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp.281 triliun sepanjang triwulan III tahun 2020. Nilai tersebut jauh melampaui transaksi melalui ATM yang tercatat Rp.244 triliun. Secara tahunan, total nilai transaksi melalui platform Mandiri Online mencapai Rp739,6 triliun atau tumbuh 42%.
Bank Mandiri juga memperkuat layanan digital dengan MITA (Mandiri Intelligent Assistant) untuk layanan informasi perbankan via aplikasi percakapan populer seperti WhatsApp.
Untuk pelaku UMKM, terdapat Mandiri PINTAR sebagai digital sales platform untuk memudahkan masyarakat memperoleh kredit UMKM, dimana prosesnya hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk nasabah baru.
Adaptasi untuk mengimbangi kebutuhan pelanggan yang kerap berubah-ubah terus dilakukan. Termasuk didalamnya mengintegrasikan beragam teknologi guna memberikan layanan dan berkomunikasi dengan nasabah. Atas langkah ini, Bank Mandiri dinobatkan sebagai pemenang Omni Experience Innovator dalam IDC DX Digital Transformation Awards 2020.(end)
Sumber: IQPLUS
Komentar
Posting Komentar