Menjadi sukses memang tak mudah, perlu kerja keras dan komitmen dalam meraihnya. Selain itu agar lebih terpacu untuk meraih kesuksesan yang kamu inginkan, pastikan kalau kamu memiliki sosok hebat yang dapat kamu jadikan sebagai panutan. Jika kesuksesan yang kamu ingin raih berada dalam bidang finansial, maka kamu bisa menjadikan Warren Buffett sebagai sosok panutan.
Tapi siapa Warren Buffett dan kenapa harus dirinya?
Perlu kamu tahu guys, hampir semua investor terkenal dunia pasti tahu, siapa Warren Buffett. Warren Buffett dikenal dengan sebutan Bapak investasi terkaya di dunia. Beliau telah mengantongi kekayaan bersih yang mencapai 84,7 miliar dollar Amerika atau setara dengan Rp 1.176 triliun (kurs: Rp 14.000).
Pria kelahiran Agustus 1930 ini merupakan seorang investor, pebisnis, dan filantropis. Ia juga merupakan CEO dari perusahaan Berkshire Hathaway, salah satu perusahaan terbesar asal Amerika Serikat yang memiliki banyak cabang bisnis.
Saat ini, Buffett tercatat menempati posisi ketiga sebagai orang terkaya di dunia setelah Jeff Bezos dan Bill Gates. Perhitungan real-time kekayaan miliarder yang dilakukan oleh Forbes memperlihatkan kekayaan Warren Buffet berada di angka US$ 84,7 miliar.
Tentunya untuk menjadi sukses seperti sekarang ini, langkah yang dilalui oleh Warren Buffett tidaklah mudah. Warren harus berjuang keras untuk menghadapi rintangan serta tantangan yang dihadapinya dalam proses pencapaian sukses. Bahkan dirinya pernah jatuh bangun karena sempat ditipu oleh rekannya. Dirinya juga sempat menjadi penjual permen karet dan jadi pengantar koran. Namun karena kecerdikannya dalam melihat peluang dirinya bisa melangkah lebih maju dan menjadi sukses seperti sekarang ini.
Perjuangan dan semangat Warren Buffett inilah yang patut kamu tiru dan jadikan panutan dalam meraih kesuksesan yang sama meskipun dalam bidang yang berbeda. Nah buat kamu yang ingin mengetahui kisah perjalanan Warren Buffett dalam meraih kesuksesan, maka kamu sudah membaca artikel yang tepat guys!. Lantaran, kali ini Blog Unik akan berbagi beberapa fakta dan kisah inspiratif dari Warren Buffett yang berjuang dari nol dalam meraih kesuksesan dan kejayaan finansialnya. Penasaran seperti apa? Berikut ulasannya!
1. Biografi Warren Buffett
Warren Buffet bernama lengkap Warren Edward Buffet lahir di Ohama, Nebraska, AS pada tanggal 30 Agustus 1930. Warren Buffett memiliki garis keturunan Prancis. Dia adalah anak kedua dari 3 bersaudara dan juga adalah putra satu-satunya dari Leila dan anggota DPR Amerika Howard Buffett. Warren Buffett memulai pendidikannya dengan belajar di SD Rose Hill. Pada 1942, ayahnya terpilih pertama kalinya (kemudian terpilih 4 kali berturut-turut) menjadi anggota DPR Amerika Serikat. Warren Buffett Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Alice Deal dan kemudian lulus dari SMA Woodrow Wilson pada 1947.
2. Memulai bisnis di usia 6 tahun
Kebanyakan anak-anak apalagi yang masih berusia 6 tahun, pasti kegiatannya selain sekolah adalah bermain-main, main kelereng, main layangan main game ataupun permainan lainnya. Namun berbeda dengan Warren Buffett. Diusianya yang masih 6 tahun, Buffett sudah memulai bisnis pertamanya yaitu dengan menjual permen karet.
Ayah Buffett pernah terpilih menjadi anggota parlemen AS saat dia masih remaja. Bersama keluarga, dia pindah ke Omaha. Sebagai anak seorang politisi, Buffett tidak manja dan berusaha mencari uang sendiri dengan bekerja paruh waktu atau part time. Pada saat tempat kelahirannya terdampak oleh krisis. Warren tumbuh besar untuk menghargai nilai uang. Dia menjadi sosok yang hemat, bahkan ketika pindah ke New York untuk sekolah, dia tingga di YMCA untuk menghemat uang.
Ketika masih berusia 13 tahun, dia untuk pertama kalinya mendapat pekerjaan sebagai tukang koran. Dirinya juga mengambil sambilan sebagai penjual perangko, minuman bersoda, bola golf, dan majalah. Pada 1945, saat kelas 2 sma Buffett dan kawannya membeli mesin pinball bekas seharga 25 US $, kemudian menaruhnya di salon. Dalam beberapa bulan mereka berhasil berkembang memiliki beberapa mesin pinball pada 3 salon di Omaha. Bisnis itu kemudian dijual Buffett dan temannya kepada veteran perang senilai 1.200 US$.
3. Membeli saham pertama kali diusia 11 tahun
Ketertarikan Buffett pada pasar saham dan investasi dimulai sejak masa sekolah disaat dia sering mengunjungi kantor pialang saham regional dekat kantor pialang saham ayahnya. Pada perjalanan ke New York City saat dia berumur 10 tahun, Buffett mengunjungi Bursa Saham New York. Pada umur 11 tahun, Buffett membeli 3 lembar saham preferen Perusahaan Utilitas Cities Service, dan membeli 3 lembar untuk kakaknya Doris Buffett (pemilik The Sunshine Lady Foundation). Pada usia 15 tahun, Warren mendapatkan lebih dari 175 US $ per bulan dari mendistribusikan koran Washington Post. Saat SMP dia berinvestasi pada perusahaan ayahnya dan membeli 16 Hektar lahan pertanian untuk disewakan kepada petani. Dia membeli lahan tersebut pada usia 14 tahun dengan hasil menabungnya sebesar 1.200 US $. Pada saat Buffett kuliah, dia telah mengumpulkan lebih dari 90.000 US$.
4. Meskipun banyak uang namun Buffett muda tetap semangat belajar
Tidak hanya bersemangat dalam bisnis, tetapi Buffett juga menyukai pembelajaran formal. Meskipun mempunyai banyak uang dari usahanya sejak kecil, tetapi Buffett juga tetap fokus belajar dan melanjutkan pendidikannya. Awalnya dia lebih tertarik mengembangkan bisnisnya, namun dengan paksaannya dari ayahnya akhirnya dia mendaftarkan diri untuk kuliah di Universitas Nebraska. Dia kemudian lulus pada usia 19 tahun dengan gelar Sarjana Ekonomi Manajemen. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Columbia University, setelah ditolak oleh Harvard Business School, dan memperoleh gelar Magister Ekonomi pada 1951. Warren Buffett memilih masuk ke Columbia University karena mengetahui Benjamin Graham mengajar disana.
5. Mendapat gelar master dan bekerja di pialang ayahnya di Omaha
Motivasi Warren Buffet untuk mendaftar kuliah di Columbia School of Business adalah lantaran karena dia membaca sebuah buku tentang value investing yang sangat terkenal di Wall Street berjudul “The Inteligent Investor” karangan Benjamin Graham (Ben Graham). Buku ini telah sukses mengubah hidup Warren Buffet dan dia mengetahui bahwa penulis buku itu adalah seorang profesor di sana.
Terlepas dari kenyataan bahwa Buffett adalah satu-satunya siswa yang mendapatkan nilai A+ di salah satu kelas Graham, Graham menolak untuk mempekerjakan Buffett di perusahaannya. Dia bahkan menyarankan Buffett untuk sepenuhnya menghindari karir di Wall Street. Dengan demikian, setelah ia memperoleh gelar masternya pada tahun 1951, Buffett pindah dan menjalankan bisnis jual-beli sekuritas (surat berharga) untuk Buffett-Falk & Co., perusahaan pialang ayahnya di Omaha, selama tiga tahun.
Namun, pada akhirnya, Graham berubah pikiran dan pada 1954 dia menawarkan Buffett pekerjaan di New York. Jadi keluarga itu mengemasi barang mereka dan pindah ke Big Apple. Buffett bekerja untuk mentornya (Ben Graham) selama dua tahun sebagai analis di Graham-Newman Corp.
6. Kehidupan asmara Warren Buffett
Pada tahun 1952, ketika dia bekerja untuk perusahaan ayahnya, Buffett menikahi Susan “Susie” Thompson. Pasangan itu memiliki tiga anak: Susan, Howard, dan Peter. Mereka tinggal sangat sederhana di sebuah apartemen tiga kamar berukuran kecil, yang mereka sewa seharga $ 65 sebulan.
Bisa dibilang Warren Buffett dan sang istri memiliki hubungan yang rumit. Pasalnya meskipun mereka tetap berstatus suami istri, namun mereka tidak hidup bersama selama lebih dari separuh pernikahan mereka. Susan meninggalkan suaminya ketika dia berusia 45 tahun. Dia tetap menjadi istri Warren, tetapi tinggal di San Francisco. Keduanya tetap dekat dan sering berbicara di telepon dan bahkan pergi berlibur bersama. Pada akhirnya Susie memperkenalkan Warren dengan Astrid Menks, seorang pelayan yang kemudian menikah dengan Warren setelah Susie meninggal.
7. Kembali ke Omaha dan membangun perusahaan sendiri
Setelah banyak berkonsultasi dengan Graham, orang yang dianggapnya sebagai guru pasar modal, Buffet kembali ke Omaha untuk mengelola dana milik orang-orang kaya di sana.
Warren telah membuka tujuh kemitraan. Ia menjadi seorang miliuner pada tahun 1962 sebagai hasil dari penghasilannya dari kemitraan tersebut. Namun, perusahaan yang dibangun dengan modal US$ 100 ini akhirnya dijual dan dibubarkan padahal para investornya tersenyum puas karena mampu mengantongi keuntungan 30,4 persen per tahunnya.
Namun, meski perusahaannya dijual dan ditutup, Buffet tidak berdiam diri; ia tetap bekerja dan berupaya untuk meraih kesuksesan, sehingga akhirnya pada tahun 1965 ia membeli saham Berkshire Hartaway dengan harga US$ 8 per lembar. Setelah mengelolanya selama 3 tahun, ia berhasil menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh tidak dibiarkan menjadi dana tentang; ia menginvestasikan uang perusahaan dengan membeli utilitas, perusahaan permata, perusahaan asuransi, serta makanan melalui Berkshire Hartaway.
Di tangan Warren Buffet, perusahaan terus mengalami kemajuan. Para pemegang saham dapat tersenyum karena selama lebih dari 34 tahun mereka dapat memperoleh tingkat pengembalian tahunan sekitar 24,7 persen. Kini, setelah 46 tahun saham Berkshire Hartaway mengalami perkembangan yang sangat pesat bahkan harga saham untuk kelas A sempat mencapai US$ 150.000 per lembar saham.
8. Memiliki saham di Coca-Cola Co.
Bukan hanya itu guys, namun Warren Buffet juga memiliki saham sekitar 7% di Coca-Cola Co. Buffett berinvestasi $ 1 miliar di Coca-Cola dan tumbuh hampir 16 kali lipat selama 27 tahun berikutnya ketika menghitung dividen yang diterima. Keuntungan yang diperoleh Buffett kurang lebih sebesar 11%/tahunnya dari saham Coca-Cola Co ini. Pada tahun 1988, akhirnya sahamnya di Coca-Cola tumbuh menjadi salah satu investasi terbaik yang pernah dilakukannya.
9. Memiliki strategi jitu dalam mengembangkan investasi dan kemitraan
Bakat bisnis Buffett memang tidak perlu diragukan lagi, karena setiap investasi yang dibangunnya pasti menghasilkan suatu keuntungan maksimal. Tidak hanya itu, sistem kemitraan yang menguntungkan partner dan dirinya sendiri juga dipercaya oleh berbagai perusahaan sehingga mengantarkan pria berusia 88 tahun ini menuju kesuksesan berinvestasi.
10. Menjadi orang terkaya didunia
Ia menjadi orang terkaya di dunia pada tahun 2008 dengan total kekayaan bersih yang diperkirakan sebesar $ 62 miliar mengutip dari Forbes, mengalahkan Bill Gates yang telah menjadi No.1 dalam daftar Forbes selama 13 tahun terakhir. Pada tahun berikutnya, Gates mendapatkan kembali posisi pertama dan Buffett pindah ke posisi kedua. Meskipun Buffett menjadi investor ternama di dunia.
11. Memiliki gaya hidup yang sederhana
Meskipun kaya, namun Buffett memiliki gaya hidup yang sederhana. Pria yang bersahabat baik dengan Bill dan Melinda Gates ini tinggal di kawasan Dundee, Omaha yang dibelinya di tahun 1958. Dengan harta yang melimpah tentu ia bisa hidup mewah namun, ia memilih untuk hidup sederhana di rumahnya tersebut. Majalah Adbuster menyebutkan untuk ber-glamour ria, ia hanya memiliki dua jet pribadi dan satu Yatch mewah. Kemewahan ini sangat kalah jauh dibandingkan kemewahan pebisnis dan pesohor lain yang berada di bawahnya.
Selain itu, pria berusia 88 tahun ini juga tidak memiliki ponsel dan lebih suka bepergian menggunakan transportasi umum. Ini tidak berarti Buffett adalah orang yang pelit, memang ini sudah menjadi gaya hidupnya selama ini.
Buffet pun juga tak pernah mendapat pengawalan ketika bepergian. Walaupun ia juga sering menikmati hidangan terbaik di berbagai belahan dunia, ia lebih memilih menu burger dan kentang goreng dengan minuman dingin. Buffet berharap tindakannya ini membuat orang kaya yang berlimpah harta untuk saling berbagi dan cinta terhadap sesama. Buffet mengaku sudah cukup puas dengan apa yang dimilikinya saat ini. Menurutnya orang yang sudah mati tidak akan membawa harta dan sebenarnya masalah bagi orang kaya adalah di saat mereka tua dan sudah tidak berada pada masa kejayaannya maka mereka tidak punya waktu lagi untuk beramal. Buffet pun merasa beruntung karena ia masih bisa berbagi dengan sesama.
Buffet pun juga tak ingin anak-anaknya hanya mengandalkan kekayaan orang tuanya. Oleh karena itu Buffet pun tidak berkeinginan untuk mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Ia ingin kelak anaknya sukses atas usahanya sendiri. Buffet pun berencana menyumbangkan kekayaannya sebesar 85 persen untuk yayasan amal milik Bill Gates.
Nah itu dia kisah inspiratif dari Warren Buffett. Satu hal yang perlu kamu tiru dari Buffett adalah gaya berinvestasinya yang sangat konsisten dan penuh kesabaran. Ia masih percaya bahwa investasi membutuhkan kesabaran dan juga kerja keras. Investasi berarti kerja keras dan jangka panjang, sehingga kamu harus ekstra sabar. Warren Buffett melakukan transaksi perdekade yang artinya dilakukan selama bertahun-tahun.
Saat Buffet ingin membeli saham sebuah perusahaan, ia akan melihat cerobong asap perusahaan apakah masih mengepul atau tidak. Baginya itu merupakan suatu tanda apakah perusahaan tersebut masih eksis dan operasional. Buffet hanya mau berinvestasi pada perusahaan yang bisnis atau produknya dikenal baik. Prinsip yang ia terapkan adalah membeli bisnis, bukan membeli saham. Buffet membeli saham Coca Cola dan tidak pernah menjualnya walaupun sahamnya sempat anjlok di tahun 1998-1999. Ia melihat trend jangka panjang dan tetap mempertahankan saham Coca Cola hingga saat ini.
Memang, dalam mencapai kesuksesan harus butuh kedisiplinan, bila kamu bisa melakukannya maka kamu akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras dalam menjalankan bisnis. Orang yang dapat melihat peluang dalam jangka panjang bisa bertahan saat waktu sulit. Bagaimana menurut kalian guys? Apakah kalian sudah terinspirasi untuk menjadi orang yang sukses seperti Warren Buffett?
Sumber:
blogunik.com, "Kisah Inspiratif Warren Buffett", diakses pada 16 Oktober 2020
Komentar
Posting Komentar