PT Indika Energy Tbk. (INDY) sudah merampungkan penerbitan obligasi global atau global bond senilai US$450 juta pada Senin (26/10/2020) di Bursa Singapura.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen Indika Energy menyampaikan entitasnya sudah menerbitkan obligasi US$450 juta. Dengan perhitungan kurs Jisdor Rp14.697 pada Senin (26/10/2020), maka obligasi itu setara dengan Rp6,61 triliun.
Aksi korporasi Indika Energy itu terbilang cepat setelah perseroan meminta restu rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin (26/10/2020), atau masih dalam hari yang sama.
Pemegang saham telah memberi restu terhadap rencana perseroan untuk menerbitkan surat utang atau obligasi maksimum US$750 juta sekaligus memberikan persetujuan atas rencana jaminan utang kekayaan perseroan.
Dengan kurs Jisdor Senin (26/10/2020) Rp14.697 per dolar Amerika Serikat (AS), jumlah obligasi yang diterbikan oleh emiten berkode saham INDY itu sebanyak-banyaknya Rp11,02 triliun.
Selain itu, RUPSLB juga menyetujui perubahan dan pernyataan kembali ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 15 /POJK.04/2020.
Direktur Utama Indika Energy M. Arsjad Rasjid P.M. mengklaim transaksi penerbitan obligasi akan memantapkan posisi keuangan perseroan.
“Untuk mengeksekusi rencana bisnis perusahaan untuk melakukan ekspansi atau diversifikasi usaha ke sektor non batu bara,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (26/10/2020).
Arsjad menjelaskan bahwa penerbitan surat utang merupakan salah satu dari beberapa opsi pembiayaan perseroan. Menurutnya, ada beberapa kebutuhan pembiayaan yang akan dipenuhi.
INDY akan melakukan pelunasan surat utang senior senilai US$265 juta yang akan jatuh tempo pada 2022. Selanjutnya, pelunasan jumlah terutang US$285 juta dari surat utang senior US$500 juta yang akan jatuh tempo pada 2023.
Selain itu, INDY juga berencana menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk mendanai rencana diversifikasi dan ekspansi kegiatan usaha non batu bara. Selanjutnya, perseroan mengalokasikan untuk pembayaran biaya-biaya yang berkait dengan penerbitan surat utang.
Arsjad mengatakan penerbitan surat utang akan menyebabkan peningkatan beban bunga. Kendati demikian, emisi akan memberikan manfaat kepada perseroan.
Penerbitan, lanjut dia, bermanfaat untuk menjaga likuiditas dengan memperpanjang jatuh tempo surat utang perseroan. Lebih lanjut, emisi juga akan bermanfaat membantu membuka opsi pendanaan perseroan pada masa depan.
“Penerbitan surat utang merupakan alternatif pembiayaan perseroan mengingat keterbatasan penyaluran pembiayaan oleh perbankan yang dipengaruhi oleh iklim usaha batu bara yang masih belum pulih sepenuhnya,” paparnya.
Adapun, obligasi senilai US$450 juta adalah setara dengan 46,65% dari total ekuitas konsolidasian Indika Energy per 30 Juni 2020.
Sumber: BISNIS
Komentar
Posting Komentar