google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Emiten Rokok Berharap Pemerintah Bijak Menetapkan Tarif Cukai Langsung ke konten utama

Emiten Rokok Berharap Pemerintah Bijak Menetapkan Tarif Cukai


Tarik menarik proses penetapan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan menyebabkan ketidakpastian proyeksi pendapatan bagi emiten rokok.

Hal ini terlebih memberatkan emiten rokok tier satu terbukti dari performa emiten rokok seperti PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang melambat hingga paruh pertama tahun ini.

Kabarnya, kinerja keuangan yang melemah tersebut disebabkan tidaknya disiplin harga yakni gap antara kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price yang semakin melebar antara produsen rokok tier satu dibandingkan dengan harga rokok yang diproduksi perusahaan rokok tier 2.

Dalam paparan publik perseroan akhir Agustus lalu, manajemen GGRM menyatakan sampai saat ini perseroan belum memiliki data ataupun kepastian mengenai kenaikan tarif cukai untuk tahun 2021.

“Apabila kenaikan beban cukai tidak dapat diteruskan kepada konsumen dalam bentuk kenaikan harga tentunya akan menggerus keuntungan,” tutur manajemen.

Sementara itu, penyerapan kenaikan harga akan bergantung pada pertumbuhan daya beli konsumen sehingga apabila daya beli konsumen tetap lemah bisa mengakibatkan penurunan volume.

Senada, Presiden Direktur HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan terlalu awal bagi perseroan untuk memprediksi kenaikan tarif cukai rokok pada tahun ini.

Pihaknya pun menyadari menyadari bahwa pemerintah membutuhkan pemasukan untuk bertahan di kondisi COVID ini.

“Hal yang terpenting adalah berapa kenaikan cukai untuk setiap kategori rokok. Ini sangat penting untuk menghadirkan kesetaraan bisnis,” ungkap Mindaugas.

Segmen sigaret kretek tangan (SKT), lanjutnya, melindungi sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan hal ini dianggap penting bagi perseroan.

Disebutkannya, untuk memproduksi 1 miliar batang rokok segmen SKT membutuhkan 2.700 pekerja, sedangkan untuk memproduksi jumlah yang sama pada kategori rokok mesin hanya membutuhkan 21 pekerja.

“Jadi, untuk melindungi ketenagakerjaan, kami menganjurkan pemerintah untuk berhati-hati dalam menaikan tarif cukai terutama untuk kategori rokok SKT,” tambahnya.

Dihubungi dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengatakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) belum akan berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan ke depannya.

“Kalau bagi kami hampir tidak ada pengaruhnya [kenaikan CHT],” ungkapnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Djonny menjelaskan produk perseroan sendiri adalah tembakau iris yang berbeda dengan rokok pada umumnya.

“Produk kami pun beda atau niche market tersendiri, kami tidak bersaing head to head dengan pabrik rokok,” tutupnya.

Sumber: BISNIS

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d