Pandemi Covid-19 turut menekan kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Emiten pelat merah ini membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester pertama 2020.
PGAS membukukan pendapatan senilai US$ 1,46 miliar sepanjang enam bulan pertama 2020, turun 17,97% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya. PGN meraup laba bersih US$ 6,72 juta di semester I-2020. Realisasi ini anjlok 87,56% (yoy) dibandingkan realisasi di semester I-2019 sebesar US$ 54,04 juta.
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan masih merekomendasikan beli (buy) saham PGAS. Pertimbangannya adalah, potensi bisnis jaringan gas (jargas) yang akan tetap menjadi salah satu prioritas pemerintah serta efisiensi internal dengan memotong biaya operasional atau operational expenditure (opex) sekitar 15%-35% sehubungan dengan penundaan eksplorasi oleh Saka Energi.
Selain itu, inovasi portofolio bisnis PGAS pada industri petrokimia juga menjadi pertimbangan rekomendasi terhadap saham PGAS. Meilki merekomendasikan buy saham PGAS dengan target harga Rp 1.400. “Rekomendasi buy masih akan saya pertahankan di tahun ini,” ujar Meilki kepada Kontan.co.id, Minggu (9/6).
Sesuai Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 83 Tahun 2020, pemerintah telah menetapkan harga gas bumi untuk industri pada kisaran US$ 6 per million british thermal units (MMBTU). Meilki melihat, dampak dari regulasi tersebut akan menggerus margin PGAS.
Meilki akan mengkaji ulang terkait estimasi kinerja PGAS hingga akhir tahun ini sehubungan dengan kinerja PGAS yang tertekan di sepanjang semester pertama 2020. Pada perdagangan Jumat (4/9), saham PGAS ditutup melemah 1,53% ke level Rp 1.290.
Sumber: KONTAN
Komentar
Posting Komentar