Pasalnya, proyek gasifikasi ini dapat menghasilkan (Dimethyl Ether/DME) sebagai substitusi LPG, sehingga nantinya dapat menekan impor LPG yang terus meningkat. "Kita kan masih banyak melakukan impor LPG. Pertamina dengan Bukit Asam sedang melakukan proyek pengganti LPG yaitu Dimethyl Ether. Ini merupakan cerminan ketahanan energi nasional yang berlandaskan pada bahan baku lokal,"ujarnya.
Karakteristik DME memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG. Lantaran mirip, DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting. Campuran DME sebesar 20% dan LPG 80% dapat digunakan kompor gas eksisting. Kelebihan lain adalah DME bisa diproduksi dari berbagai sumber energi, termasuk bahan yang dapat diperbarui. Antara lain biomassa, limbah dan Coal Bed Methane (CBM).
Namun saat ini, batu bara kalori rendah dinilai sebagai bahan baku yang paling ideal untuk pengembangan DME. DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg. Kendati begitu, DME memiliki massa jenis yang lebih tinggi sehingga kalau dalam perbandingan kalori antara DME dengan LPG sekitar 1 berbanding 1,6. (end/as)
Sumber: IQPLUS
Komentar
Posting Komentar