Analisa Saham LPKR
LPKR bukukan pendapatan Rp5,3 triliun pada 1H20
Pendapatan bersih LPKR turun sebesar 2,5% YoY menjadi Rp5,3 triliun pada 1H20 yang disebabkan
oleh pelemahan recurring income sebesar 10,6% YoY menjadi Rp4 triliun. Divisi healthcare sebagai
kontributor terbesar recurring income yang mencapai 79,1% mengalami penurunan pendapatan
sebesar 6% YoY menjadi Rp3,2 triliun pada 1H20 seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang
menyebabkan perekonomian berjalan secara virtual dan mengurangi jumlah kunjungan pasien ke
rumah sakit. Disamping itu, pandemi tersebut juga menyebabkan penurunan pada pendapatan
parkir, hotel dan restoran, serta jasa manajemen masing-masing sebesar 46,6% YoY, 40,7% YoY, dan
28% YoY seiring adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar yang berdampak pada
penutupan hotel dan pusat perbelanjaan. Sementara itu, development revenue meningkat sebesar
33,9% YoY menjadi Rp1,3 triliun pada 1H20. Kenaikan ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan
dari Lippo Cikarang serta pengakuan pendapatan atas serah terima Hillcrest dan Fairview Towers di
Lippo Village bersamaan dengan proyek eksisting. Untuk itu, kontribusi development revenue
terhadap total pendapatan mengalami peningkatan dari 18,0% pada 1H19 menjadi 24,7% pada 1H20.
LPKR bukukan rugi bersih Rp1,3 triliun pada 1H20
GPM LPKR meningkat dari 36,5% pada 1H19 menjadi 38,6% pada 1H20 yang terutama disebabkan
oleh adanya penurunan beban pokok pendapatan divisi healthcare sebesar 2,6% YoY. Sedangkan
OPM perseroan mengalami penurunan dari 2,4% pada 1H19 menjadi 1,7% pada 1H20. Penurunan ini
disebabkan oleh naiknya penyusutan hingga hampir 4x lipat YoY serta beban gaji dan kesejahteraan
karyawan sebesar 25% YoY. Sementara itu pada 1H20, perseroan membukukan kenaikan nilai atas
investasi DINFRA dan laba atas pelepasan saham entitas anak masing-masing sebesar Rp233 miliar
dan Rp249 miliar. Namun, kenaikan tersebut dikompensasi oleh rugi selisih kurs sebesar Rp446 miliar
pada 1H20 dari sebelumnya laba sebesar Rp12 miliar pada 1H19 serta rugi dari entitas asosiasi dan
ventura bersama sebesar Rp144 miliar dari sebelumnya laba sebesar Rp176 miliar. Untuk itu, rugi
bersih perseroan meningkat sebesar 14,1% YoY menjadi Rp1,3 triliun pada 1H20.
LPKR bukukan marketing sales 1H20 Rp1,05 triliun
Marketing sales LPKR meningkat 26,0% YoY menjadi Rp1,05 triliun pada 1H20, setara dengan 42,9%
dari target 2020 sebesar Rp2,45 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh peningkatan prapenjualan
yang relatif tinggi pada kuartal II/2020 sebesar 64,6% YoY menjadi Rp349 miliar yang didukung oleh
penjualan proyek residensial Cendana dan Waterfront dimana Waterfront berhasil membukukan
prapenjualan sebesar Rp324 miliar yang terdiri dari 383 unit perumahan. Disamping itu, marketing
sales perseroan juga ditopang oleh penjualan di Tanjung Bunga Makassar yang meningkat 18% YoY
menjadi Rp80 miliar dan San Diego Hills yang naik 47% YoY menjadi Rp58 miliar pada 1H20. Dari sisi
lokasi, Cikarang memberikan kontribusi terbesar mencapai 51,7% dari marketing sales 1H20.
Kami memberikan rekomendasi BUY dengan target harga Rp170/saham
LPKR kembali membukukan prapenjualan yang baik ditengah terjadinya pandemi Covid-19 yang
tentunya berdampak negatif pada ekonomi dan daya beli. Realisasi marketing sales yang tinggi pada
2Q20 dan pencapaian prapenjualan Waterfront yang berada di atas target (Rp324 miliar vs Rp250
miliar), menunjukkan kemajuan pada bisnis real estate developement perseroan. Untuk itu, LPKR
tetap mempertahankan target marketing sales sebesar Rp2,45 triliun hingga 2020 yang didukung
oleh peluncuran proyek baru residensial dan proyek eksisting. Disamping itu, perseroan juga memiliki
neraca yang sehat, tercermin dari rasio net gearing yang rendah (33,6% per 1H20), yang akan
mendukung fleksibilitas dalam ekspansi. Kendati demikian, kami tetap mempertimbangkan pandemi
Covid-19 yang terus berlangsung hingga saat ini dan masih belum menunjukkan tanda-tanda
perbaikan. Pandemi itu akan memberikan tantangan baik bagi recurring income maupun
development revenue perseroan. Untuk itu, kami menurunkan target harga menjadi Rp170/saham
dari sebelumnya Rp200/saham dengan tetap mempertahankan rekomendasi BUY atas LPKR.
Analisa dan Rekomendasi oleh Winny Rahardja, PT Valbury Sekuritas Indonesia 5 Agustus 2020
Komentar
Posting Komentar