google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham LPKR | 7 Agustus 2020 Langsung ke konten utama

Analisa Saham LPKR | 7 Agustus 2020

Analisa Saham LPKR

LPKR bukukan pendapatan Rp5,3 triliun pada 1H20

Pendapatan bersih LPKR turun sebesar 2,5% YoY menjadi Rp5,3 triliun pada 1H20 yang disebabkan
oleh pelemahan recurring income sebesar 10,6% YoY menjadi Rp4 triliun. Divisi healthcare sebagai
kontributor terbesar recurring income yang mencapai 79,1% mengalami penurunan pendapatan
sebesar 6% YoY menjadi Rp3,2 triliun pada 1H20 seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang
menyebabkan perekonomian berjalan secara virtual dan mengurangi jumlah kunjungan pasien ke
rumah sakit. Disamping itu, pandemi tersebut juga menyebabkan penurunan pada pendapatan
parkir, hotel dan restoran, serta jasa manajemen masing-masing sebesar 46,6% YoY, 40,7% YoY, dan
28% YoY seiring adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar yang berdampak pada
penutupan hotel dan pusat perbelanjaan. Sementara itu, development revenue meningkat sebesar
33,9% YoY menjadi Rp1,3 triliun pada 1H20. Kenaikan ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan
dari Lippo Cikarang serta pengakuan pendapatan atas serah terima Hillcrest dan Fairview Towers di
Lippo Village bersamaan dengan proyek eksisting. Untuk itu, kontribusi development revenue
terhadap total pendapatan mengalami peningkatan dari 18,0% pada 1H19 menjadi 24,7% pada 1H20. 

LPKR bukukan rugi bersih Rp1,3 triliun pada 1H20

GPM LPKR meningkat dari 36,5% pada 1H19 menjadi 38,6% pada 1H20 yang terutama disebabkan
oleh adanya penurunan beban pokok pendapatan divisi healthcare sebesar 2,6% YoY. Sedangkan
OPM perseroan mengalami penurunan dari 2,4% pada 1H19 menjadi 1,7% pada 1H20. Penurunan ini
disebabkan oleh naiknya penyusutan hingga hampir 4x lipat YoY serta beban gaji dan kesejahteraan
karyawan sebesar 25% YoY. Sementara itu pada 1H20, perseroan membukukan kenaikan nilai atas
investasi DINFRA dan laba atas pelepasan saham entitas anak masing-masing sebesar Rp233 miliar
dan Rp249 miliar. Namun, kenaikan tersebut dikompensasi oleh rugi selisih kurs sebesar Rp446 miliar
pada 1H20 dari sebelumnya laba sebesar Rp12 miliar pada 1H19 serta rugi dari entitas asosiasi dan
ventura bersama sebesar Rp144 miliar dari sebelumnya laba sebesar Rp176 miliar. Untuk itu, rugi
bersih perseroan meningkat sebesar 14,1% YoY menjadi Rp1,3 triliun pada 1H20.

LPKR bukukan marketing sales 1H20 Rp1,05 triliun

Marketing sales LPKR meningkat 26,0% YoY menjadi Rp1,05 triliun pada 1H20, setara dengan 42,9%
dari target 2020 sebesar Rp2,45 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh peningkatan prapenjualan
yang relatif tinggi pada kuartal II/2020 sebesar 64,6% YoY menjadi Rp349 miliar yang didukung oleh
penjualan proyek residensial Cendana dan Waterfront dimana Waterfront berhasil membukukan
prapenjualan sebesar Rp324 miliar yang terdiri dari 383 unit perumahan. Disamping itu, marketing
sales perseroan juga ditopang oleh penjualan di Tanjung Bunga Makassar yang meningkat 18% YoY
menjadi Rp80 miliar dan San Diego Hills yang naik 47% YoY menjadi Rp58 miliar pada 1H20. Dari sisi
lokasi, Cikarang memberikan kontribusi terbesar mencapai 51,7% dari marketing sales 1H20.

Kami memberikan rekomendasi BUY dengan target harga Rp170/saham

LPKR kembali membukukan prapenjualan yang baik ditengah terjadinya pandemi Covid-19 yang
tentunya berdampak negatif pada ekonomi dan daya beli. Realisasi marketing sales yang tinggi pada
2Q20 dan pencapaian prapenjualan Waterfront yang berada di atas target (Rp324 miliar vs Rp250
miliar), menunjukkan kemajuan pada bisnis real estate developement perseroan. Untuk itu, LPKR
tetap mempertahankan target marketing sales sebesar Rp2,45 triliun hingga 2020 yang didukung
oleh peluncuran proyek baru residensial dan proyek eksisting. Disamping itu, perseroan juga memiliki
neraca yang sehat, tercermin dari rasio net gearing yang rendah (33,6% per 1H20), yang akan
mendukung fleksibilitas dalam ekspansi. Kendati demikian, kami tetap mempertimbangkan pandemi
Covid-19 yang terus berlangsung hingga saat ini dan masih belum menunjukkan tanda-tanda
perbaikan. Pandemi itu akan memberikan tantangan baik bagi recurring income maupun
development revenue perseroan. Untuk itu, kami menurunkan target harga menjadi Rp170/saham
dari sebelumnya Rp200/saham dengan tetap mempertahankan rekomendasi BUY atas LPKR. 

Analisa dan Rekomendasi oleh Winny Rahardja, PT Valbury Sekuritas Indonesia 5 Agustus 2020

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d