IQPlus, (17/07) - PEFINDO memberikan peringkat "idAA-" kepada rencana Obligasi Berkelanjutan III PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar maksimal Rp5 triliun yang akan diterbitkan secara bertahap selama dua tahun ke depan.
Menurut keterangan yang diperoleh Jumat, dana yang diperoleh dari penerbitan tahap pertama pada tahun ini sebesar maksimal Rp1 triliun akan digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja/keperluan umum Perusahaan. Lalu, sisa tahap dari Obligasi Berkelanjutan III tersebut yang akan diterbitkan pada tahun-tahun selanjutnya akan digunakan untuk membiayai modal kerja/keperluan umum Perusahaan dan/atau pembiayaan kembali fasilitas utang Perusahaan.
Outlook untuk peringkat Perusahaan direvisi menjadi .negatif. dari .stabil. untuk mengantisipasi pengetatan antara biaya bahan baku dan harga produk petrokimia yang berkepanjangan yang terlihat dari penurunan marjin profitabilitas secara berkelanjutan dan sampai batas tertentu akan melemahan profil keuangan Perusahaan dan tidak lagi sepadan dengan kategori peringkat "idAA-".
Selama tiga tahun terakhir, profil keuangan Perusahaan mengalami tekanan akibat dari pengetatan antara biaya bahan baku dan harga produk petrokimia dan pada saat yang sama menarik tambahan utang untuk membiayai ekspansi. Pefindo juga melihat pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) telah meningkatkan tingkat ketidakpastian di regional yang memicu pelemahan kegiatan ekonomi dan juga bisa berdampak negatif kepada marjin biaya bahan baku dan harga produk petrokimia. Pada saat yang sama, PEFINDO telah menegaskan peringkat "idAA-" kepada Perusahaan, Obligasi I/2016, Obligasi Berkelanjutan I tahun 2017-2018, dan Obligasi Berkelanjutan II tahun 2018-2019.
Peringkat tersebut mencerminkan pandangan kami mengenai posisi terdepan Perusahaan dalam industri petrokimia dalam negeri yang didukung oleh sinergi dengan partner strategis, operasi yang terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas pendukung yang memadai, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Namun, sensitivitas terhadap siklus industri dan risiko terhadap volatilitas marjin antara biaya bahan baku dengan harga produk petrokimia, serta risiko yang terkait dengan ekspansi fasilitas petrokimia, dan perlindungan arus kas yang memadai membatasi peringkat Perusahaan, dalam pandangan Pefindo.
Peringkat dapat diturunkan apabila Pefindo melihat ada penurunan secara berkelanjutan dalam profil keuangan Perusahaan karena profitabilitas yang lebih lemah dari perkiraan sebagai akibat dari pengetatan antara biaya bahan baku dan harga produk petrokimia yang berkepanjangan dan/atau penarikan utang yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan. Di sisi lain, Pefindo dapat merevisi peringkat menjadi stabil apabila Perusahaan dapat memperbaiki profil keuangan karena marjin yang lebih baik antara biaya bahan baku dengan harga produk petrokimia sebagaimana tercermin dari rasio utang bersih terhadap EBITDA maksimum 2,5x dan rasio FFO terhadap utang minimum 20% secara berkelanjutan dengan masih menjaga tingkat utilisasi yang optimal. Pefindo juga ingin menekankan bahwa di dalam skenario pemeringkatan, masih belum memperhitungkan tambahan belanja modal yang didanai melalui utang untuk pembangunan konstruksi naphtha cracker kedua Perusahaan karena masih belum terdapat keputusan investasi final. (end)
Komentar
Posting Komentar