google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham TELE | Gagal Bayar Rp 3,2 T, Tiphone & 4 Anak Berstatus PKPU Langsung ke konten utama

Saham TELE | Gagal Bayar Rp 3,2 T, Tiphone & 4 Anak Berstatus PKPU

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten peritel ponsel dan voucher PT Tiphone Mobile Indonesia tbk (TELE) bersama dengan empat anak usahanya resmi berada dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara setelah perusahaan mengalami gagal bayar atas utang baik utang obligasi maupun utang bank sindikasi.

Direktur Tiphone Mobile Indonesia Meijaty Jawidjaja mengatakan sebagaimana pernyataan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menyatakan Tiphone Mobile, dan empat entitas anak yakni PT Telesindo Shop, PT Simpatindo Multi Media, PT Perdana Mulia Makmur dan PT Poin Multi Media Nusantara berada dalam keadaan PKPU Sementara selama 42 hari.

"Hal ini sehubungan dengan adanya permohonan PKPU yang terdaftar dengan nomor register 147/Pdt-Sus-PKPU/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 15 Juni 2020," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (8/7/2020).

Pengajuan PKPU di PN Jakarta Pusat itu dilakukan oleh PT Rancang Bangun Pundinusa. "Adapun mengenai perkembangan dan jadwal-jadwal di dalam proses PKPU ini akan kami informasikan lebih lanjut," kata Meijaty.

Dalam surat jawaban terpisah atas pertanyaan BEI, manajemen TELE diwakili oleh Semuel Kurniawan, Sekretaris Perusahaan TELE, menjelaskan nilai utang gagal bayar di antaranya:

Obligasi (kreditor TELE01CN3):

1. Rp 231.000.000.000, nilai bunga Rp 6.063.750.000, jatuh tempo 22 Juni 2020

2. Rp 500.000.000.000, nilai bunga Rp 14.375.000.000, jatuh tempo 19 Juni 2020

Bank Sindikasi (kreditor bank sindikasi)

1. Rp 2.500.000.000.000

- Nilai bunga Rp 25.857.000.000 dan US$ 923.348, jatuh tempo 23 Maret 2020

- Nilai bunga Rp 25.867.620.838 dan US$ 759.375, jatuh tempo 22 Juni 2020

Berdasarkan data tersebut, maka nilai total utang gagal bayar itu mencapai Rp 3,23 triliun untuk nilai pokok. Sementara itu nilai bunga untuk rupiah dari utang obligasi dan sindikasi mencapai Rp 72,16 miliar, ditambah dengan nilai bunga untuk mata uang dolar AS (US$ 1,68 juta) setara dengan Rp 23,56 miliar, maka nilai total bunga yakni Rp 95,72 miliar.

Dengan demikian, jika pokok ditambah nilai bunga maka total mencapai Rp 3,33 triliun.

"Perseroan telah menyampaikan keterbukaan informasi sehubungan dengan utang gagal bayar pada 22 Juni 2020. Adapun alasan keterlambatan dikarenakan pembuatan surat jawaban tersebut membutuhkan diskusi dari beberapa pihak manajemen terkait," jelas Semuel.

Perseroan dan penasehat keuangan masih melakukan penelaahan atas kondisi keuangan perseroan dan berfokus pada pemenuhan kewajiban-kewajiban keuangan perseroan untuk melakukan restruturisasi utang-utang perusahaan.

Pada 6 Mei perseroan sudah menunjuk PT Borrelli Walsh sebagai penasehat keuangan untuk membantu perseroan dalam proses restrukturisasi kewajiban.

"Dengan adanya proses PKPU Sementara, perseroan akan berdiskusi dengan para kreditor untuk merestrukturisasi seluruh utang dan kewajiban perseroan termasuk utang yang sudah jatuh tempo."

Dalam kesempatan terpisah, PT Bank Mega Tbk (MEGA), berkedudukan di Jakarta Selatan, selaku Wali Amanat Obligasi Berkelanjutan I Tiphone Tahap III Tahun 2017 dan Obligasi Berkelanjutan Tiphone Tahap II Tahun 2016, juga bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) yang akan digelar pada Jumat, 17 Juli 2020, pukul 10.00 di Telesindo Tower, Gajah Mada Jakarta Barat.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...