IQPlus, (29/07) - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk tetap mendampingi nasabah ultra mikro yang terdampak COVID-19 meski kinerja perseroan juga terkena imbas pandemi tersebut.
"Karena fokus melayani prasejahtera yang merupakan nasabah ultra mikro, tentunya secara alamiah pandemi ini memberi dampak terhadap kinerja perusahaan. Namun kami telah melakukan antisipasi dengan baik, seperti meningkatkan setinggi tingginya pencadangan, dengan demikian Insya Allah kami akan menyerap semua risiko yang mungkin timbul di masa mendatang sebagai akibat perlambatan pertumbuhan bisnis karena pandemi," kata Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia menuturkan, tetap menjaga optimisme masyarakat prasejahtera produktif yang menjadi fokus pelayanan BTPN Syariah adalah langkah yang dilakukan bank di tengah pandemi. Cara tersebut dinilai efektif untuk terus menyalakan semangat berusaha kepada nasabah pembiayaannya.
Optimisme dibangun melalui komunikasi intensif yang dilakukan langsung oleh "community officer", sebutan bagi petugas lapangan bank yang bertugas tidak hanya melayani transaksi perbankan nasabah, namun juga melakukan pendampingan melalui berbagai program pemberdayaan yang sejak awal pelayanan dilakukan dengan cara mendatangi langsung di sentra sentra nasabah.
Dalam situasi pandemi seperti ini, meski ada tantangan dengan pembatasan pertemuan fisik, namun petugas kami tetap membangun komunikasi melalui telepon atau pesan singkat. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana pandemi ini berdampak terhadap usaha yang mereka lakukan, kemudian saling menyemangati, membangun optimisme, dan mendengarkan keluhan serta kebutuhan mereka.
"Intinya, dalam situasi sulit ini, kami harus lebih dekat dengan nasabah kami. Dengan komunikasi tersebut terkadang muncul ide baru yang bisa digunakan nasabah untuk keluar dari keterbatasan karena pandemi. Misalnya, mencoba mengubah fokus produksi mereka," ujar Fachmy.
Salah satu contoh nasabah adalah Ai Rodiah di Cikajang Garut Jawa Barat, yang semula memproduksi seragam sekolah beralih ke produksi Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan tenaga medis.
"Tak jarang, dengan adanya ide ide baru tersebut nasabah kemudian membutuhkan penambahan pembiayaan. Jadi berbagai cara kami lakukan agar semangat mereka untuk berusaha terus menyala, inilah hal terpenting dalam melayani mereka," kata Fachmy.(end)
Komentar
Posting Komentar