google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode Langsung ke konten utama

Cara Membaca Indikator Stochastic Oscillator dengan 3 Metode

Keberadaan stochastic telah sedikit disinggung sebagai indikator oscillator yang mampu menunjukkan kondisi jenuh harga. Dulunya, banyak trader mengetahui cara membaca indikator Stochastic hanya untuk penerapan praktis. Namun sebenarnya, Stochastic terdiri dari berbagai macam komponen dan memiliki lebih dari satu manfaat. Untuk mengungkapnya, kita akan mempelajari 3 cara membaca indikator Stochastic berikut.


1. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Overbought Oversold

Cara membaca indikator Stochastic menurut fungsi ini adalah yang paling mudah. Pada dasarnya, indikator ciptaan George Lane ini memiliki dua level ekstrim, yakni 80 dan 20. Masing-masing level tersebut berperan sebagai batas overbought dan oversold. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sementara itu, cara membaca indikator Stochastic untuk mengenali oversold adalah dengan memperhatikan grafik yang sudah turun di bawah level 20.


Akan tetapi, perlu dicatat bawah Anda tidak disarankan untuk segera entry trading setelah berhasil mempraktekkan cara membaca indikator Stochastic di atas. Seringkali, sinyal tersebut tidak bisa diandalkan saat trend harga sedang kuat. Karena itu, Anda perlu mengetahui cara membaca indikator Stochastic berikutnya untuk bisa mendapatkan entry trading yang lebih terkonfirmasi.

2. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penunjuk Entry Trading

Komponen terpenting dalam cara membaca indikator Stochastic sebagai penanda entry trading adalah persilangan garis-garis sinyal. Berbeda dengan RSI yang hanya memiliki satu garis sinyal, Stochastic mempunyai dua garis dinamis yang masing-masing bernama %K dan %D.

Jika Anda menggunakan platform MetaTrader 4, maka tampilan default %K Stochastic adalah garis hijau, sedangkan garis %D tampil sebagai grafik putus-putus berwarna merah. Selain dari segi penampilan, kedua garis tersebut juga memiliki perhitungan berbeda.


Garis %K Stochastic

Mengukur tingkat perubahan harga saat ini (fast stochastic), %K dihasilkan dari perhitungan berikut:

Seumpama periode %K adalah 5, maka rumusnya adalah: 100 x (harga penutupan 5 hari - harga terendah 5 hari) / (harga tertinggi 5 hari - harga terendah 5 hari).
 

Garis %D Stochastic

Disebut juga sebagai %K yang diperhalus (slow stochastic), garis %D sebenarnya memperlihatkan nilai rata-rata (moving average) dari %K. Cara menghitungnya adalah dengan memberikan perhitungan Simple Moving Average pada nilai %K.

Lalu bagaimana cara membaca indikator stochastic untuk menemukan sinyal entry trading? Jawabnya mudah saja. Tidak jauh berbeda dari strategi trading dengan persilangan garis MA, Anda juga bisa memperhatikan crossing antara %K dan %D. Karena %K berperan sebagai fast stochastic dan %D merupakan slow stochastic, maka sinyal buy muncul ketika %K memotong %D dari bawah ke atas. Sebaliknya, sinyal sell terjadi saat %K memotong %D dari atas ke bawah.


Simak juga: Cara Baca Candlestick Mudah Video Tutorial

Jika momen persilangan ini terdapat di area overbought oversold, maka Anda bisa mendapat sinyal entry trading yang lebih terkonfirmasi. Intinya, cara membaca indikator Stochastic sebagai penunjuk entry trading adalah dengan mengenali persilangan garis %K dan %D di zona overbought oversold.



3. Cara Membaca Indikator Stochastic Sebagai Penanda Divergence

Layaknya oscillator lain yang bisa difungsikan sebagai penunjuk momentum, Stochastic merupakan salah satu indikator andalan dalam analisa divergence. Jika divergence MACD menggunakan pengukuran naik turun bar, maka cara membaca indikator Stochastic sebagai penunjuk divergence mengandalkan puncak (high) dan dasar (low) yang terbentuk dari garis-garis sinyal.


Ketika grafik Stochastic menunjukkan high atau low yang semakin menurun, maka hal itu menandakan terjadinya pelemahan momentum. Sebaliknya, cara membaca indikator Stochastic saat momentum sedang menguat adalah dengan memperhatikan peningkatan high atau low dari garis sinyal.


Dalam contoh gambar di atas, penguatan harga ditandai dengan high yang semakin meningkat. Namun sebenarnya, momentum justru sedang melemah, karena high Stochastic tampak menurun. Sesuai instruksi pada cara membaca indikator Stochastic di paragraf sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa bullish harga tidak didukung oleh momentum sesungguhnya. Dengan demikian, bisa disimpulkan jika uptrend harga akan berbalik mengikuti penurunan momentum.

Perhatikan Juga 3 Tips Penting Ini

  1. Untuk meminimalisir false signal saat menerapkan cara membaca indikator Stochastic, jangan melakukan analisa teknikal di satu time frame saja. Sebagai contoh, jika harga sedang membuat pergerakan uptrend di time frame H4, amatilah momen oversold di time frame H1 juga sebelum melakukan open buy.
  2. Selain memahami cara membaca indikator Stochastic, sebaiknya gunakan pula indikator atau metode analisa teknikal lain sebagai pendukung. Anda dapat menggunakan teknik price action, chart pattern, atau indikator lain seperti Moving Average.
  3. Anda dapat menambahkan level 50 pada indikator Stochastic. Caranya mudah, tinggal klik kanan indikator kemudian pilih "Stoch properties". Pada tab "Levels", klik "Add" lalu masukkan angka 50 dan tekan OK.Cara membaca indikator Stochastic dengan tambahan level 50 adalah:
Stochastic sudah turun dari level overbought, crossing %K dan %D juga sudah mengindikasikan sell. Meski sudah ada 2 sinyal bearish, trader belum boleh membuka posisi sell sebelum harga benar-benar turun sampai menembus level 50. Berikut ini contoh grafiknya:



Cara membaca indikator Stochastic ini bisa memfilter sinyal palsu, tapi memerlukan lebih banyak waktu untuk memastikan konfirmasi entry trading. Jika Anda termasuk trader konservatif, maka cara membaca indikator Stochastic dengan level 50 bisa diandalkan untuk meminimalisir risiko. Namun apabila gaya trading forex Anda cenderung agresif, konfirmasi sinyal open dari overbought oversold dan crossing garis saja sudah cukup.
 

Penutup

Lebih dari sekedar penanda overbought oversold, Stochastic bisa menjadi indikator multiguna. Dengan persilangan garis-garis sinyal di zona overbought oversold, Anda bisa mendapat petunjuk entry trading yang lebih terkonfirmasi. Di samping itu, Stochastic dapat menunjukkan divergence yang bisa dijadikan sebagai sinyal reversal leading. Semua itu bisa dipelajari dan diterapkan dengan mudah jika Anda menguasai cara membaca indikator Stochastic menurut masing-masing fungsinya.

Sumber:
Inbizia. WEB. "Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya". Diakses Pada 2 Juni 2020. - https://www.inbizia.com/cara-membaca-indikator-stochastic-menurut-3-macam-fungsinya-465

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memegang kontr