Anda Perlu Tahu Ini Sebelum Mulai Bermain Saham – Dilihat dari potensinya, saham menjadi salah satu alternatif pengalokasian dana masa kini yang menguntungkan untuk Anda. Saham bisa menjadi pengalokasian dana yang sangat menguntungkan jika dilakukan dengan baik dan benar.
Bermain saham membuat Anda turut menjadi salah satu pemilik perusahaan emiten (penerbit saham). Dengan adanya porsi kepemilikan Anda di sana, artinya Anda berhak atas sekian persen nilai perusahaan. Jika performa emiten bagus, untung besar bisa masuk ke kantong.
Baca Juga: Cara Menyusun Portofolio Saat Market Down
Saya yakin banyak dari Anda sudah mulai menimbang untuk berpengalokasian dana di saham. Oleh karena itu, kali ini saya mengajak Anda untuk mengenali hal-hal mendasar tentang saham sebelum Anda memutuskan untuk memulainya.
JENIS-JENIS SAHAM
Hal pertama yang harus Anda ketahui adalah jenis dari saham itu sendiri. Dengan mengetahuinya, Anda bisa memilih jenis mana yang tepat untuk menghasilkan return yang sesuai dengan harapan dan tujuan pengalokasian dana Anda.
Secara teoritis, terdapat beberapa penggolongan jenis saham berdasar indikator tertentu. Namun, saya merasa kita sebaiknya mengenal jenis saham utama yang berlaku di Indonesia saja agar tidak mengaburkan pemahaman.
Jenis saham berdasarkan hak kepemilikan
1. Common Stock/Saham Biasa
Inilah jenis mayoritas di pasar bursa. Jika memilih saham jenis ini, Anda memiliki hak untuk ikut voting di RUPS dan dividen (pembagian keuntungan perusahaan) yang tidak mutlak.
Baca Juga: 3 Cara Analisa Saham
Artinya, dividen baru akan Anda dapat jika keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) bersedia membagikan dividen tersebut (dengan besaran yang juga tidak menentu).
Dalam jenis saham ini, Anda juga memiliki hak klaim atas aset perusahaan jika terjadi likuidasi. Namun, hak klaim terbatas pada sisa terakhir aset perusahaan setelah dipotong pajak, upah karyawan, kreditur, dan pemegang saham preferen.
2. Preffered Stock/Saham Preferen
Kita bisa menyebutnya sebagai saham prioritas. Saham preferen terbilang cukup jarang di Indonesia, kalaupun ada biasanya diadakan oleh perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia Tbk., Semen Indonesia, dan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Baca Juga: 4 Cara Mendapatkan Keuntungan Dari Saham
Jika membeli saham jenis ini, Anda berhak atas fixed dividen. Fixed dividen biasanya cukup aman karena dibayar secara regular dan pembayaran dividen nya diutamakan sebelum pembayaran saham biasa.
Saat perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen berhak mendapatkan klaim aset lebih dulu dari pemegang saham biasa. Keunggulan lain saham ini, Anda bisa mengonversinya ke saham biasa serta bisa mengambil shares sewaktu-waktu.
Jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar
Kapitalisasi pasar dimaksudkan sebagai total nilai saham emiten yang beredar sesuai harga yang berlaku. Nah, berdasarkan nilai penguasaan pasar tersebut, saham terbagi atas 3 jenis berikut:
Saham papan atas (blue chip) : emiten bernilai lebih dari Rp 40 trilyun, fundamentalnya baik, kredibilitasnya tinggi, cakupan pasar luas, mapan, dan dibutuhkan orang banyak. Saham ini sifatnya stabil dan cocok untuk pengalokasian dana jangka panjang.
Saham lapis dua (second layer) : emiten bernilai Rp 1-40 trilyun, lebih fluktuatif, berada dalam tahap berkembang namun stabilitasnya sudah mendekati blue chip.
Saham lapis tiga (third layer) : emiten bernilai di bawah Rp 1 trilyun.
Dari ketiga jenis saham di atas, blue chip adalah satu-satunya saham yang layak untuk dicari untuk pasar pengalokasian dana saham di Indonesia.
Baca Juga: Investasi Saham Menurut Hukum Islam
Sebab, saham non blue chip memiliki risiko yang sangat tinggi dengan valuasi yang tidak menentu.
TINGKAT PENGEMBALIAN (RETURN) DAN RISIKO (RISK)
Hal berikutnya yang perlu Anda tahu adalah bentuk return dan risk saham. Poin ini penting agar Anda paham mengenai apa yang akan Anda dapat dan mungkin Anda korbankan saat berpengalokasian dana saham, serta bagaimana mengoptimalkannya.
Baca Juga: Cara Hitung Saham Preferen
Sebelumnya saya sudah katakan jika saham menjanjikan keuntungan besar. Untuk itu, Anda juga harus ingat bahwa keuntungan besar hanya akan didapat dengan risiko yang besar.
Sebagai gambaran, pada tahun 2013. Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi yang lebar.
Pada akhir Juni 2013, IHSG tercatat naik 8,9% (400 poin). Sepekan ke depan, ternyata IHSG langsung merosot selama 3 hari berturut-turut hingga 5% (250 poin).
Baca Juga: Cara Menghitung Beta Saham CAPM
Fluktuasi ini masih merupakan imbas krisis global ekonomi, kenaikan harga minyak, dan aksi investor asing di Indonesia pada tahun tersebut.
Return dalam saham
Tingkat pengembalian dalam saham berasal dari 2 hal, yaitu:
Capital Gain : keuntungan atas penjualan saham. Capital gain Anda dapatkan jika menjual saham saat harganya di atas harga saat Anda membelinya dulu.
Dividen : keuntungan emiten yang dibagi kepada pemegang saham sesuai keputusan RUPS. Sebagaimana saya sudah paparkan dalam bagian – jenis saham, pembagian dividen bisa tetap dan bisa pula sesuai kondisi perusahaan.
Risiko dalam saham
Saham merupakan jenis pengalokasian dana yang sangat berisiko. Pada dasarnya, permainan saham memang penuh intrik.
Baca Juga: Cara Daftar Saham Syariah Online
Banyak kondisi yang tidak terduga, sehingga seringkali orang yang sudah memiliki jam terbang tinggi berpengalokasian dana saham pun malah mencatat hasil pengalokasian dana yang tidak terlalu banyak (banyak pula yang tak terhindar dari kerugian).
Dalam saham, Anda harus siap dengan risiko utama, berikut ini:
Capital Loss : selisih negatif nilai jual saham dengan nilai beli. Sederhananya, Anda menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga belinya dulu.
Likuidasi : emiten bangkrut. Jika emiten bangkrut, Anda sebenarnya memiliki hak atas aset perusahaan sesuai porsi kepemilikan saham Anda.
Namun, jika emiten ternyata tidak memiliki aset yang tersisa (setelah melunasi hutang, pajak, dan pegawai), maka Anda harus merelakan saham saham Anda hangus tanpa mendapat pengembalian apapun.
Jika kita mengacu pada teori, ada 2 jenis risiko dalam saham; yaitu risiko sistematis dan tidak sistematis.
Risiko sistematis berasal dari pengaruh eksternal pasar secara makro, misalnya : perubahan kurs valas, suku bunga, dan kebijakan pemerintah.
Baca Juga: Cara Membaca Candlestick Saham
Sementara itu, risiko tak sistematis berasal dari dalam industri (struktur modal, struktur aset, dan likuiditas). Risiko ini masih bisa Anda tekan dengan diversifikasi pos saham.
Bagaimana cara mengakali risiko?
Sekarang Anda sudah tahu jenis-jenis saham dan potensi keuntungan / risikonya. Tapi, masih ada informasi penting yang harus Anda ketahui sebelum akhirnya berpengalokasian dana saham.
Baca Juga: Cara Cek Saham di KSEI
Informasi satu ini bahkan bisa dikatakan sebagai yang paling penting karena berkaitan dengan bagaimana cara Anda sukses berpengalokasian dana saham.
Untuk bisa sukses bermain saham, Anda harus lihai mengakali risiko yang ada. Dengan mengakali risiko, Anda bisa memperkecil tingkat kerugian serta memperbesar tingkat keuntungan.
Baca Juga: Cara Berinvestasi Saham Untuk Pemula
Dari banyak informasi yang ada, ternyata ada 4 cara utama yang diusung para ahli saham dalam mengakali risiko saham.
Cara pertama adalah diversifikasi portofolio. Cara ini sudah menjadi salah satu senjata pamungkas para ahli pengalokasian dana.
Diversifikasi artinya Anda membeli saham beberapa emiten dari industri, jenis saham, dan ukuran perusahaan yang berbeda.
Diversifikasi membuat Anda terhindar dari kerugian total. Sebab, Anda menanam saham pada perusahaan yang berbeda-beda.
Saat satu saham dari perusahaan merugi, Anda masih punya pos saham dari perusahaan lain yang tidak merugi, bahkan mungkin malah untung.
Sebab, kecil kemungkinan seluruh perusahaan dalam jenis yang berbeda akan mengalami kondisi sama dalam satu waktu.
Baca Juga: Cara Saham Disimpan di Kustodian
Kedua, tanamkan dalam pola pikir Anda bahwa saham adalah pengalokasian dana jangka panjang. Dalam jangka panjang, saham memiliki potensi menguat.
Ketika saham menurun, sebaiknya Anda menunggu sambil memantau daripada langsung memutuskan untuk menjual rugi saham Anda (dalam jangka panjang, pasar biasanya semakin membaik).
Baca Juga: Cara Kerja Saham
Jangan Anda samakan saham dengan jual beli biasa, dimana Anda langsung borong saat harga turun, dan jual habis saat harga naik demi mendapat keuntungan besar. Kuncinya, pikirkan jangka panjangnya saat mengambil keputusan.
Meskipun orang kerap menyebutnya “main saham”, jangan artikan saham sebagai sebuah permainan hura-hura. Dalam pengalokasian dana ini, Anda harus memiliki pengetahuan, intuisi, dan keterampilan yang baik saat mengelola saham.
Baca Juga: Cara Mengetahui Saham Akan Naik atau Turun
Tidak benar jika bakat dan kepekaan saja bisa membuat Anda sukses besar bermain saham. Semua tetap ada prediksi berdasarkan perhitungan dan analisis kondisinya.
Oleh karena itu, Anda harus sigap memantau saham dan segala yang berkaitan dengannya. Topik ekonomi dan bisnis harus menjadi makanan sehari-hari.
Jika perlu, Anda bisa memperdalam kesaktian berpengalokasian dana saham dengan mengikuti Sekolah Pasar Modal dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek
Selanjutnya, pastikan Anda melakukan analisis fundamental perusahaan saat hendak memilih emiten. Selidiki seluk beluk calon emiten Anda.
Bagaimana profil usahanya, laporan keuangannya, kredibilitasnya, prospek, hingga performanya di pasar modal. Sumber utama informasi ini bisa Anda akses di BEI dan dari berbagai media massa.
Baca Juga: Apakah Saham Itu Haram ? Ini Jawabannya
Saham dapat menjadi pengalokasian dana yang paling menguntungkan untuk Anda. Namun jangan lupa bahwa ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menjalani pengalokasian dana ini.
Sebelum memulai pengalokasian dana apapun, pastikan anda telah mempelajari potensi resiko dan keuntungan yang bisa Anda raih, sehingga cocok dengan tujuan pengalokasian dana anda. Jangan lupa juga untuk belajar dari pengalaman orang-orang yang pernah melakukannya. Selamat berpengalokasian dana !
Sumber:
koinworks.com. diakses pada 13 Mei 2020. Anda Perlu Tahu Ini Sebelum Mulai Bermain Saham.
Komentar
Posting Komentar