Emiten pelayaran PT Transcoal Pacific Tbk. terus berupaya mendapatkan klien baru dan fokus meneruskan pelaksanaan kontrak yang diperoleh sejak tahun-tahun sebelumnya.
Anton Ramada Saragih, Sekretaris Perusahaan Transcoal Pacific mengatakan perkembangan bisnis perseroan pada kuartal I/2020 tetap berjalan dengan baik. Emiten bersandi saham TCPI itu meneruskan pelaksanaan kontrak-kontrak yang diperoleh tahun sebelumnya dan masih berlaku pada 2020.
Anton menuturkan TCPI masih mengerjakan pengangkutan batu bara milik dua perusahaan tambang terbesar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Dua perusahaan itu menurutnya terikat kontrak jangka panjang.
Selain batu bara, lanjut dia, perseroan juga mengerjakan pengangkutan bijih nikel dan batu split di Sulawesi, pengangkutan solar industri dan CPO, serta pemberian jasa agensi dan penyediaan jasa mooring man dan spill oil response team.
Anton mengungkapkan perseroan juga memberikan layanan pengangkutan batu bara miliki pemilik tambang atau trader lainnya yang dilakukan secara spot shipment.
“Sejauh ini belum ada penundaan dan pengurangan operasional dari klien, dan kami berharap penundaan atau pengurangan tersebut tidak akan terjadi kedepan,” jelasnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Selain fokus meneruskan kontrak, dia menyebut perseroan juga terus mencari klien baru. Menurutnya, TCPI memiliki potensi mendapat kontrak baru dalam pengangkutan batu bara yang ditujukan ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru.
“Perseroan berharap kontrak ini dapat direalisasikan pada tahun ini,” imbuhnya.
Di tengah kondisi yang menantang akibat penyebaran COVID-19, Anton menuturkan perseroan berupaya agar target kinerja keuangan dapat meningkat dari tahun ke tahun.
Namun, TCPI tetap mematuhi ketentuan yang digariskan oleh pemerintah dalam upaya menghentikan penyebaran pandemi tersebut.
Dia menegaskan strategi yang digariskan oleh perseroan sejak awal tetap dilanjutkan dan dilaksanakan untuk menjaga profitabilitas tahun ini. Langkah yang ditempuh yakni dengan meningkatkan kualitas layanan angkutan kargo milik klien yang ada saat ini.
Di samping itu perseroan juga berupaya menjaga stabilitas cash flow atau likuiditas, menambah kepemilikan armada untuk mengurangi ketergantungan sewa kapal.
Upaya lainnya yaitu optimalisasi penggunaan armada, mencari sumber kargo baru, serta menjaga kepercayaan pihak perbankan.
Anton mengatakan manajemen juga sedang mempersiapkan strategi dan langkah lain yang harus ditempuh perseroan ke depan apabila pandemi COVID-19 akan berdampak buruk lebih jauh terhadap makro ekonomi termasuk munculnya kondisi kahar seperti penundaan atau pengurangan operasional serta negosiasi ulang harga dari klien.
“Agar perseroan tetap dapat mempertahankan kegiatan usahanya, dalam hal ini, perseroan akan melakukan aktivitas efisiensi di segala lini bisnis perusahaan dan sehubungan operasional angkutan laut perseroan mendapatkan dukungan dari kapal-kapal sewa milik pihak ketiga maka yang pertama dilakukan oleh perseroan adalah pengurangan armada sewa perseroan,” paparnya.
Komentar
Posting Komentar