google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo PT Mandala Multifinance Tbk Prospeknya Negatif | Saham MFIN Langsung ke konten utama

PT Mandala Multifinance Tbk Prospeknya Negatif | Saham MFIN

IQPlus, (06/04) - PEFINDO merevisi prospek peringkat PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) menjadi "negatif" dari sebelumnya "stabil". PEFINDO menegaskan peringkat kredit korporasi PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) dan Obligasi Berkelanjutan III Mandala Finance yang masih beredar di "idA".

Menurut keterangan yang diperoleh Senin, revisi ini mencerminkan kekhawatiran PEFINDO terkait penyebaran COVID-19 yang akan berdampak signifikan terhadap industri pembiayaan dalam hal pertumbuhan, kualitas aset, dan profitabilitasTanpa pembiayaan baru yang signifikan, sumber arus kas masuk sebagian besar akan berasal dari angsuran piutang pembiayaan yang juga rentan terhadap penurunan kualitas aset dalam kondisi ekonomi yang lemah.

Pada gilirannya, hal ini akan meningkatkan paparan pada risiko pembiayaan kembali untuk utang yang jatuh tempo, sehingga perusahaan-perusahaan pembiayaan menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pendanaannya di tengah risiko likuiditas.

Perusahaan-perusahaan pembiayaan independen lebih terpapar pada risiko tersebut dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki tautan pemegang saham ke perbankan yang memiliki keunggulan kompetitif dan akses ke pendanaan yang lebih stabil, menurut pandangan kami. Meskipun POJK 11/POJK.03/2020 yang baru dirilis memungkinkan perusahaan pembiayaan untuk merestruktur akun-akun yang terdampak COVID-19 untuk dapat mempertahankan rasio kualitas aset mereka, implementasinya juga memungkinkan terjadinya risiko moral hazard, di mana debiturdebitur yang tidak terpengaruh juga tidak melakukan pembayaran angsuran. 

Jika penyebaran COVID-19 ini berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, hal ini akan berdampak signifikan terhadap profil kredit Mandala Finance, mengingat sekitar 74% dari debitur Perusahaan adalah pekerja deng n pendapatan tidak tetap dari segmen berpenghasilan rendah ke menengah. Kami melihat segmen tersebut memiliki risiko tinggi dalam hal ketidakpastian kinerja pembayaran angsuran, terutama di tengah menurunnya kondisi ekonomi.

Walaupun Perusahaan membukukan lebih dari 80% dari portofolio pembiayaannya di wilayah luar Jawa yang dampak dari penyebaran COVID-19 belum terlalu signifikan dibandingkan di wilayah Jawa, kami mengantisipasi dampak tersebut akan bertambah besar dalam jangka pendek. Namun, sebagian dari risiko tersebut dimitigasi oleh kebijakan pembiayaan dan pengendalian pembayaran angsuran Mandala Finance yang ketat. 

BisnisPerusahaan yang menghasilkan marjin tinggi serta leverage yang konservatif juga akan memberikan dukungan tambahan bagiMandala Finance dalam memenuhi kewajiban keuangannya. PEFINDO akan terus memantau secara ketat perkembangan dari dampak COVID-19 ke kinerja Perusahaan.(end)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...