google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham BUMN yang Paling Menarik Dikoleksi Langsung ke konten utama

Saham BUMN yang Paling Menarik Dikoleksi

Bisnis.com, JAKARTA – Meski mengalami penurunan sepanjang tahun berjalan, emiten penghuni indeks BUMN 20 dinilai masih sangat layak untuk dikoleksi. Terlebih dengan adanya rencana buyback sejumlah emiten di indeks ini.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan recana buyback untuk saham-saham BUMN adalah langkah strategis yang tepat untuk memulihkan dan merestorasi kepercayaan diri investor, khususnya para investor lokal.

Menurutnya, hal ini akan berdampak positif karena para pemerintah hadir saat pasar finansial mengalami tekanan dislokasi, atau koreksi berlebihan yang tidak menggambarkan kondisi fundamental emiten-emiten pelat merah.

“Kepercayaan investor publik perlu di-upgrade alias di-support penuh supaya investor masih percaya dengan iklim investasi pasar modal di indonesia,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (10/3/2020).

Janson menambahkan dari penghuni indeks ini, emiten pelat merah yang bergerak di lini bisnis perbankan, pertambangan, dan telekomunikasi, memiliki posisi neraca keuangan yang paling baik. Hal ini terlihat dari posisi kas kuat dan tingkat utang yang tidak terlalu tinggi.

Menurutnya, apabila emiten tersebut berencana melakukan buyback, hal itu akan menunjukkan kepercayaan diri manajemen dengan prospek bisnis mereka ke depan. Namun, dia mengingatkan bahwa proses buyback biasanya berlangsung selama beberapa bulan dalam batas harga tertentu.

Dia menambahkan, hanya saham BBRI, BMRI, dan BBNI, dari sektor perbankan pelat merah yang layak dikoleksi. Dari sektor pertambangan hanya saham PTBA yang layak dikoleksi, dan dari sektor lainnya adalah TLKM. Adapun, sektor konstruksi seperti WIKA, PTPP, dan ADHI, tidak cukup menarik.

“Hanya sektor bank, pertambangan, dan telekomunikasi yang menarik, simply karena faktor balance sheet tadi, kas melimpah dan utang managable. So, having said that, konstruksi tidak menarik,” ujarnya.

Dia mengatakan pergerakan indeks BUMN 20 ke depan akan sejalan dengan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Dengan level resistant IHSG hanya sampai 5.350—5.450, lanjutnya, potensi upside saham BUMN 20 dalam jangka menengah hanya sekitar 2 persen—3 persen.

Menurutnya, potensi upside tersebut bukanlah poin paling penting saat ini. Dia mengatakan bahwa langkah yang lebih penting saat ini adalah hadirnya pemerintah dengan melakukan buyback untuk meningkatkan kepercayaan diri investor.

“Buyback lebih kepada faktor psikis, building confidence bahwa manajemen yakin prospek kinerja untuk beberapa tahun kedepan. Buyback dilakukan karena manajemen percaya koreksi harga saham tidak mencerminkan fundamental sesungguhnya, dan manajemen percaya bahwa perusahaaan undervalued,” jelasnya.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...