Arviyan mengatakan meski penandatanganan final perjanjian kerja sama pembangunan gasifikasi untuk PTBA di Amerika Serikat tertunda akibat wabah virus corona namun proses bisnisnya terus berlanjut.
"Saya tegaskan soal gasifikasi enggak berkaitan dengan corona jadi tetap proses jalan terus. Kalau pun terganggu hanya masalah kita pergi penandatanganan administrasi saja," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa.
Arviyan menyatakan proses pembangunan industri gasifikasi yang dilakukan melalui kerja sama antara PT Bukit Asam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals Inc itu akan masuk ke tahap Engineering Procurement Construction (EPC).
"Segera kita bangun, kita laksanakan. Sekarang kita lagi mulai dengan EPC jadi tidak ada hubungan antara corona dengan keberlanjutan dari industri gasifikasi ini," ujarnya.
Ia menyebutkan hilirisasi menggunakan teknologi gasifikasi ini nantinya tidak hanya akan mengkonversi batu bara muda menjadi Dimethyl Ether (DME) saja, melainkan berbagai produk lain yang memiliki nilai tinggi.
"Produk utamanya DME tapi selain itu juga kita bikin etanol dan produk untuk sesi lainnya yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. Nah ini lagi kita kaji mana yang paling optimal," katanya.
Arviyan mengatakan lokasi gasifikasi batu bara tersebut dilakukan di tambang Tanjung Enim karena dinilai lebih layak dibandingkan tambang Peranap.
"Tanjung Enim. (Panarap) di hold dulu karena dari sisi kelayakan kan lebih layak di Tanjung Enim," ujarnya.(end)
Komentar
Posting Komentar