IQPlus, (24/02) - PT IndofarmaTbk (INAF) menyambut baik kunjungan pabrik anggota Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) di Cikarang Barat, Bekasi (21/2). Kunjungan ini menjadi momen penting bagi Perseroan karena selain mengenalkan fasilitas produksi herbal yang telah bersertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Sertifikat Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) dan Sertifikat Halal, sekaligus menjadi ajang membuka potensi kerjasama dengan para pengusaha Jamu yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Indofarma juga telah melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) dalam hal penelitian dan pengembangan terhadap kekayaan sumber daya alam Indonesia yang berpotensi menumbuhkan industri jamu atau herbal di tanah air.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto, menuturkan bawah kegiatan ini menjadi high priority target pasar atas produk ekstrak maupun toll manufacturing PT Indofarma Tbk. Perusahaan berkomitmen untuk menyediakan bahan baku ekstrak yang mempunyai kualitas terjamin sesuai standard yang berlaku.
"Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat khsusnya anggota GP Jamu, bahwa perusahaan juga punya herbal tidak hanya fokus ke farma dan alak kesehat (alkes) saja. Artinya Indofarma siap untuk mendukung industri herbal di indonesia terutama GP Jamu, jika membutuhkan ekstrak dari kami,"katanya.
Arief mengaku, utilisasi pabrik herbal perusahaan hingga saat ini masih sangat rendag atau baru sekitar 25%-30% dari total produksi sebesar 100 ton per tahun. "Ruang masih sangat besar, oleh karena itu kami akan optimalkan, target kami kedepan bisa 100%,"tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Pertiwi dalam kunjunganya mengungkapkan bahwa pihaknya berharap bisa bekerjasama dengan Indofarma lebih luas lagi. Pasalnya, kerjasama dengan Indofarma memiliki berbagai keuntungan, diantaranya ketersediaan bahan baku jamu yang memiliki berbagai sertifikasi standar tinggi yang diperlukan oleh industri jamu untuk memasarkan produknya di jangkauan lebih luas seperti ekspor.
"Seperti perizinan, sertifikasi CPOTB dan IEBA sampai produksi ekstrak, tidak semua industri jamu punya itu. Indofarma punya lengkap, artinya kami bisa mendapatkan bahan baku kami dari Indofarma. Kami juga melihat mesin - mesin di pabrik ini bagus- bagus, sayang kalau tidak di optimalkan," ujarnya.
Bahkan harapan Dwi Ranny Pertiwi, pihak Indofarma dapat membuatkan obat stamina pria (obat kuat) yang nantinya bisa di pasarkan keluar negeri oleh GP Jamu. "Itu (obat kuat) pasarnya besar, karena setiap saya bertemu dengan partner kami di luar negeri permintaannya itu khususnya ekstrak,"jelasnya.
Sebagai catatan saja, sampai dengan saat ini jumlah industri obat tradisional sebanyak 1.127 terdiri dari Industri Obat Tradisional, Industri Kecil Obat Tradisional dan Usaha Kecil Obat Tradisional dengan potensi pasar diproyeksikan pada tahun 2030 sebesar Rp30 triliun, sehingga seiring dengan pertumbuhan pasar obat tradisional maka kebutuhan bahan baku ekstrak akan mengalami peningkatan. (end/as)
Komentar
Posting Komentar