IQPlus, (14/02) - Fitch Ratings Indonesia telah menegaskan Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) di .AA-(idn). dengan Outlook Stabil. Fitch juga telah mengafirmasi semua peringkat obligasi rupiah Alfamart di .AA-(idn)..
Afirmasi ini berdasarkan ekspektasi Fitch bahwa perusahaan akan mempertahankan profil keuangannya dalam jangka menengah, meskipun kembali melakukan ekspansi toko. Perusahaan memperlambat dan merasionalisasikan ekspansi tokonya di 2018 di tengah tingkat konsumsi yang melemah, yang berdampak pada membaiknya margin EBITDA. Tetapi, kami memprediksi margin EBITDA akan kembali tertekan dalam tingkat moderat dalam dua hingga tiga tahun mendatang yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pembukaan toko-toko baru, terutama di pinggiran kota dan pedesaan yang memiliki tingkat konsumsi lebih rendah dari jaringan toko yang telah ada saat ini. Alfamart perlu memperlihatkan kemampuannya untuk menyeimbangkan perbaikan margin EBITDA yang berkelanjutan di saat perusahaan mengeksekusi rencana ekspansinya dan mempertahankan pangsa pasarnya, sebelum kami mempertimbangkan untuk menaikkan peringkat.
FAKTOR-FAKTOR PENGGERAK PERINGKAT
Metrik Kredit Stabil: Kami memperkirakan FFO adjusted net leverage Alfamart (yang telah disesuaikan dengan sewa dibayar di muka) untuk tetap berada di bawah 2,0x di 2020. Margin EBITDA akan berada di kisaran 5,5%-6,0% dalam jangka menengah karena strategi ekspansinya yang lebih berhati-hati dibandingkan pesaingnya akan berlanjut. Kami memprediksi strategi .cluster toko. Alfamart yang telah dimulai di 2018 akan menopang profitabilitas dalam beberapa tahun mendatang di mana konsep ini bertujuan untuk menyesuaikan persediaan toko dengan pola permintaan yang lebih spesifik dengan lokasinya. Cluster toko telah menopang kenaikan pendapatan harian rata-rata campuran per toko menjadi IDR12 juta di 2018 dari sekitar IDR11 juta di 2015-2017.
Ekspansi Toko Dimulai Kembali: Kami memprediksi Alfamart akan menambahkan sekitar 700 toko (bersih) per tahun dari 2020 hingga 2023 dengan pertumbuhan penjualan sebesar 6%-8% dan same-store sales growth (SSSG) dipertahankan di 2%-3% pada periode ini. Penambahan toko bersih Alfamart turun menjadi 240 toko di 2018 dari 1.290 toko di 2017 karena perusahaan fokus untuk menutup toko-toko yang tidak menghasilkan keuntungan dan memperkenalkan cluster toko.
Sebagai akibatnya, pangsa pasar perusahaan tertinggal dari pesaing utamanya, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), namun margin EBITDA membaik menjadi 6,1% di 2018 dari 5,6% di 2017 dan SSSG membaik menjadi 3,3% dari -1,2%. Alfamart mempercepat penambahan tokonya di 2019 untuk merebut kembali pangsa pasar dan diperkirakan akan memiliki penambahan toko bersih sebesar 746 toko.
Pergeseran Konsumen ke Minimarket: Alfamart akan terus mendapatkan manfaat dari pergeseran preferensi konsumen ke toko serba-ada yang lebih kecil atau minimarket dari supermarket dan hypermarket. Hal ini didukung oleh lebih dekat dan lebih mudahnya berbelanja di minimarket. Penjualan kebutuhan pokok domestik minimarket tumbuh sebesar 12,9% pada periode 9M19 sedangkan penjualan supermarket dan hypermarket turun sebesar 5,8% pada periode yang sama, menurut survei Nielsen Retail. (end)
Komentar
Posting Komentar