KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT United Tractors Tbk (UNTR) memasang target konservatif untuk penjualan alat berat. Investor Relations United Tractors Ari Setiawan mengatakan, tahun ini UNTR menargetkan dapat menjual alat berat sekitar 2.900 unit.
“Target penjualan alat berat tahun 2020 sekitar 2.900 unit,” ujar Ari kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).
Ari melanjutkan, target ini dipasang dengan pertimbangan prospek industri pertambangan khususnya komoditas batubara yang masih stagnan, sama seperti tahun lalu.
Meski demikian, ia memperkirakan penjualan tahun ini sebagian besar masih akan disumbang oleh sektor pertambangan. Jumlahnya diperkirakan tidak jauh beda dengan tahun lalu.
Pada November 2019, entitas Grup Astra ini menjual 109 unit alat berat Komatsu. Angka penjualan ini merupakan yang terendah sejak Januari 2018. Sebelumnya, rekor jumlah penjualan alat terendah dicatatkan pada penjualan Oktober 2019 sebesar 166 unit.
Jika diakumulasikan, penjualan alat berat UNTR, anggota indeks Kompas100 ini, pada periode 11 bulan pertama tahun 2019 mencapai 2.843 unit. Realisasi ini turun 36,8% dibandingkan penjualan periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 4.502 unit.
Dari 2.843 unit alat berat yang berhasil terjual, 1.194 unit atau 42% di antaranya dijual ke sektor pertambangan dan 853 unit dijual ke sektor konstruksi. Sebanyak 16% atau 455 unit merupakan penjualan ke sektor kehutanan dan 12% sisanya merupakan penjualan ke sektor agribisnis.
Untuk diketahui, pada awal 2019 emiten penghuni indeks Kompas100 ini optimis dapat menjual 4.000 unit alat berat. Namun, pada Agustus 2019 UNTR merevisi target ini menjadi 3.600 unit.
Pada November 2019, UNTR kembali merevisi target penjualan menjadi 3.200 alat berat. Terakhir, UNTR menargetkan menjual 2.900 unit–3.000 unit alat berat pada tahun 2019.
Selain itu, UNTR juga memangkas target penjualan emas dari tambang Martabe. Jika tahun lalu UNTR menargetkan menjual 400.000 ons emas, maka tahun ini UNTR menargetkan menjual 360.000 ons hingga 370.000 ons emas.
Ari mengatakan, hal ini karena emas yang dikeruk pada tahun ini diambil pada lapisan yang lebih dalam. Biasanya, kandungan (grade) emasnya akan lebih rendah,
“Sehingga sekalipun jumlah material (ore) yang diproses sama/sesuai dengan kapasitas processing plant, maka produksi emasnya akan lebih rendah,” pungkas Ari.
Komentar
Posting Komentar