google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham GIAA | Garuda Batal Terbitkan Sukuk US$ 900 Juta Langsung ke konten utama

Saham GIAA | Garuda Batal Terbitkan Sukuk US$ 900 Juta


JAKARTA, investor.id - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan batal menerbitkan sukuk senilai US$ 900 juta, yang rencananya digunakan untuk refinancing utang-utang yang dimiliki oleh perseroan. 

Laporan keuangan yang belum selesai menjadi penyebab utama batalnya aksi korporasi tersebut. Plt Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan, pihaknya harus membatalkan rencana emisi sukuk disebabkan oleh belum selesainya laporan keuangan limited review, atau lampiran keuangan audit perseroan sampai dengan tanggal pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). "Meskipun penerbitan sukuk tersebut batal, saat ini masih melakukan pengkajian alternatif pendanaan lain untuk memastikan tetap terealisasinya tujuan refinancing utang keuangan yang jatuh tempo dalam satu tahun. Namun, dengan tetap mematuhi ketentuan yang berlaku," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (5/1). 

Fuad Rizal menambahkan, pada 2020, Garuda Indonesia akan fokus melakukan reprofiling utang yang saat ini memiliki total outstanding sekitar US$ 850 juta. Menurut Fuad, utang tersebut terdiri atas sukuk global senilai US$ 500 juta yang jatuh tempo 2020, dan sekitar US$ 400 juta merupakan utang jangka pendek dari modal kerja. “Aksi reprofiling ini untuk mengurangi beban jangka pendek menjadi jangka panjang,” ujarnya. 

Salah satu langkah perseroan dalam mengantisipasi hal tersebut adalah penggalangan dana hingga US$ 900 juta. Ada tiga opsi yang dijajaki, yakni penerbitan sukuk global hingga US$ 750 juta, private placement obligasi dengan nilai sebesar US$ 750 juta, atau skema peer to peer lending dengan nilai sekitar US$ 500 juta. Fuad belum dapat mengungkapkan opsi mana yang paling berpeluang untuk dieksekusi. Pasalnya, perseroan akan meminta izin terlebih dahulu kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Januari 2020. 

RUPSLB tersebut juga bakal menetapkan susunan baru manajemen perseroan menggantikan lima direksi yang dicopot oleh Kementerian BUMN. Targetkan Untung Dalam rencana kegiatan dan anggaran tahunan (RKAT) Garuda Indonesia tahun ini, manajemen semula menargetkan laba bersih sebesar US$ 71 juta dan pendapatan US$ 5,4 miliar. 

Fuad Rizal mengatakan, pada kuartal III-2019, ada impairment karena sejumlah transaksi. Dia mencontohkan, berakhirnya kerja sama perseroan dengan Sriwijaya Air Group yang terjadi baru-baru ini. Alhasil, perseroan belum dapat memastikan apakah target dalam RKAT 2019 bisa tercapai atau tidak. 

“Profit perseroan sedang diaudit oleh PWC (kantor akuntan publik). Saya belum bisa bicara soal profitability lebih jauh. Tapi, kuartal IV ini bisa dikatakan tetap untung,” kata dia kepada Investor Daily. Lebih lanjut perseroan berencana memperbaiki beberapa rute internasional. 

Strategi perseroan adalah memaksimalkan networking dengan aliansi Sky Team maupun non-aliansi. Selain itu, perseroan juga akan mendorong bisnis kargo dan logistik, guna mengantisipasi iklim usaha industri penerbangan yang semakin kompetitif.  “Dari sisi efisiensi, kami akan terus lakukan program perpanjangan sewa pesawat. Tahun depan, Garuda juga tidak ada belanja modal, yang ada hanya biaya pemeliharaan dan biaya yang harus kita bayarkan ke lessor (perusahaan leasing) karena perpanjang sewa operasi,” jelas dia.  

Sementara itu pada 2020 emiten berkode GIAA ini siap mendatangkan empat pesawat Airbus baru dengan jenis A330-900, pesawat tersebut adalah hasil pemesanan yang dilakukan perseroan sebelumnya pada tahun 2015. Artinya, sejak 2015. Adapun perseroan membatalkan seluruh pemesanan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 dengan alasan keselamatan dan pelayanan penerbangan. 

Sebagai informasi hingga kuartal III-2019, emiten yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut membukukan pendapatan US$ 3,54 miliar, naik 10% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 3,22 miliar. Adapun pada kuartal III-2019 saja, perseroan mengantongi pendapatan US$ 1,34 miliar, naik 10,3% dibandingkan kuartal III-2018 sebesar US$ 1,22 miliar.  

Sementara itu, perseroan berhasil mencetak laba bersih US$ 122,8 juta hingga kuartal III-2019 atau membaik dari rugi bersih pada periode sama tahun lalu US$ 110,2 juta. Selama kuartal III-2019 saja, perseroan membukukan laba bersih US$ 99 juta, meroket 2.554% dibandingkan kuartal III-2018 sebesar US$ 3,7 juta.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...