google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham EXCL | Fitch Ratings Beri Peringkat PT XL Axiata Tbk Langsung ke konten utama

Saham EXCL | Fitch Ratings Beri Peringkat PT XL Axiata Tbk


IQPlus, (18/12) - Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Issuer Default Rating (IDR) Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Lokal dari operator asing PT XL Axiata Tbk (XL) di 'BBB'. Pada saat bersamaan, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang di 'AAA (idn)'. Outlook adalah Stabil.

Menurut keterangan yang diperoleh Rabu disebutkan, dukungan Axiata Melandasi Peringkat: Peringkat 'BBB' XL mencerminkan kekuatan kredit dari 66% induknya, Axiata Group Berhad (Axiata) yang berbasis di Malaysia, berdasarkan pada hubungan keseluruhan yang kuat antara kedua entitas. Penilaian kami terhadap kekuatan kredit Axiata meliputi ekspektasi bahwa grup akan terus mengelola kebutuhan investasi sambil menjaga profil kreditnya. Investasi tinggi, pengembalian pemegang saham, serta risiko valuta asing dan peraturan di pasar negara berkembang, akan memberikan tekanan pada arus kas bebas Axiata, meskipun terdapat peningkatan EBITDA di 9M19. Fitch kemungkinan akan mengambil tindakan pemeringkatan negatif jika Axiata tidak dapat mempertahankan kekuatan kreditnya, yang akan mengakibatkan pada tindakan pemeringkatan serupa terhadap XL.

Fitch memperkirakan funds from operations (FFO) adjusted net leverage XL menjadi sekitar 3,0x pada 2019 dan 2020 (2018: 3,3x), karena arus kas operasional tertinggal dari pengeluaran investasi. Strategi kepemimpinan data XL akan menjaga belanja modal tetap tinggi, dan kewajiban sewa yang lebih tinggi dari upaya fiberisasi kemungkinan akan meningkatkan tingkat utang. Hutang XL (termasuk kewajiban sewa) pada akhir September 2019 adalah IDR26 triliun, yang setengahnya merupakan kewajiban sewa. Kami juga memperkirakan pembayaran dividen akan dilanjutkan pada 2020, berdasarkan pembayaran 30% dari laba bersih yang dinormalisasi. Hasil dari penjualan menara potensial dapat meningkatkan likuiditas XL, tetapi karena Fitch memperlakukan sewa modal sebagai hutang, ini otomatis akan mengurangi leverage.

Pertumbuhan pendapatan XL kemungkinan berkisar pada tingkat satu digit menengah hingga atas pada 2019-2021, didorong oleh perolehan pangsa pendapatan dan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) yang lebih tinggi dari kegiatan yang meningkat. Ini harus membantu mengimbangi kontribusi margin yang lebih rendah dari pasar di luar Jawa dan biaya bunga yang lebih tinggi. Pendapatan naik 11% di 9M19 yoy dan EBITDA meningkat 19%. Manajemen merevisi pedoman 2019 pada November untuk tumbuh lebih cepat dari industri, dan memperluas margin EBITDA mendekati 40% (9M19: 39,3%). (end)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...