Apa itu Saham?
Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.
Saham pada umumnya dijual dan dibeli di bursa saham. Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.
Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.
Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegang saham itu merupakan pemilik perusahaan penerbit.
Apa Maksudnya Memiliki Perusahaan dengan Membeli Saham?
Kepemilikan terhadap perusahaan ini ditentukan oleh jumlah saham yang dimiliki seseorang relatif terhadap jumlah saham yang beredar. Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki 1.000 saham beredar dan seseorang memiliki 100 saham, orang itu berarti sudah memiliki dan mendapatkan hak 10% dari aset dan pendapatan perusahaan.
Pemegang saham sebenarnya tidak benar-benar memiliki perusahaan, mereka hanya memiliki saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Maksudnya adalah kantor perusahaan yang penuh dengan kursi dan meja milik perusahaan, dan bukan milik pemegang saham.
Hal ini penting untuk diketahui karena properti perusahaan secara hukum dipisahkan dari properti pemegang saham, yang membatasi tanggung jawab perusahaan dan pemegang saham. Jika perusahaan bangkrut, hakim dapat memerintahkan semua asetnya dijual - tetapi aset pribadi yang berupa saham ini tidak kena.
Pengadilan bahkan tidak bisa memaksa untuk menjual saham, tetapi nilai saham akan turun secara drastis. Demikian juga, jika pemegang saham utama bangkrut, dia tidak bisa menjual aset perusahaan untuk membayar kreditornya.
Jenis-jenis Saham
Jenis Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
Saham dapat diklasifikasikan berdasarkan kapitalisasi pasar perusahaan, yang merupakan total kepemilikan saham suatu perusahaan. Ini dihitung dengan mengalikan harga saat ini dari saham perusahaan dengan jumlah total saham yang beredar di pasar. Di bawah ini adalah jenis-jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar.
Large Cap Stocks
Biasanya terdiri dari perusahaan Blue-chip yang merupakan perusahaan mapan dengan cadangan uang tunai dalam jumlah besar yang mereka miliki. Sangat menarik untuk perhatikan bahwa ukuran yang lebih besar dari perusahaan Large Cap tidak berarti mereka tumbuh lebih cepat.
Faktanya adalah perusahaan Small Cap cenderung mengungguli mereka dalam jangka waktu yang lebih lama. Tetapi saham-saham berkapitalisasi besar itu hadir dengan manfaat yang memungkinkan para investor untuk memperoleh dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham-saham Small Cap dan Mid Cap.
Mid Cap Stocks
Ini adalah saham dari perusahaan menengah yang memiliki kapitalisasi pasar menengah. Perusahaan-perusahaan ini memiliki nama yang dikenal baik di pasar. Perusahaan ini mempunyai potensi pertumbuhan, serta stabilitas yang biasanya disukaioleh trader berpengalaman di pasar saham. Perusahaan-perusahaan Mid Cap memiliki rekam jejak pertumbuhan yang stabil dan sangat mirip dengan saham-saham Blue Chip. Dalam jangka panjang, saham jenis ini berkembang dan tumbuh dengan baik.
Small Cap Stocks
Saham Small Cap memiliki nilai kapitalisasi terkecil di pasar dibandingkan dengan saham yang lain. Saham ini milik perusahaan kecil yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan memiliki potensi pertumbuhan yang baik di masa depan.
Investor tidak tertarik dengan dividen saham jenis ini. Investor biasanya membeli saham ini karena volatilitas harga, dan dapat membuat keuntungan yang signifikan dengan itu.
Sebagai seorang investor kita bisa membeli saham jenis ini karena saham-saham ini mempunyai harga murah karena masihtahap awal perusahaan. Akan tetapi, tidak ada kepastian tentang bagaimana perusahaan akan survive di pasar karena mereka relatif baru.
Jenis Saham Berdasarkan Kepemilikan
Common Stocks (Saham Biasa) dan Preferred Stocks (Saham Preferen)
Saham Preferen menawarkan kepada investor sejumlah dividen tetap setiap tahun, ini tidak seperti saham biasa.
Harga Saham Preferen tidak volatile seperti Saham Biasa. Saham Preferen mendapat manfaat dari prioritas ketika perusahaan memiliki kelebihan uang untuk didistribusikan. Pada saat likuidasi perusahaan, adalah kreditor perusahaan, pemegang obligasi, pemegang surat hutang yang mendapatkan prioritas daripada pemegang saham preferen.
Saham Hibrida
Ada perusahaan yang menawarkan Saham Preferen dengan pilihan untuk mengubahnya menjadi Saham Biasa, dengan persyaratan, pada titik waktu tertentu. Ini dikenal sebagai Saham Hybrid, yaitu Saham Preferen yang dapat dikonversi dan mungkin atau mungkin tidak memiliki hak suara.
Stocks with embedded derivative options
Saham yang datang dengan opsi turunan tertanam berarti bahwa saham itu dapat 'callable' atau 'putable' dan tidak tersedia secara umum. Saham 'callable' memiliki opsi untuk dibeli kembali oleh perusahaan dengan harga tertentu pada titik waktu tertentu. Demikian pula, 'saham putable' menawarkan pemegangnya untuk menjualnya kepada perusahaan dengan harga dan waktu tertentu.
Jenis Saham Berdasarkan Pembayaran Dividen
Growth Stocks
Saham-saham ini tidak membayar dividen tinggi karena perusahaan lebih suka menginvestasikan kembali pendapatannya agar dapat tumbuh lebih cepat. Oleh karena itu, saham ini disebut Growth Stocks atau Saham Pertumbuhan.
Nilai saham perusahaan naik dengan tingkat pertumbuhan cepat yang pada gilirannya memungkinkan investor untuk mendapatkan keuntungan melalui kenaikan harga yang lebih tinggi. Ini sangat cocok untuk para investor yang mencari potensi pertumbuhan jangka panjang. Perlu diketahui, saham jenis ini mempunyai risiko lebih tinggi.
Income Stocks
Dibandingkan dengan Growth Stocks, Income Stocks membagikan dividen yang lebih tinggi dalam kaitannya dengan harga saham. Dividen yang lebih tinggi berarti pendapatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, saham jenis ini disebut denganIncome Stocks atau Saham Penghasilan.
Income Stocks merupakan saham dari perusahaan yang stabil yang mampu memberikan dividen yang konsisten tetapi ini juga merupakan perusahaan yang tidak menjanjikan pertumbuhan yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa harga saham perusahaan tersebut mungkin tidak naik banyak.
Income Stocks adalah saham salah satu saham pilihan investor. Ini adalah investasi yang baik bagi para investor yang mencari sumber pendapatan sekunder melalui saham yang relatif berisiko rendah.
Pendapatan dividen dalam Income Stocks tidak dikenakan pajak dan dengan demikian bagus untuk investor profil risiko rendah yang menginginkan investasi jangka panjang.
Anda bisa menggunakan Dividend Yield untuk menemukan saham seperti jenis Income Stocks yang menawarkan dividen tinggi. Dividend Yield adalah ukuran penghasilan yang akan Anda dapatkan sebagai investor (penghasilan per saham) dari investasi Anda.
Angka Dividend Yield ini dapat didapatkan dengan membagi dividen dengan harga saham yang diumumkan. Dividend Yield ditulis dalam bentuk persentase. Misalnya, jika harga saham IDR 1000 dan memberikan dividen IDR 50 per saham, hasilnya berarti 5 persen.
Jenis Saham Berdasarkan Fundamental
Investor yang percaya bahwa harga saham harus sama dengan nilai intrinsik saham perusahaan, membandingkan harga saham dengan komponen seperti PER, laba perusahaan, dll untuk mencapai pada nilai intrinsik per saham. Metode ini namanya Value Investing.
Overvalued Shares (Saham yang dinilai terlalu tinggi)
Ini adalah saham dengan harga yang melebihi nilai intrinsik dan dianggap harganya terlalu tinggi
Undervalued Shares (Saham yang dinilai rendah)
Jenis-jenis saham ini populer di kalangan Value Investor karena mereka percaya bahwa harga sahamnya akan naik di masa depan.
Jenis Saham Berdasarkan Risiko
Beta Stocks (Saham Beta)
Beta atau ukuran risiko diperoleh dengan menghitung volatilitas harga saham. Beta bisa bernilai positif atau negatif. Ini menunjukkan apakah bergerak selaras dengan pasar atau menentangnya.
Semakin tinggi beta, semakin tinggi hasil bagi risiko dari saham. Artinya apabila nilai beta lebih dari 1 itu berarti bahwa saham lebih stabil dari pada pasar. Banyak investor dengan pengetahuan tentang ukuran ini menggunakannya untuk membuat keputusan investasi mereka.
Blue Chip Stocks (Saham Blue Chip)
Saham Blue Chip adalah saham perusahaan-perusahaan yang memiliki kewajiban lebih rendah dan pendapatan stabil dan yang membayar dividen secara reguler. Perusahaan yang termasuk di dalamnya adalah perusahaan yang sangat besar dan dan mungkin sudah terkenal. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang kinerja keuangan yang baik dan merupakan pilihan yang bagus untuk Investor yang mencari jalan investasi yang lebih aman.
Jenis Saham Berdasarkan Tren Harga
Defensive Stocks (Saham Defensif)
Defensive Stocks merupakan saham yang tidak begitu terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan lebih disukai ketika kondisi pasar buruk. Perusahaan makanan dan minuman adalah contoh umum.
Cyclical Stocks (Stok Siklis)
Cyclical Stocks merupakan saham perusahaan yang nilainya sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Saham ini mempunyai fluktuasi nilai harga yang tinggi. Jenis saham ini tumbuh dengan cepat selama siklusnya sedang booming tetapi pertumbuhannya melambat ketika ekonomi sedang lambat. Saham otomotif termasuk dalam kategori ini.
Keuntungan Investasi Saham
1. Keuntungan dari Pertumbuhan Ekonomi: Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, begitu juga dengan pendapatan perusahaan. Itu karena pertumbuhan ekonomi menciptakan lapangan kerja, yang menciptakan pendapatan, yang menciptakan penjualan. Semakin besar gaji, semakin besar dorongan untuk menciptakan permintaan konsumsi, yang mendorong lebih banyak pendapatan ke dalam kas perusahaan.
2. Mengungguli Inflasi : Secara historis, saham rata-rata memiliki return tahunan 10%. Itu lebih baik daripada rata-rata tingkat inflasi tahunan sebesar 2,9%.
3. Mudah Dibeli: Pasar saham memudahkan investor untuk membeli saham sebuah perusahaan terbuka. Anda dapat membelinya melalui broker/sekuritas, perencana keuangan, atau online. Setelah kita membuat akun di sekuritas, kita dapat membeli saham dalam hitungan detik.
4. Dua Cara Menghasilkan Uang: Sebagian besar investor berniat untuk membeli saham dengan harga rendah dan kemudian menjualnya di harga tinggi. Mereka berinvestasi di perusahaan yang tumbuh cepat dengan memperhatikan nilainya. Itu menarik bagi para trader harian dan investor buy-and-hold. Kelompok yang satu berharap untuk mengambil keuntungan dari tren jangka pendek, sementara yang kelompok yang lain berharap untuk melihat pendapatan perusahaan dan harga saham tumbuh seiring waktu. Dua macam investor ini percaya bahwa keterampilan memilih saham memungkinkan mereka mengungguli pasar. Investor lain lebih suka dengan pendapatan uang tunai yang reguler. Mereka membeli saham perusahaan yang membayar dividen. Perusahaan-perusahaan tersebut tumbuh pada tingkat yang moderat.
5. Mudah dijual: Pasar saham memungkinkan kita menjual saham kapan saja. Ahli ekonomi menggunakan istilah "liquid" yang berarti kita dapat mengubah saham menjadi uang tunai dengan cepat dan dengan biaya transaksi yang rendah. Fakta ini penting jika kita tiba-tiba membutuhkan uang dengan cepat, walau tidak bisa secara instan. Karena harga bergejolak, kita bisa mengalami risiko untuk rugi.
Risiko Investasi Saham
1. Risiko Pasar: Investasi menurun nilainya karena perkembangan ekonomi atau peristiwa lain yang mempengaruhi seluruh pasar.
2. Risiko Likuiditas: Risiko tidak dapat menjual saham dengan harga yang wajar dan mengeluarkan uang saat kita mau. Untuk menjual saham, kita mungkin harus menerima harga yang lebih rendah. Contoh lain adalah ketika saham tidak populer, maka susah sekali untuk menjualnya.
3. Risiko Alokasi: Risiko kerugian karena uang kita terkonsentrasi pada 1 saham saja. Ketika kita mendiversifikasi investasi saham, itu berarti kita menyebarkan risiko pada berbagai jenis saham.
4. Risiko Tak Terduga: Risiko bahwa ruang gerak investasi kita dapat terganggu karena peristiwa yang tidak terduga, misalnya, kehilangan pekerjaan. Ini mungkin memaksa kitauntuk menjual investasi yang kita harapkan untuk jangka panjang. Jika kita harus menjual pada saat pasar sedang turun, kita mungkin kehilangan uang.
Komentar
Posting Komentar