google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham JPFA: Finding the silver linings Langsung ke konten utama

Analisa Saham JPFA: Finding the silver linings


Fundamental

Tekanan marjin laba operasi pada kinerja JPFA masih berlanjut sampai dengan 9M19 seiring dengan harga broiler dan DOC yang relatif masih rendah. Sebagai informasi, harga rata-rata broiler dan DOC sampai September 2019 masing-masing tercatat turun 14,2% YoY dan 1,6% YoY. Ditengah penurunan harga broiler dan DOC, segmen pakan ternak menjadi penopang kinerja dimana marjin laba operasi tercatat meningkat ke 12,6% di 9M19 (9M18: 11,6%) didukung oleh menurunnya harga jagung lokal seiring dengan meningkatnya hasil panen. Memasuki tahun 2020, kami memperkirakan perbaikan harga broiler dan DOC akan mendukung meningkatnya marjin laba operasi dari segmen DOC dan commercial farm. Hal ini juga akan turut berdampak terhadap menurunnya kebutuhan pendanaan modal kerja kedepan sehingga net gearing kami perkirakan akan turun ke ~60%. Sejalan dengan hal ini, kami menaikkan estimasi laba operasi dan laba bersih JPFA di 2020 masing-masing sebesar 5,9% dan 2,9%, serta mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp2.200 (implied PE 12,5x di 2020), setara dengan rata-rata PE 5 tahun terakhir.

Tekanan marjin masih berlanjut seiring rendahnya harga broiler dan DOC. JPFA masih mencatatkan penurunan marjin laba operasi di 9M19 ke level 7,0% (9M18: 11,8%). Hal ini disebabkan dari rendahnya harga broiler dan DOC sepanjang tahun 2019. Secara rata-rata, harga broiler dan DOC sampai dengan September 2019 tercatat masing-masing sebesar Rp16.924 per ekor (-14,2% YoY) dan Rp5.157 per ekor (-1,6% YoY). Sejalan dengan hal ini, marjin laba operasi untuk segmen DOC dan commercial farm masing-masing tercatat sebesar -5,6% (9M18: 9,2%) dan 15,0% (9M18: 21,6%) di 9M19. Kami memperkirakan marjin masih akan cenderung rendah sampai dengan akhir tahun 2019, perbaikan harga broiler dan DOC akan turut meningkatkan marjin laba operasi di 4Q19.

Bisnis pakan ternak menopang kinerja. Ditengah penurunan harga broiler dan DOC, segmen pakan ternak masih mencatatkan pendapatan di 9M19 sebesar Rp17,1 triliun (+19,4% YoY), dan marjin laba operasi tercatat sebesar 12,6% (9M18: 11,6%). Peningkatan marjin keuntungan untuk segmen pakan ternak didukung oleh harga bahan baku yaitu jagung lokal yang relatif rendah seiring dengan hasil panen yang cukup tinggi sepanjang tahun 2019. Meski demikian, kami memperkirakan marjin akan sedikit tertekan seiring kenaikan harga jagung yang dipicu oleh penurunan pasokan akibat kemarau panjang. Di sisi lain, harga soybean meal diperkirakan relatif stabil ditengah melemahnya permintaan akibat perang dagang.

Ekspektasi penurunan net gearing seiring perbaikan harga broiler dan DOC. Melemahnya harga broiler dan DOC turut berdampak negatif terhadap posisi neraca JPFA, karena meningkatnya utang jangka pendek untuk pendanaan modal kerja seperti perawatan broiler. Ini mengakibatkan, net gearing di 9M19 tercatat meningkat ke level 81% (9M18: 60%). Memasuki tahun 2020, kami memperkirakan net gearing JPFA berpotensi turun ke kisaran ~60% seiring dengan menurunnya kebutuhan pembiayaan modal kerja. Selain itu, capex di 2020 juga kami perkirakan akan lebih konservatif, sehingga kebutuhan pendanaan tambahan relatif minim. Sebagai informasi, sampai dengan 9M19 sendiri, dari realisasi capex baru mencapai Rp2,3 triliun dari anggaran capex di 2019 sebesar Rp3 triliun, atau setara dengan 76,7% dari anggaran.

Berlanjutnya culling program menjadi katalis positif. Sepanjang tahun 2019, pemerintah telah mengeluarkan sekitar 7 kali instruksi untuk melakukan culling atau pemusnahan persediaan, baik pengurangan persediaan telur tetas, ataupun parent stock (PS). Sampai dengan 31 Desember 2019 sendiri, pemerintah telah menginstruksikan untuk melanjutkan pengurangan PS broiler dengan umur lebih dari 60 minggu. Meskipun efeknya belum signifikan di tahun 2019, kami memperkirakan perbaikan harga akan lebih berdampak signifikan di tahun 2020. Sebagai informasi, harga broiler dan DOC di bulan Oktober 2019 sendiri mulai membaik dimana masing-masing tercatat sebesar Rp18.722 per ekor (+24,8% MoM; +2,9% YoY) dan Rp5.403 per ekor (+44,6% MoM; -6,9% YoY) secara berturut-turut. Pencapaian harga broiler ini telah berada dalam batas yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar Rp18.000-Rp20.000 per ekor.

Rekomendasi 

BUY dan menaikkan target harga menjadi Rp2.200. Kami memperkirakan kinerja JPFA di 2020 akan mampu bertumbuh positif didukung oleh: 1) perbaikan harga broiler dan DOC seiring dengan berlanjutnya culling program, 2) peningkatan marjin laba operasi dan potensi penurunan net gearing didukung oleh membaiknya harga broiler dan DOC, serta 3) marjin yang masih relatif stabil dari bisnis pakan ternak ditengah potensi meningkatnya harga jagung lokal karena kemarau panjang. Sejalan dengan hal ini, kami menaikkan estimasi laba operasi dan laba bersih di 2020 masing-masing sebesar 5,9% dan 2,9%, serta mempertahankan rekomendasi BUY untuk JPFA dengan target harga Rp2.200 (implied PE 12,5x di 2020), setara dengan rata-rata PE 5 tahun terakhir.

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR SAHAM di SAHAM ONLINE

Untuk rekan-rekan yang hendak BELAJAR INVESTASI SAHAM atau TRADING SAHAM, rekan-rekan bisa akses materi pembelajaran terkait dengan mudah dan gratis melalui link di bawah ini WEBSITE SAHAM ONLINE - BELAJAR SAHAM untuk inspirasi dalam investasi saham, rekan-rekan juga bisa baca beberapa artikel melalui link berikut ini WEBSITE SAHAM ONLINE - INSPIRASI SAHAM sedangkan jika rekan-rekan lebih tertarik untuk belajar investasi atau trading saham melalui VIDEO TUTORIAL yang tertata berdasarkan topik sudah terbagi menjadi beberapa playlist, rekan-rekan bisa akses di link berikut ini CHANNEL YOUTUBE SAHAM ONLINE 

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...