google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham INTP: The King in the West Java Langsung ke konten utama

Analisa Saham INTP: The King in the West Java


Analisa Fundamental

INTP adalah perusahaan di industri semen yang terintegrasi secara vertical, dengan total kapasitas produksi yang terpasang sebesar 24,9 juta ton. Jumlah tersebut menjadikan INTP sebagai pemain terbesar kedua di Indonesia dengan porsi market share 25,9%. Dari industri semen, hingga saat ini, konsumsi semen nasional tercatat menurun sebesar -1,7% YoY, yang disebabkan oleh masih lemahnya sektor properti dan mundurnya sejumlah proyek infrastruktur di tahun politik. Di 2020, kami memperkirakan industri semen nasional masih mengalami kondisi oversupply, karena kapasitas produksi nasional belum mampu diimbangin oleh peningkatan permintaan. Kami mengestimasi pendapatan INTP masih tumbuh terbatas, karena: (1) masih lemahnya permintaan sektor properti (2) utilisasi yang masih rendah karena oversupply, serta (3) kompetisi yang masih ketat, dengan masih adanya ruang bagi para pemain luar, masuk ke Indonesia. Sehingga, kami menginisiasi HOLD untuk INTP dengan target harga di Rp18.800, dengan metodologi valuasi, rata-rata FCFE (WACC: 11,1%; growth: 8%) dan EV/EBITDA band  (rata-rata 5 tahun terakhir di 16,4x).

*transfer coverage from Nugroho R. Fitriyanto to Ishlah Bimo Prakoso

Produsen semen terbesar kedua di Indonesia. Berdiri pada tahun 1975, INTP telah dikenal dengan produk semen unggulan yaitu "Semen Tiga Roda". Saat ini INTP telah mengoperasikan 13 pabrik semen dengan total kapasitas produksi sebanyak 24,9 juta ton. Sebanyak 89,5% produksi semen berasal dari pabrik yang terletak di Jawa Barat. Untuk 10,5% lainnya diproduksi oleh pabrik yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Jumlah kapasitas tersebut menjadikan INTP sebagai produsen semen terbesar kedua setelah SMGR. Dan tingkat konsentrasi produksi yang tinggi di Jawa Barat menjadikan INTP sebagai market leader di provinsi Jawa Barat dengan porsi market share sebanyak 49,8%.

Kondisi oversupply masih berlanjut. Sampai dengan 9M19, konsumsi semen nasional tercatat menurun menjadi 48,8 juta ton (-1,7% YoY). Konsumsi semen nasional umumnya terkonsentrasi pada wilayah Jawa dengan proporsi sebesar 56,0% (9M18: 56,2%). Kami memperkirakan hingga akhir tahun 2019 konsumsi semen nasional akan menurun di level 68,4 juta ton (-1,5% YoY). Angka tersebut akan berdampak pada penurunan tingkat utlisasi hingga akhir 2019 yang diproyeksikan berada di angka 59,6% (FY18: 62,3%), menjadikan kondisi oversupply masih berlanjut di industri semen nasional. Untuk tahun 2020, kami prediksi oversupply masih terjadi dikarenakan pertumbuhan konsumsi semen domestik belum bisa mengimbangi tingkat kapasitas produksi nasional serta masih adanya ruang untuk pemain global dan regional ke Indonesia karena EBITDA margin yang masih tinggi.

Hingga 9M19, infrastruktur dan properti tercatat stagnan. Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur tercatat melambat di tahun politik. Namun di 2020, kami melihat pembangunan proyek infrastruktur dapat berjalan kembali setelah terbentuknya pembentukan kabinet, dengan sasaran lokasi pembangunan di luar Jawa. Dari sektor properti, tercatat pertumbuhan IHPR masih melambat di +1,8% YoY (9M18: +3,2% YoY). Selain itu, laju pertumbuhan KPR dan KPA pada 9M19 juga melambat ke +8,1% YoY (9M18: +17,3% YoY). Kami melihat sektor pada 2020 properti memiliki ruang yang terbatas untuk tumbuh, karena perbankan sebagai penyedia kredit cenderung bersifat konservatif dalam penyaluran kredit serta masih lemahnya daya beli masyarakat.

Pendapatan naik saat volume turun. Pada 3Q19 INTP mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,4 triliun (+34,3% QoQ, +1,8% YoY) sehingga pendapatan secara kumulatif pada 9M19 tercatat meningkat menjadi Rp11,3 triliun (+5,3% YoY). Dari volume penjualan semen pada 3Q19, tercatat menurun menjadi 5,1 juta ton (+31,8% QoQ, -5,8% YoY) sehingga volume penjualan secara kumulatif sampai 9M19 tercatat menurun menjadi 13,5 juta ton (-1,8% YoY). Meskipun volume penjualan semen tercatat menurun, nilai penjualan dapat meningkat karena adanya recovery dari ASP yang meningkat sebesar +9,0% YoY pada 9M19 (9M18: -1,8%).

Rekomendasi:

Inisiasi HOLD dengan target harga di Rp18.800. Kami mengestimasi pertumbuhan pendapatan INTP untuk tahun 2020 masih dalam level yang terbatas, karena: (1) pertumbuhan permintaan di sektor properti masih terbatas (2) tingkat utilisasi yang masih rendah karena kondisi oversupply, serta (3) kompetisi yang masih ketat, dengan masih adanya ruang bagi para pemain global dan regional untuk masuk ke Indonesia. Sehingga, kami menginisiasi HOLD untuk INTP dengan target harga di Rp18.800, dengan metodologi valuasi, rata-rata FCFE (WACC: 11,1%; growth: 8%) dan EV/EBITDA band  (rata-rata 5 tahun terakhir di 16,4x).

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d