google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham TGRA | INI PENYEBAB TERREGRA ASIA ENERGY ALAMI KERUGIAN DI KUARTAL KETIGA Langsung ke konten utama

Saham TGRA | INI PENYEBAB TERREGRA ASIA ENERGY ALAMI KERUGIAN DI KUARTAL KETIGA


IQPlus, (25/11) - PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) menyatakan bahwa, rugi bersih Perseroan pada Kuartal ketiga tahun ini yang sebesar Rp2,9 miliar disebabkan oleh kerugian selisih kurs mencapai 3,72 miliar dan faktor pencatatan kontrak masuk pada September 2019.

Menurut Corporate Secretary TGRA, Christin Suwito, selain kerugian akibat selisih kurs, rugi tahun berjalan Terregra juga terkait dengan pencatatan kontrak baru yang diperoleh menjelang akhir Kuartal III-2019.

"Ada kontrak baru yang masuk pada September 2019, tetapi belum kami bukukan," kata dia di Jakarta, Jumat.

Christin mengatakan, kontrak baru tersebut diperoleh Perseroan pada September 2019, lantaran korporasi menunggu pengumuman kabinet di Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "Padahal kami sudah berusaha masuk kontrak di awal tahun, tetapi dapatnya sekarang," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan TGRA, Kho Sawilek mengatakan, pada September 2019, laba usaha TGRA mencapai Rp1,09 miliar atau meningkat 154,05 persen (year-on-year). Dijelaskan dia, peningkatan laba usaha tersebut sejalan dengan penurunan beban pokok penjualan sebesar 46,12 persen menjadi Rp11,36 miliar.

Pada Kuartal III-2019, total penjualan usaha sebesar Rp20,45 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama 2018 sebesar Rp28,79 miliar. Sehingga, laba kotor TGRA per akhir September 2019 tercatat sebesar Rp9,09 miliar.

Ke depan, kata Sawilek, kinerja Perseroan akan meningkat, seiring pembangunan proyek Independent Power Producer (IPP). Saat ini TGRA mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2020.

"Saat ini, Perseroan memiliki sepuluh proyek yang terdiri dari PLTA dan PLTMH di Indonesia. Proyek ini terdiri atas, dua proyek PLTA dan delapan proyek PLTMH. Proyek-proyek tersebut berada di Aceh dan Sumatera Utara. PLTA Teunom 2 berkapasitas 240 MW dan PLTA Teunom 3 dengan kapasitas 135 MW yang berlokasi di Aceh," katanya.

Proyek PLTMH di Sumatera Utara adalah Sisira dengan kapasitas 9,8 MW, Batang Toru 3 berkapasitas 10 MW, Batang Toru 4 berkapasitas 10 MW, Raisan Naga Timbul berkapasitas 7 MW, Raisan Huta Dolok berkapasitas 7 MW, Batang Toru Simasom berkapasitas 5,6 MW, Batang Toru Simataniari berkapasitas 5,6 MW, dan Simbelin 2 berkapasitas 7 MW. (end/fu)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...