google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham SCMA : Squeezed and leaked Langsung ke konten utama

Analisa Saham SCMA : Squeezed and leaked


Analisa Fundamental

SCMA mencatatkan pendapatan di 3Q19 sebesar Rp1,4 triliun (-9,0% QoQ; +4,7% YoY) membawa pendapatan di 9M19 tercatat sebesar Rp4,1 triliun (+9,2% YoY), inline dengan estimasi (PANS: 77,7%; Cons: 76,1%; rata-rata 5 tahun terakhir: 75,9%). Meski demikian, marjin laba kotor dan laba operasi tercatat turun di 9M19 masing-masing ke level 51,5% (9M19: 57,7%) dan 30,0% (9M18: 40,9%). Hal ini disebabkan kenaikan yang signifikan dari beban materi program dan biaya upah dan gaji dimana masing-masing biaya mencatatkan porsi terhadap pendapatan bersih sebesar 46,1% (9M18: 41,2%) dan 12,2% (9M18: 10,7%), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih di 9M19 tertekan ke Rp1,0 triliun (-15,3% YoY) dibawah estimasi (PANS: 69,9%; Cons: 66,2%; rata-rata 5 tahun terakhir: 77,5%). Sejalan dengan hal ini, kami menurunkan estimasi laba operasi dan laba bersih di 2019F/20F masing-masing sebesar -11,6%/-15,3% dan -11,4%/-16,3% secara berturut-turut. Penurunan ini disebabkan oleh: 1) marjin keuntungan yang masih tertekan, 2) ekspektasi masih meningkatnya rugi operasi dari segmen digital, dan 3) meningkatnya capex seiring dengan pembangunan fasilitas studio baru. Dengan demikian, kami menurunkan rekomendasi ke HOLD dengan target harga Rp1.280 (target harga sebelumnya: Rp1.520) setara dengan -1,8x std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir (implied PE 14,7x di 2020).

Kenaikan biaya program dan siaran menekan marjin. SCMA mencatatkan pendapatan di 3Q19 sebesar Rp 1,4 triliun (-9,0% QoQ; +4,7% YoY) membawa pendapatan di 9M19 tercatat sebesar Rp4,1 triliun (+9,2% YoY) inline dengan estimasi (PANS: 77,7%; Cons: 76,1%; rata-rata 5 tahun terakhir: 75,9%). Meski demikian, marjin laba kotor tercatat turun ke 51,5% di 9M19 (9M18: 57,7%) yang disebabkan oleh kenaikan signfikan dari beban program dan siaran. Kenaikan beban ini dikontribusi oleh beban materi program yang meningkat menjadi Rp1,9 triliun (+16,4% YoY) dan porsi beban materi program terhadap pendapatan bersih juga meningkat signifikan mencapai 46,1% di 9M19 (9M18: 41,2%; rata-rata porsi 5 tahun terakhir: 37,0%). Kami memperkirakan hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya produksi konten drama untuk platform Vidio Premiere yang masih akan berlanjut di tahun 2020. Dengan demikian di 2020, kami perkirakan marjin laba kotor masih berlanjut tertekan.

Kenaikan beban operasional turut menambah tekanan ke bottom line. Sejalan dengan meningkatnya produksi konten, beban operasional, khususnya upah dan gaji turut meningkat mencapai Rp505 miliar (+18,6%) dengan porsi ke pendapatan bersih sebesar 12,2% di 9M19 (9M18: 10,7%; rata-rata porsi 5 tahun terakhir: 9,3%). Hal ini menyebabkan marjin laba operasional dan laba bersih tercatat turun di 9M19 masing-masing ke level 30,0% (9M18: 40,9%) dan 24,3% (9M18: 31,3%). Hal ini menyebabkan laba bersih di 3Q19 tercatat sebesar Rp225 miliar (-41,2% QoQ; -34,7% YoY), membawa laba bersih di 9M19 tercatat sebesar Rp1,0 triliun (-15,3% YoY), dibawah estimasi (PANS: 69,9%; Cons: 66,2%; rata-rata 5 tahun terkahir: 77,5%). Selain dari kenaikan biaya operasional, kami memperkirakan penurunan laba bersih ini juga disebabkan oleh konsolidasi dari bisnis digital yang sebelumnya berada dibawah EMTK.

Tekanan dari rugi operasi bisnis digital masih berlanjut. Pendapatan dari bisnis iklan digital dan out-of home (OOH) mencatatkan kontribusi sebesar 5% terhadap total pendapatan SCMA sebelum eliminasi menjadi Rp272 miliar (+35,1% YoY). Meskipun berkontribusi positif bagi pendapatan SCMA, namun segmen digital mencatatkan rugi operasi sebesar Rp188 miliar di 9M19 (9M18: rugi operasi Rp104 miliar), meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kami memperkirakan kerugian ini disebabkan oleh kerugian Vidio.com dimana diestimasikan dapat mencapai ~Rp200 miliar. Seiring dengan harga berlangganan yang relatif lebih murah dibanding OTT platform lain dan jumlah pelanggan berbayar yang relatif masih minim, kami memperkirakan kerugian dari Vidio.com masih berpotensi meningkat, sehingga kedepannya marjin keuntungan SCMA secara konsolidasi masih akan tertekan.

Rekomendasi:

Menurunkan rekomendasi ke HOLD, dengan target harga Rp1.280. Sejalan dengan kinerja yang berada dibawah estimasi, kami menurunkan estimasi laba operasi dan laba bersih di 2019F/20F masing-masing sebesar -11,6%/-15,3% dan -11,4%/-16,3% secara berturut-turut. Penurunan estimasi kinerja ini didukung oleh: 1) marjin laba kotor dan operasi yang masih tertekan seiring dengan meningkatnya biaya produksi konten untuk platform Vidio.com, 2) ekspektasi masih meningkatnya rugi operasi dari segmen digital yang dikontribusi oleh Vidio.com, dan 3) meningkatnya capex kedepan seiring dengan pembangunan fasilitas studio baru untuk mendukung produksi konten. Dengan demikian, kami menurunkan rekomendasi dari BUY menjadi HOLD untuk SCMA dengan target harga Rp1.280 (target harga sebelumnya: Rp1.520) setara dengan -1,8x std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir (implied PE 14,7x di 2020).

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d