Sektor yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) digadang-gadang menjadi primadona baru. Pasalnya, sektor ini bakal menjadi prioritas baru, selain infrastruktur, selama lima tahun ke depan.
Salah satunya sektor kesehatan. Anggaran untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam RAPBN 2020 naik nyaris dua kali lipat menjadi sebesar Rp 48,8 triliun. Cashflow perusahaan rumahsakit diharapkan bisa lebih lancar seiring dengan naiknya iuran BPJS. Margin rumahsakit yang melayani BPJS juga bisa tetap terjaga, mengingat pengadaan obat menggunakan e-katalog yang jauh lebih efisien.
Ada juga rencana kebijakan insentif pajak bagi perusahaan yang punya divisi research & development (R&D) farmasi. "Secara kapitalisasi pasar memang tidak terlalu besar dibanding keuangan, tapi itu semua akan menjadi isu positif di sektor kesehatan," kata Suria Dharma, Kepala Riset Samuel Sekuritas, kepada KONTAN, belum lama ini.
Namun, sektor kesehatan bukan satu-satunya yang bakal paling moncer. Meski pemerintah memiliki prioritas yang berbeda, namun setiap sektor saling berhubungan. Di sektor infrastruktur misalnya. Prioritas di sektor ini pada akhirnya berujung pada peningkatan SDM. "Pembangunan infrastruktur dapat menunjang terciptanya konektivitas, baik secara fisik maupun non-fisik, seperti di bidang pendidikan," kata Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas, Senin (22/10).
Suria memiliki pandangan senada. Di sektor keuangan misalnya. Ia memperkirakan sektor saham keuangan masih memiliki prospek paling baik. "Tapi, terbatas pada saham empat bank terbesar di pasar saja," tambah dia.
Pasalnya, sektor infrastruktur dan konstruksi di periode kedua ini masih bakal dikebut. Otomatis, kebutuhan pinjaman untuk menalangi proyek-proyek tersebut masih tinggi. Apalagi, kebanyakan proyek pemerintah mengunakan skema turnkey sehingga memaksa kontraktor mendanai proyeknya terlebih dahulu.
Yang masih perlu diwaspadai untuk periode kedua ini, menurut Suria, adalah sektor properti. Sentimen di sektor ini sejatinya positif. Terutama jika melihat sentimen tren penurunan suku bunga.
Namun, di lapangan, masa booming properti sudah lewat. Booming properti terjadi di periode 2012-2013. Salah satu pemicunya adalah munculnya golongan kaya baru, sebagai imbas tingginya harga komoditas, seperti crude palm oil (CPO).Cuan yang mereka dapat diputar untuk membeli properti sebagai investasi pribadi. "Sekarang, spekulan seperti ini sudah hilang, jadi penjualan banyak langsung ke end user," jelas Suria.
Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/ini-sektor-saham-yang-jadi-calon-juara-di-periode-kedua-jokowi
Komentar
Posting Komentar