google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham SRIL | Obligasi Sritex Senilai US$ 225 Juta Diborong Fund Manager Asia Langsung ke konten utama

Saham SRIL | Obligasi Sritex Senilai US$ 225 Juta Diborong Fund Manager Asia


Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) menerbitkan obligasi dalam mata uang dollar AS dengan nilai pokok US$ 225 juta. Obligasi dengan bunga 7,25% ini akan jatuh tempo pada 2025.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/10) President Director Sri Rejeki Isman Iwan Setiawan menjelaskan, rencana penerbitan surat utang baru ini dijamin oleh PT Sinar Pantja Dijaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya selaku entitas perusahaan.

"SRIL telah menetapkan harga atas suatu penawaran surat utang senior," jelas Iwan dalam keterangan tertulis Senin (14/10). Menurut Iwan, penerimaan global yang luar biasa atas obligasi ini menjadi bukti kisah terpadu Sritex dan rekam jejak yang kuat di industri tekstil manufaktur.

Buktinya, obligasi baru ini mendapat pesanan lebih dari US$ 430 juta dari 63 akun, dengan perincian alokasinya: 71% Asia; 27% di Eropa, Timur Tengah, & Afrika (EMEA); dan 2% di Amerika Serikat (AS). Berdasarkan jenis investor, surat utang Sritex ini dibeli oleh fund manager alias pengelola dana sebesar 89%, bank 5% dan sisanya 6% oleh private bank dan investor lainnya.

Transaksi tersebut menandai penawaran obligasi dollar AS Sritex yang keempat. Penawaran obligasi membuka kembali pasar Indonesia dengan imbal hasil tinggi sebagai penerbitan pertama pada paruh kedua tahun 2019.

Direktur Keuangan Sritex Allan Severino menambahkan, transaksi ini telah membantu SRIL secara efektif memperpanjang profil jatuh tempo utang. "Kami ingin berterima kasih kepada investor obligasi atas dukungan mereka yang berkelanjutan untuk perusahaan," ujar dia.

Obligasi SRIL ini mendapat peringkat Ba3 dengan prospek stabil dari Moody's dan BB- stabil oleh Fitch and Ratings. Perusahaan ini dibantu oleh Citigroup, Credit Suisse, dan HSBC yang bertindak sebagai koordinator global bersama dan bergabung dengan bookrunners dalam transaksi ini.

Untuk bayar utang

Hasil riset Moody's menyebutkan, Sritex bakal menggunakan hasil penerbitan utang ini untuk membayar sisa utang senilai US$ 175 juta yang jatuh tempo tahun 2021. Ini adalah sisa utang setelah Sritex sukses refinancing US$ 175 juta dari total surat utang US$ 350 juta pada Januari 2019.

Selain membayar utang, Sritex mengalokasikan dana dari hasil penerbitan utang ini untuk modal kerja. Moody's mencatat, penerbitan ini merupakan langkah perusahaan ini mengelola utang yang akan jatuh tempo. Dalam 12 bulan terakhir, kinerja operasional SRIL sejalan dengan ekspektasi Moody's.

Selama semester I-2019, penjualan kotor perusahaan tekstil terintegrasi ini meningkat 16,16% menjadi US$ 631,64 juta. Padahal pada semester I-2018, SRIL mencetak penjualan kotor US$ 543,76 juta.

Seiring meningkatnya pendapatan, Sritex pun mencatatkan kenaikan laba bersih bersih 12,29% secara tahunan menjadi US$ 63,25 juta.

Arus kas emiten tekstil ini masih tertekan fluktuasi modal. Moody's memprediksi, modal kerja dan investasi Sritex akan tetap moderat hingga 12 bulan. Moody's menilai, peringkat ini bisa naik bila SRIL mampu mendanai kebutuhan modal kerja dengan kas yang dihasilkan dan mengurangi utang.

Fitch Ratings pun sepakat, tingkat leverage Sritex membatasi ruang peringkat selama dua-tiga tahun ke depan, serta ekspansi kapasitas baik organik atau melalui merger dan akuisisi terutama jika didanai secara agresif dengan utang.

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai peluang penjualan ekspor SRIL terbilang tinggi. Dia merekomendasikan beli dengan target harga sebesar Rp 370 per saham. Senin (14/10), harga saham SRIL naik 0,7% di Rp 286 per saham.

Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/obligasi-sritex-sril-senilai-us-225-juta-diborong-fund-manager-asia?page=2

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...