Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan bahwa PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sejauh ini sudah menyiapkan dana untuk menyerap divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. Inalum sendiri ditunjuk pemerintah langsung untuk mengambil alih saham milik Vale.
Menurut Fajar, divestasi saham Vale dilakukan Inalum tak serumit Freeport dulu. Bahkan secara nilainya juga tidak begitu besar. Secara kas internal bahkan Inalum punya modal yang cukup untuk melakukan penyerapan divestasi.
"Aman. Kan uangnya Inalum saja 1 triliun. Cukuplah. Dia punya dana internal," ujar Fajar di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Selasa (29/10).
Fajar menambahkan, apabila dalam proses divestasi dilakukan Inalaum memerlukan dana pinjaman dari bank maka hal itu wajar saja. Mengingat, sisa pinjaman yang kemarin dilakukan Inalum untuk divestasi Freeprot juga masih ada.
"Kalau memang butuh untuk pinjaman, anytime mereka butuh fasilitas itu sudah ada. Sudah disiapkan. Gak seruwet Freeport," ujar Fajar.
Dia juga memastikan Inalum tidak akan menerbitkan Global Bond seperti halnya negosiasi bersama Freeport waktu itu. "Global bond gitu gitu enggak perlu. Skemanya juga mudah kok ini dengan Vale," ujar Fajar.
Seperti diketahui, Pemerintah menugaskan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) untuk membeli 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk. Setelah ini, Inalum mendapat kewenangan untuk menyelesaikan proses akuisisi saham milik perusahaan asal Brasil tersebut.
"Iya (menugaskan Inalum membeli 20 persen saham Vale)," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (7/10).
Bambang menjelaskan, meski penugasan sudah dilakukan, namun pihaknya belum bisa menyebutkan harga 20 persen saham Vale yang akan dibeli Inalum. Sebab hal tersebut merupakan wewenang Kementerian Keuangan.
"Tidak, tidak pakai nilai. Menteri Keuangan yang menerangkan," ujarnya.
Sumber: merdeka.com
Komentar
Posting Komentar