google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham INCO | Divestasi, Ini Kata Analis Langsung ke konten utama

Saham INCO | Divestasi, Ini Kata Analis


Pemerintah resmi menunjuk induk holding BUMN Pertambangan, yakni MIND ID (dulu bernama Inalum) untuk mengambil alih 20% saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Divestasi ini merupakan kesepakatan yang ditandatangani dalam amendemen Kontrak Karya (KK) pada tahun 2014. Kewajiban divestasi saham INCO tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 77/2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba.

Rencana divestasi saham INCO akan menambah tingkat kepercayaan investor pada saham produsen nikel ini. Sebab, proses divestasi menunjukkan manajemen INCO patuh terhadap aturan yang berlaku di Indonesia.

Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif berpendapat pihak-pihak terkait sebaiknya segera merampungkan proses divestasi ini sehingga memberikan kepastian.

"Sesuai aturan seharusnya tepat waktu, agar tidak menjadi preseden," ungkap Irwandy.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, keputusan pemerintah menunjuk MIND ID untuk menyerap 20% saham INCO sudah tepat.

Meski bukan pemegang saham mayoritas, MIND ID memiliki suara sah dalam pengambilan keputusan di INCO, apalagi terkait kebijakan pembangunan smelter untuk pengolahan bijih nikel.

Di saat yang sama, pemerintah telah memutuskan untuk mempercepat larangan ekspor bijih nikel kadar rendah, yakni di bawah 1,7%, mulai awal tahun depan.

"Hal ini akan memberikan nilai tambah yang lebih baik kepada Indonesia maupun industri nikel secara keseluruhan," terang Wawan kepada KONTAN, Selasa (15/10).

Dia menilai, tidak menutup kemungkinan bagi pemerintah untuk menambah kepemilikan saham INCO. Ia mencontohkan, divestasi saham PT Freeport Indonesia yang kini 51% sahamnya dikuasai pemerintah. Sebelumnya, kepemilikan saham Indonesia di Freeport hanya 9,36%.

Kepala Riset Maybank Kim Eng Sekuritas, Isnaputra Iskandar, dalam risetnya memproyeksikan, transaksi divestasi akan rampung pada kuartal pertama tahun depan. "Soal harga seharusnya tidak masalah karena akan sesuai dengan harga pasar," kata dia.

Sementara Analis sekaligus President Director CSA Institute, Aria Santoso, menyatakan, divestasi 20% saham INCO oleh Holding Tambang BUMN tidak akan terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja INCO.

"Karena siapapun pemiliknya, kinerja perusahaan lebih terkait terhadap kemampuan penjualan," ujar Aria ditemui KONTAN, kemarin.

Terkait kinerja operasional hingga kuartal III 2019, emiten penghuni Indeks Kompas100 ini memproduksi 19.820 metrik ton nikel dalam matte. Ini berarti realisasi produksi INCO hingga kuartal III 2019 lebih tinggi 9% dibandingkan produksi kuartal III 2018.

Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/ini-kata-pengamat-dan-analis-soal-divestasi-saham-inco?page=2

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d