Industri penerbangan lebih optimistis jelang akhir tahun ini. Pasalnya, perusahaan penerbangan akan memanfaatkan high season untuk meningkatkan penjualan tiket.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dalam catatan KONTAN, bakal memaksimalkan potensi high season tersebut dengan penggunaan pesawat berbadan lebar. Adapun rute pesawat wide body ini antara lain tujuan Bali, Surabaya, dan Singapura.
Biasanya, di beberapa rute, Garuda Indonesia lebih mengandalkan Boeing 737 NG. Nah, saat permintaan tinggi, mereka bakal menggantinya dengan Airbus 330-200.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyampaikan, libur akhir tahun memang menjadi sentimen positif bagi industri penerbangan. Dia memprediksi, kontribusi dari libur Natal dapat meningkatkan pendapatan sebesar 150% ketimbang kuartal sebelumnya.
Guna meningkatkan kinerja, emiten penerbangan seperti Garuda dan PT Airasia Indonesia Tbk (CMPP) bisa memberikan promo untuk kursi-kursi yang masih kosong menjelang keberangkatan. "Strategi yang dapat dilakukan juga dengan efisiensi dalam operasional," ungkap Chris, Senin (14/10).
Namun, masih ada kendala yang dihadapi industri penerbangan. Yaitu potensi kenaikan harga minyak. Dia merekomendasikan investor untuk wait and see saham GIAA dan CMPP lantaran kenaikan harga minyak cukup mempengaruhi kinerja perusahaan.
Meksi begitu, dia mengaku, saham industri penerbangan belum menarik lantaran sudah naik cukup tinggi, terutama GIAA. Target dia, harga saham GIAA sampai akhir tahun sebesar Rp 500 per saham.
Sementara Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi prospek saham GIAA bakal menguat jelang akhir tahun ini. Rekomendasi dia, beli saham GIAA dengan target harga Rp 700 per saham.
Adapun pada penutupan perdagangan Senin (14/10), harga saham GIAA turun 2,59% ke Rp 565 per saham.
Komentar
Posting Komentar