google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Saham ASRI | Kinerja Alam Sutera Terlihat Tertekan, Ini Rekomendasinya! Langsung ke konten utama

Saham ASRI | Kinerja Alam Sutera Terlihat Tertekan, Ini Rekomendasinya!


Laju industri properti tahun ini masih lambat. Ini antara lain tercermin dari kinerja emiten properti. Ambil contoh PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Di paruh waktu tahun ini, pendapatan Alam Sutera turun 42% jadi Rp 1,28 triliun. Alhasil, ASRI hanya mencatat laba bersih Rp 151,3 triliun. Nilai ini merosot 71% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Tersendatnya kinerja keuangan Alam Sutera terjadi di sebagian besar segmen usaha. Pendapatan dari segmen bisnis real estat mencatatkan penurunan 47,8% secara tahunan jadi sebesar Rp 1,04 triliun.

Di tahun sebelumnya, kontribusi segmen ini mencapai Rp 1,99 triliun. Sementara, bisnis hospitality dan prasarana hanya naik tipis 0,87% ke Rp 165 miliar.

Untungnya, bisnis pariwisata masih memberikan kinerja positif. Pendapatannya melonjak 124% menjadi Rp 74,86 miliar dari Rp 33,35 miliar di tahun sebelumnya. Pendapatan ini diperoleh ASRI dari tempat wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.

Analis MNC Sekuritas Jessica Sukimaja mengatakan, kinerja ASRI di semester I-2019 masih lesu karena permintaan properti masih rendah. Ini imbas tahun politik dan momentum hari raya Idul Fitri.

Melihat kondisi tersebut, Jessica memprediksi pendapatan ASRi hingga akhir tahun ini turun 22% menjadi Rp 3,1 triliun. Laba bersihnya juga diperkirakan turun 32,58% menjadi Rp 657,66 miliar

Rekomendasi saham ASRI

Perlambatan di bisnis properti sepertinya juga akan mempengaruhi bisnis Alam Sutera ke depan, dalam jangka menengah. Pasalnya, pendapatan pra penjualan alias marketing sales perusahaan pengembang kawasan Alam Sutera ini juga mengalami penurunan.

Hingga paruh waktu tahun ini, marketing sales Alam Sutera baru sebesar Rp 1,3 triliun. Padahal, target hingga akhir tahun mencapai Rp 5 triliun. Bukan hanya itu, realisasi tersebut juga turun 25% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Tapi Alam Sutera masih bisa menggenjot kinerja melalui penjualan lahan ke China Fortune Land Development (CFLD). ASRI menjual tanah seluas 500 hektare (ha) pada CFLD hingga 2021 mendatang. Perjanjian kerja sama sudah disepakati sejak 2017 silam.

Alam Sutera sudah menerima sejumlah uang jaminan senilai Rp 1,45 triliun dalam bentuk refundable deposit. Target nilai penjualan tanah ke CFLD senilai Rp 900 miliar. "Penjualan tanah ke CFLD jadi faktor penting bagi ASRI tahun ini," kata Jessica, Kamis (10/10).

Yasmin Soulisa, analis Ciptadana Sekuritas, menilai, transaksi lahan dengan CFLD cukup penting bagi ASRI. Terlebih, jika pembayaran minimal Rp 500 miliar dibukukan di semester kedua, ini akan jadi sentimen yang lebih positif untuk ASRI.

Sementara, proyek lain yang juga bisa menyokong kinerja ASRI ke depan adalah Survana Sutera, Pasar Kemis dan proyek apartemen high end di Alam Sutera, yaitu The Lana.

Namun, menurut Richardson Raymond, analis saham Sinarmas Sekuritas, perubahan arah kinerja ASRI di sisa akhir tahun ini belum akan terlihat. Pasalnya, ASRI masih fokus mengembangkan stok proyek lamanya. "Pengembangan proyek baru di sisi utara Serpong baru akan dimulai pada 2021," tulis Richardson dalam risetnya.

Karena faktor tersebut, Raymond merekomendasikan netral ASRI dengan target harga Rp 360 per saham. Jessica merekomendasikan hold dengan target harga Rp 260 per saham. Yasmin merekomendasikan buy dengan target harga Rp 390 per saham.

Kemarin, saham ASRI ditutup menguat 4 poin atau setara sekitar 1,47% menjadi sebesar Rp 276 per saham.

Sumber: https://insight.kontan.co.id/news/kinerja-alam-sutera-masih-tertekan-ini-rekomendasi-analis-untuk-saham-asri?page=2

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Can...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Rekomendasi Saham JSMR dan BSSR oleh Phillip Capital Sekuritas | 26 Oktober 2023

Phillip Capital Sekuritas 26 Oktober 2023 Technical Recommendations JSMR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4360 Target Price 1 : 4600 Target Price 2 : 4780 Stop Loss : 4140 BSSR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4040 Target Price 1 : 4130 Target Price 2 : 4230 Stop Loss : 3950 - Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online.