google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo TOTL | Total (TOTL) Yakin Bisa Gapai Target Kontrak tapi Revisi Target Laba Langsung ke konten utama

TOTL | Total (TOTL) Yakin Bisa Gapai Target Kontrak tapi Revisi Target Laba


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski target yang diuber masih jauh, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) masih meyakini mampu mencapai target kontrak baru pada tahun ini.

Hingga Juli 2019, Total baru mengantongi kontrak anyar senilai Rp 866 miliar.

Sekretaris Perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk, Mahmilan Sugiyono, mengemukakan pencapaian kontrak baru hingga Juli tahun ini berasal dari proyek bangunan premium vertikal.

Proyek terakhir TOTL adalah gedung perkantoran di kawasan Bintaro.

Perolehan kontrak anyar tersebut hanya setara 21,65% dari proyeksi kontrak baru pada tahun ini.

Berdasarkan catatan KONTAN, tahun ini TOTL mengincar kontrak baru senilai Rp 4 triliun.

Manajemen TOTL optimistis bisa menggapai target lantaran mereka sedang mengikuti lelang sejumlah proyek dengan nilai total sebesar Rp 9,9 triliun.

Meski optimistis bisa mengejar target kontrak baru, manajemen TOTL terpaksa menurunkan target pendapatan dan laba bersih pada tahun ini.

Pemicunya, ada proyek yang pengerjaannya molor akibat terganjal perizinan yang belum rampung.

Pendapatan Total Bangun Persada agak terganggu dengan adanya keterlambatan dalam memulai proses konstruksi.

"Sehingga mempengaruhi pendapatan perusahaan," sebut Mahmilan.

Menilik laporan keuangan di sepanjang semester I-2019, Total Bangun membukukan pendapatan Rp 1,36 triliun, turun tipis dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu Rp 1,37 triliun.

Pada pos laba bersih, TOTL juga mencatatkan penurunan 14% menjadi Rp 106,11 miliar dari sebelumnya Rp 123,39 miliar.

Dengan beberapa proyek yang masih belum dimulai akibat menunggu penerbitan surat izin mendirikan bangunan (IMB), maka manajemen TOTL harus merevisi target kinerja keuangan tahun ini..

Mahmilan menyebutkan target pendapatan dan laba bersih tahun ini masing-masing Rp 2,8 triliun dan Rp 210 miliar.

Proyeksi itu turun masing-masing 9,68% dan 14,29% dari target awal Rp 3,1 triliun dan Rp 245 miliar.

Meski perhelatan pemilu telah usai, manajemen TOTL mengaku hingga kini belum merasakan pertumbuhan signifikan di sektor konstruksi.

"Permintaan proyek belum menunjukkan kenaikan dibandingkan sebelum pemilu," tutur Mahmilan.

Catatan KONTAN, Total Bangun Persada mengalokasikan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) Rp 30 miliar.

TOTL akan memakai dana itu untuk membiayai alat konstruksi baru, kebutuhan perawatan dan digitalisasi. Capex 2019 lebih besar ketimbang realisasi tahun lalu Rp 24,8 miliar.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...