google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo KAEF dan WIKA | BUMN Ini Agresif Ekspansi ke Timur Tengah dan Afrika Langsung ke konten utama

KAEF dan WIKA | BUMN Ini Agresif Ekspansi ke Timur Tengah dan Afrika


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten BUMN ramai-ramai berekspansi ke Benua Afrika dan Timur Tengah.

PT Kimia Farma Tbk (KAEF), misalnya, akan mengekspor produk kosmetik ke Arab Saudi. Rencana ini bakal direalisasikan mulai tahun ini.

Ekspor tersebut menjadi yang pertama kalinya bagi Kimia Farma setelah perusahaan ini mengakuisisi jaringan ritel farmasi asal Arab, Dawaa Medical Limited, tahun lalu.

Nilai akuisisi perusahaan yang sekarang bernama Kimia Farma Dawaa ini mencapai Rp 130 miliar untuk 60% saham.

Kimia Farma Dawaa ke depan bakal menjadi kepanjangan tangan Kimia Farma untuk menjual produknya di Arab Saudi.

Direktur Pengembangan Bisnis Kimia Farma Andi Prazos mengatakan, saat ini Kimia Farma Dawaa memiliki 29 toko.

Selain itu, ada tiga toko yang tengah dibangun. "Diharapkan jumlah toko bertambah menjadi 35 toko hingga akhir tahun," ujar Andi kepada KONTAN belum lama ini.

Mayoritas produk kosmetik yang diekspor adalah produk kecantikan dan perawatan tubuh.

Salah satunya adalah produk dengan merek Marcks Venus. Jika ditotal, ada sekitar 29 jenis produk yang dijual Kimia Farma di Arab.

Andi menambahkan, alasan pihaknya melirik Arab lantaran ada peluang besar di balik banyaknya peserta umroh dan haji asal Indonesia.

"Setiap bulan, atau bahkan mungkin setiap hari, ada jamaah umroh dari Indonesia," imbuh dia.

Andi belum merinci berapa nilai penjualan ke Arab.

Sedikit gambaran, penjualan ekspor KAEF sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 42,36 miliar. Ini setara dengan 2% dari total pendapatan konsolidasi, Rp 1,81 triliun.

Dari nilai penjualan ekspor tersebut, ekspor garam kina masih mendominasi, dengan nilai penjualan Rp 38,74 miliar.

Sementara, penjualan yodium dan derivat hanya sekitar Rp 1,14 miliar. Adapun penjualan obat dan alat kesehatan tercatat sebesar Rp 2,47 miliar.

Tak mau ketinggalan, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga menambah portofolio proyeknya.

Pekan lalu, Wijaya Karya meneken kerjasama pembangunan tiga proyek baru di Afrika, dengan nilai mencapai US$ 356 juta, atau sekitar Rp 4,98 triliun.

Ketiga proyek tersebut adalah pembangunan pelabuhan bulk liquid terminal di Tanzania senilai US$ 40 juta, proyek pembangunan kawasan bisnis Goree Tower di Senegal senilai US$ 250 juta dan pembangunan rumah susun di Pantai Gading senilai US$ 66 juta.

Nilai proyek di Zanzibar dan Pantai Gading bahkan kemungkinan masih dapat meningkat.

Alasannya, total nilai proyek pelabuhan di Zanzibar, Tanzania, mencapai US$ 190 juta dan pembangunan rumah susun di Pantai Gading bernilai total US$ 200 juta.

Untuk menyelesaikan pembangunan tiga proyek tersebut, Wijaya Karya mendapat dukungan pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Eximbank.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan, proyek tersebut untuk saat ini masih dalam tahap awal.

"Untuk prosesnya sendiri kami baru akan mulai untuk desainnya dan ini biasanya akan perlu waktu tiga sampai empat bulan," kata dia saat dihubungi Kontan, akhir pekan lalu (23/8).

Menurut dia, saat ini Wijaya Karya berperan sebagai kontraktor utama pembangunan tiga proyek tersebut.

Namun, ke depannya, ia belum bisa memastikan akan menggandeng kontraktor lain atau tidak.

"Kami lihat aturan negara setempat, kadang kami harus kerjasama dengan mitra lokal," ucap Mahendra.

Tidak berhenti dengan tiga proyek tersebut, menurut Mahendra, ke depannya Wijaya Karya masih mengincar banyak proyek konstruksi prospektif di Afrika.

Salah satunya adalah tawaran proyek pembangunan jalur kereta api sepanjang 800 kilometer (km) di Uganda dan Angola.

Berdasarkan laporan WIKA, tercatat jumlah proyek di Afrika menyumbang 20% terhadap total proyek luar negeri Wijaya Karya sepanjang 2010-2019.

Diapit oleh proyek di kawasan Asia sebanyak 75% dam Timur Tengah sebanyak 5%.

Sebagai gambaran, per 2018, kontrak baru Wijaya Karya secara total mencapai US$ 3,78 miliar.

Angka ini meningkat dari kontrak baru 2017 yang sebanyak US$ 3,17 miliar.

Lalu, kontrak baru WIKA yang berasal dari proyek luar negeri pada 2018 mencapai US$ 477 juta atau sebanyak 12,62% dari total kontrak baru.

Angka ini meningkat 250,74% dari kontrak baru luar negeri WIKA pada 2017 yang sebesar US$ 136 juta.

Tahun ini, Wijaya Karya menargetkan kontrak barunya, baik dari dalam maupun luar negeri, bisa mencapai US$ 4,61 miliar.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d