(Baca juga: Memahami Indikator RSI)
"Saat ini, ada beberapa calon investor dari dalam dan luar negeri yang menyatakan minatnya dan sedang kami jajaki," ungkap Director of Business Development & QSHE WSKT Fery Hendriyanto di Jakarta, Minggu (14/7).
WSKT berupaya mencari calon investor yang berniat membeli konsesi sebagian ruas tol secara permanen. Sebab, Grup WSKT tidak bermaksud menjadi operator tol, melainkan investor.
Saat ini, WSKT melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR), memiliki konsesi sepanjang 1.019 kilometer (km) dari 18 ruas tol di Pulau Jawa dan Sumatera. Total investasi 18 ruas tol tersebut mencapai Rp 152 triliun. Adapun porsi ekuitas WSKT sebesar Rp 22 triliun.
Dari 18 ruas tol tersebut, sebanyak 11 ruas di antaranya telah beroperasi, yang terdiri dari 10 ruas di Pulau Jawa dan satu ruas di Sumatera. Sepuluh ruas tol itu antara lain Kanci-Pejagan (35 km), Pejagan-Pemalang (57,5 km), Semarang-Batang (75 km), Pasuruan-Probolinggo (31,3 km), dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (16,02 km) seksi 1B & 1C.
Kemudian, ruas tol Ngawi-Kertosono (108,02 km) seksi 1-3, Solo-Ngawi (90,43 km) seksi Kartasura-Sragen, Depok-Antasari (27,75 km) seksi 1, Pemalang-Batang (39,2 km) seksi 1, dan Ciawi-Sukabumi (54 km) seksi 1. Sedangkan di Sumatera, ruas tol Medan-Kualanamu-T. Tinggi (61,7 km) seksi 2-6.
Sementara itu, di lini bisnis konstruksi, WSKT berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 7,2 triliun hingga Mei 2019. Perolehan kontrak baru tersebut ditopang oleh sejumlah proyek besar.
Proyek-proyek itu antara lain Bandara Juanda Rp 623 miliar, Masjid Istiqlal Rp 423 miliar, Jalan Tol Becakayu Seksi 2A senilai Rp 773 miliar, Bandara Hasanuddin Makassar Rp 422 miliar, dan Rest Area Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar Rp 343 miliar.
Adapun potensi arus kas masuk dari aktivitas operasional WSKT selama 2019 diperkirakan mencapai Rp 55 triliun. Arus kas itu berasal dari proyek turnkey Rp 26,5 triliun yang diharapkan selesai tahun ini, serta proyek konvensional Rp 29 triliun yang terdiri dari pekerjaan proyek berbasis progres.
Selain itu, WSKT berpotensi memperoleh pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp 7,8 triliun. Dengan demikian, tahun ini, WSKT diperkirakan mendapatkan kas masuk sekitar Rp 63 triliun.
Di sisi lain, WSKT meningkatkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) melalui ISO 45001:2018. Perseroan telah mengadakan pelatihan auditor internal ISO 45001:2018 Occupational Health and Safety Management System pada 8-10 Juli 2019 di Jakarta.
Kegiatan ini diadakan dalam upaya peningkatan berkelanjutan kompetensi sumber daya manusia internal auditor QHSE, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Kegiatan ini juga merupakan tahapan final menuju kegiatan audit internal rutin dan eksternal tahunan integrasi sistem manajemen ISO 45001:2018, 9001:2015, dan 14001:2015 oleh SGS pada kuartal III-2019.
Komentar
Posting Komentar