google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo IMAS | Simak Saran Analis untuk Saham Indomobil Sukses Internasional Langsung ke konten utama

IMAS | Simak Saran Analis untuk Saham Indomobil Sukses Internasional

(Baca juga: StopLoss dalam Saham)

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) mengambil alih penjualan mobil KIA di Indonesia. Manuver ini mendapat respons positif dari pelaku pasar.

Hal ini tercermin dari pergerakan harga saham IMAS yang sejak awal tahun mengalami kenaikan 20,83%. Kemarin, saham ini menguat 1,16% ke Rp 2.610 per saham.

Seperti diketahui, pada 21 Mei lalu, IMAS mengumumkan pembentukan usaha patungan bernama PT Kreta Indo Artha. Pembentukan ini dilakukan pada 17 Mei 2019.

Nantinya, Kreta Indo Arta akan menjalankan usaha perdagangan kendaraan bermotor roda empat. Perusahaan ini akan memasarkan merek mobil asal Korea Selatan itu.

Analis Bina Artha Sekuiritas Muhammad Nafan Aji menilai, akuisisi penjualan KIA di Indonesia akan membuat produk yang dijual IMAS jadi lebih terdiversifikasi. Terlebih, KIA sudah cukup memiliki nama di industri otomotif tanah air. "Hal ini akan memberi sentimen positif bagi IMAS yang juga memegang berbagai lisensi merek mobil komersial," ujar Nafan, Senin (15/7).

Namun, nama IMAS dan KIA tak menjamin rencana mencuil kue bisnis otomotif berjalan mulus. Upaya meningkatkan penjualan di tengah ketatnya persaingan otomotif bakal menjadi tantangan tersendiri bagi IMAS.

Setali tiga uang, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai, pelaku pasar tetap harus jeli melihat sentimen tersebut. Pasalnya, persaingan industri otomotif sangat ketat.

Maklum, mobil KIA bukan cuma bakal bertarung dengan merek dagang dari distributor lain, tapi juga harus bersaing dengan merek Suzuki atau Nissan yang dijual IMAS. Terlebih, kedua merek ini juga telah memperoleh tempat di hati para konsumen. "Kami belum melihat apakah nanti KIA benar-benar bisa masuk dan diterima pasar nasional," jelas William.

Diversifikasi bisnis

Secara umum, kinerja IMAS di tiga bulan pertama tahun ini cukup baik. Pada periode tersebut, pendapatan IMAS naik 8,57% secara tahunan menjadi Rp 4,7 triliun.

Laba bersih perusahaan ini bahkan naik 947% atau hampir 10 kali lipat dari perolehan keuntungan di periode yang sama tahun lalu, menjadi sebesar Rp 630,99 miliar. Kenaikan signifikan ini karena ada transaksi one-off, yang menghasilkan keuntungan laba atas penjualan investasi sebesar Rp 718,3 miliar.

William menilai, merek Suzuki dan Nissan menjadi salah satu penunjang pertumbuhan kinerja IMAS di kuartal pertama tahun ini. "Banyak varian produk yang dikeluarkan dan diterima pasar dengan baik," kata William.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim mengatakan, kinerja IMAS di 2019 akan didorong oleh peluncuran New Livina. Namun, diversifikasi IMAS tak sebatas pada penjualan mobil.

IMAS juga ditopang bisnis lain, seperti bisnis logistik dan stasiun pengisian bahan bakar minyak. Beragamnya segmen bisnis IMAS turut membantu perputaran uang perusahaan.

"Berdasarkan proyeksi konservatif kami, dari penjualan New Livina, bisnis logistik dan stasiun pengisian bahan bakar, IMAS berpotensi membukukan tambahan pendapatan sebesar Rp 5,2 triliun," kata Taye dalam risetnya beberapa waktu yang lalu.

New Livina dirilis pada awal tahun ini. IMAS menargetkan mampu menjual 24.000 unit mobil ini.

Untuk bisnis logistik, IMAS memiliki 3.200 armada truk. Jika beroperasi pada utilisasi penuh, IMAS diprediksi akan mendapatkan pendapatan Rp 40,9 juta per bulan dengan margin sebesar 32%.

Sampai akhir tahun, perusahaan ini menargetkan jumlah armada bisa mencapai 7.000 unit. Lini logistik diharapkan bisa menyumbang pendapatan hingga Rp 738 miliar.

IMAS juga tancap gas merambah bisnis pertambangan melalui anak usahanya PT Wahana Inti Selaras (Wisel). Pada 25 Juni 2019, Wisel dan PT Tritunggal Intipermata, pemilik 97,5% saham PT Prima Sarana Gemilang yang diambil alih IMAS, meneken perjanjian jual beli 292.500 unit saham PSG, setara 97,5% kepemilikan saham.

Tanpa memasukkan faktor bisnis tambang IMAS, Taye memperkirakan pendapatan IMAS tahun ini bisa tumbuh menjadi Rp 20,27 triliun. Namun, Taye tidak memberikan target harga dan rekomendasi untuk IMAS, demikian pula dengan William.

Sementara, Nafan merekomendasikan buy IMAS. Dia memperkirakan, harga sahamnya di akhir tahun bisa menyentuh Rp 3.310.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...

BELAJAR SAHAM di SAHAM ONLINE

Untuk rekan-rekan yang hendak BELAJAR INVESTASI SAHAM atau TRADING SAHAM, rekan-rekan bisa akses materi pembelajaran terkait dengan mudah dan gratis melalui link di bawah ini WEBSITE SAHAM ONLINE - BELAJAR SAHAM untuk inspirasi dalam investasi saham, rekan-rekan juga bisa baca beberapa artikel melalui link berikut ini WEBSITE SAHAM ONLINE - INSPIRASI SAHAM sedangkan jika rekan-rekan lebih tertarik untuk belajar investasi atau trading saham melalui VIDEO TUTORIAL yang tertata berdasarkan topik sudah terbagi menjadi beberapa playlist, rekan-rekan bisa akses di link berikut ini CHANNEL YOUTUBE SAHAM ONLINE 

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...