google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo GJTL | Ini Prospek Saham Gajah Tunggal Langsung ke konten utama

GJTL | Ini Prospek Saham Gajah Tunggal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan lembaga pemeringkat Moody's Investor Service tak berpengaruh signifikan terhadap kinerja saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) tahun 2019. Hal ini nampak dari pergerakan saham GJTL yang masih naik 12,31% sepanjang tahun ini di Rp 730 per saham pada Senin (8/7).

Padahal pada April 2019, Moody's mengubah outlook peringkat utang GJTL dari stabil menjadi negatif. Sementara, peringkat perusahaan dan surat utang US$ 250 juta yang jatuh tempo Agustus 2022 diberi rating B2.

Kala itu, Moody's memangkas peringkat utang GJTL karena menilai tingginya risiko volatilitas harga bahan baku terhadap kinerja GJTL. Di samping itu, volatilitas nilai tukar cukup berpengaruh pada potensi margin emiten ban ke depan.

Sepanjang kuartal I-2019, GJTL masih sukses membukukan kenaikan penjualan 4,66% menjadi Rp 4,038 triliun. Begitu juga laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk GJTL yang naik 55,29% menjadi Rp 151,09 miliar. Meskipun begitu, jumlah liabilitas GJTL dalam tiga bulan pertama 2019 meningkat Rp 162 miliar atau naik 1,17% menjadi Rp 13,97 triliun.

Sejatinya, menurut analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih, pemangkasan peringkat utang GJTL bisa berdampak negatif bagi perusahaan. "Efek pemangkasan menyebabkan biaya utang yang meningkat. Tentunya itu tidak baik buat GJTL," kata Alfatih, Senin (8/7). Pasalnya, kreditur biasanya memberikan beban bunga lebih besar.

Tak hanya itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, secara umum penurunan peringkat utang bisa berdampak pada likuiditas perusahaan ini ke depan. "Selain lebih sulit mencari pendanaan, GJTL perlu memberikan kupon atau bunga bagi hasil yang relatif lebih besar," jelas Valdy.

Meski begitu, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji optimistis, prospek GJTL masih oke. Dia melihat, penjualan ban masih menunjukkan hasil yang positif, baik dari penjualan dalam negeri maupun ekspor.

Nafan menyarankan, selain menggenjot penjualan, GJTL perlu melakukan efisiensi bisnis. Sehingga, potensi peningkatan laba bersih GJTL bisa kian terbuka lebar. Terlebih, volatilitas nilai tukar rupiah serta meningkatnya biaya bahan baku masih menghantui kinerja GJTL di 2019.

Tren harga karet

Alfatih juga melihat, kinerja GJTL bisa meningkat di tahun ini. Pasalnya, tren harga karet dunia di pasar Tokyo sempat merosot tajam dari JPY 207 per kilogram ke JPY 181 per kilogram. Penurunan tersebut bisa menguntungkan GJTL, meskipun ke depannya harga karet rata-rata akan stabil dari tahun sebelumnya.

Untuk itu, Alfatih merekomendasikan buy on weakneess (BOW) saat harga menyentuh Rp 685–Rp 650. Sedangkan target jangka panjang di Rp 800–Rp 1.000.

Sementara itu, Nafan menilai saham GJTL berpotensi menembus Rp 865 per saham di akhir tahun dengan rekomendasi hold. Valdy juga menyarankan hold di Rp 715.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d