IQPlus, (29/07) - Maskapai Garuda Indonesia optimistis bisa membukukan laba bersih 70 juta dolar AS pada akhir 2019.
"Full year guidance" Kami akan memproyeksikan laba bersih 70 juta dolar AS dan pada kuartal pertama ini sudah 19,7 juta dolar AS,"Kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal dalam konferensi pers public expose insidental di Tangerang, Banten, Jumat.
Dia memaparkan upaya yang dilakukan pertama dengan efisiensi biaya, salah satunya memperpanjang jangka waktu sewa pesawat dan penurunan utilitas pesawat di rute-rute sepi, baik domestik maupun internasional.
"Denpasar-London tidak terbang lagi. Kami terbang lewat Medan. Ini cukup signifikan mengurangi kerugian di rute internasional,"katanya.
Dengan memperpanjang masa sewa pesawat, Fuad mengatakan, pihaknya dapat menghemat biaya 25-30 persen.
Dia menyebutkan saat ini sudah 10-15 unit pesawat yang dilakukan perpanjangan masa sewa.
Dengan memperpanjang masa sewa pesawat juga, lanjut dia, mendukung upaya Garuda untuk mengurangi utang jangka pendek.
"Perusahaan rencana mengurangi porsi utang jangka pendek dengan ‘reprofiling balance sheet’ utang jangka panjang lebih besar dari utang jangka pendek karena lebih menarik investor,"katanya.
Komentar
Posting Komentar