(Baca juga: Menggunakan Indikator Ichimoku Cloud)
Kinerja saham emiten berkode BBRI itu pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, ditutup naik 60 poin atau 1,36 persen di angka Rp4.470 per saham.
Pencapaian ini menciptakan rekor baru all time high, dengan rekor tertinggi sebelumnya tercatat Rp4.460 per saham pada medio April 2019.
Kenaikan tersebut sejalan dengan aksi beli investor asing (net buy) dengan nilai Rp89,71 miliar di pasar reguler dan Rp14,8 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
"Beberapa sentimen positif yang mendorong investor terus memburu saham BBRI di antaranya potensi pertumbuhan bisnis BRI yang ditopang di segmen mikro, perkembangan inovasi digital banking BRI serta dampak relaksasi giro wajib minimum (GWM) sehingga menambah likuiditas perseroan," kata Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto dalam keterangannya.
Perseroan melakukan initial public offering (IPO) pada 2003 dengan harga Rp875 per saham. Pada 2011 Bank BRI melakukan stock split dengan rasio 1:2, dan pada 2017 perseroan kembali melakukan stock split dengan rasio 1:5.
Hingga akhir triwulan I 2019, perseroan mampu mencatatkan kinerja positif yang berkelanjutan. Laba Bank BRI tercatat Rp8,2 triliun atau tumbuh 10,42 persen yoy dengan aset mencapai Rp1.279,86 triliun.
Sementara itu, untuk dana pihak ketiga, tercatat Rp936,03 triliun, tumbuh 13,18 persen dibandingkan kuartal I 2018 Rp827,06 triliun. Penyaluran kredit tercatat Rp855,46 triliun atau tumbuh 12,9 persen yoy dengan NPL gross 2,41 persen.(end)
Komentar
Posting Komentar