google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham MNCN | Getting deeper into digital business Langsung ke konten utama

Analisa Saham MNCN | Getting deeper into digital business

MNCN: Getting deeper into digital business

(baca juga: Pola Distribusi Saham)

MNCN mempertahankan posisinya sebagai market leader industri media di Indonesia dengan pangsa pasar periklanan mencapai 45% di 1Q19. Selain itu, MNCN juga berhasil melakukan penetrasi di media sosial mengungguli peers dengan jumlah subscribers (37,6 juta) dan viewers (13,7 miliar) terbanyak dibanding kompetitor. MNCN juga terus berekspansi dalam bisnis digital dengan rencana peluncuran RCTI+ di bulan Agustus 2019 mendatang. Kami masih mempertahankan outlook positif untuk MNCN didukung oleh: 1) perkembangan bisnis digital, meliputi iklan digital dan segmen konten, yang didukung oleh rencana peluncuran RCTI+ dan basis media sosial yang kuat seiring dengan meningkatnya penetrasi smartphone di Indonesia, 2) Struktur permodalan yang lebih solid setelah eksekusi dari rencana private placement. Dengan demikian, kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk MNCN dengan target harga Rp1.150 (implied PE di 8,51x di 2019).

Mempertahankan posisi sebagai market leader di industri media. Sampai dengan tahun 2019, MNCN berhasil mempertahankan posisi sebagai market leader di industri media dengan advertising market share mencapai 45% di 1Q19. Sejak tahun 2014 (37%), advertising market share MNCN terus meningkat dan menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan kompetitor. Selain itu, dari sisi konten, konten seri drama menjadi salah satu tipe konten yang menghasilkan pendapatan per jam tertinggi, dan MNCN memiliki market share produksi seri drama mencapai 39%, yang tertinggi dibandingkan peers. Dengan demikian, kami memperkirakan MNCN akan memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding peers untuk melakukan monetisasi konten sebagai market leader di industri media.

Penetrasi di media sosial akan berdampak positif terhadap bisnis digital MNCN. Selain berkompetisi di dunia pertelevisian, MNCN juga aktif melakukan penetrasi di media sosial. Dibandingkan dengan peers, MNCN berhasil unggul dalam penetrasi di media sosial yang diperlihatkan dengan jumlah subscribers tertinggi dari seluruh media sosial yang dimiliki (37,6 juta subscribers) dan jumlah penonton Youtube terbanyak mencapai 13,7 miliar viewers. Kami memperkirakan basis media sosial yang kuat ini akan berdampak positif terhadap rencana manajemen untuk mengeluarkan platform video-on-demand (VOD) milik MNCN sendiri yaitu RCTI+ yang akan diluncurkan pada Agustus 2019 mendatang. RCTI+ akan dikembangkan sebagai aplikasi berbasis iklan (advertising based) dan akan memiliki konten yang berasal dari sinetron dan seri drama yang telah ditayangkan di FTA TV, serta bloopers dan behind the scene dari konten-konten tersebut.

Penetrasi smartphone turut mendukung pertumbuhan bisnis digital. Diperkirakan sampai dengan tahun 2019, penetrasi smartphone di Indonesia mencapai 28,0%, lebih rendah dibandingkan dengan penetrasi smartphone global yang mencapai 36,8%. Hal ini mengindikasikan potensi ruang tumbuh yang besar untuk penggunaan smartphone di Indonesia. Sejalan dengan hal ini, penetrasi MNCN dalam bisnis digital juga akan mendapat dampak positif dimana untuk aplikasi RCTI+ akan dirilis dalam bentuk mobile apps dengan basis sistem operasi Android dan iOS. Selain itu, traffic dari website okezone.com dan sindonews.com juga berpotensi meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan smartphone di Indonesia. Dengan demikian, kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan kedepan akan ditopang oleh pendapatan dari iklan digital. Sebagai informasi, pendapatan dari iklan digital berkontribusi sebesar 9% terhadap total pendapatan iklan MNCN di 1Q19.

Private placement akan memperkuat struktur permodalan. Berdasarkan RUPSLB yang diselenggarakan pada 24 Juni 2019, manajemen telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan private placement dengan total penerbitan saham baru sebesar 8% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh atau sekitar 1,14 miliar saham dengan harga eksekusi di kisaran Rp1.600-Rp2.000 per lembar saham. Dengan demikian, kami memperkirakan total tambahan dana akan berkisar Rp1,8 triliun-Rp2,3 triliun. Manajemen berencana untuk melakukan percepatan pembayaran utang dengan dana tersebut, sehingga jika rencana tersebut dieksekusi kami mamperkirakan net gearing ratio berpotensi turun dibawah level 20%, dimana berdasarkan laporan keuangan 1Q19 net gearing ratio berada di level 38%. Sebagai informasi, rencana private placement ini dapat dieksekusi dalam rentang waktu 2 tahun.

Mempertahankan rekomendasi BUY, dengan target harga ke Rp1.150. Kami masih mempertahankan outlook positif untuk MNCN didukung oleh: 1) perkembangan bisnis digital, meliputi iklan digital dan segmen konten, yang didukung oleh rencana peluncuran RCTI+ dan basis media sosial yang kuat seiring dengan meningkatnya penetrasi smartphone di Indonesia, 2) Struktur permodalan yang lebih solid setelah eksekusi dari rencana private placement. Dengan demikian, kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk MNCN dengan target harga Rp1.150 (implied PE di 8,51x di 2019).

Best Regards,
Panin Sekuritas

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...