(Baca juga: saat tepat sell on strength)
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham emiten bersandi WSBP itu ditutup mengalami koreksi 4 poin atau 1,00% ke level Rp396 pada perdagangan, Rabu (26/6). Total kapitalisasi pasar tercatat senilai Rp10,44 triliun dengan price earning ratio (PER) 9,00 kali.
Sepanjang periode berjalan 2019, pergerakan entitas anak PT Waskita Karya (Persero) Tbk. itu masih tercatat menghasilkan return positif 5,32%. Bahkan, dalam enam bulan terakhir, pergerakan tercatat menguat 10,61%.
Dari sisi kinerja, Manajemen WSBP melaporkan telah membukukan kontrak baru Rp2,39 triliun pada Januari 2019—Mei 2019. Realisasi itu setara dengan 32,33% dari target Rp10,39 triliun yang dibidik tahun ini.
Perseroan optimistis akan mendapatkan tambahan kontrak lagi senilai Rp960 miliar pada Juni 2019. Dengan demikian, prognosis nilai kontrak baru senilai Rp3,36 tiriliun per akhir semester I/2019.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, analis PT Sucor Sekuritas Joey Faustian menginisiasi ulasan terhadap WSBP dengan peringkat beli. Target harga saham perseroan berada di level Rp500.
Joey menuliskan penyebab WSBP masih disukai karena gearing yang relatif rendah serta arus kas operasional yang positif. Selain itu, pihaknya menyukai langkah perseroan untuk mengurangi eksposur terhadap proyek turn key.
“Risiko panggilan kami mungkin berasal dari ketergantungan yang tinggi terhadap proyek-proyek kelompok WSKT dan pencapaian kontrak baru yang lebih lambat dari harapan,” tulisnya dalam riset yang dikutip, Rabu (26/6/2019).
Di lain pihak, dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis PT OCBC Sekuritas Indonesia Liga Maradona masih mempertahankan peringkat beli untuk saham WSBP. Target harga untuk saham produsen beton itu dipertahankan di Rp520 per lembar.
Dia menuliskan bahwa WSBP menargetkan untuk menambah kapasitas 250.000 ton untuk pabrik pracetak yang terletak di Kalimantan Timur.
Sampai saat ini, perseroan telah memiliki 11 pabrik pracetak dengan total kapasitas 3,5 juta ton dan 73 batching plants yang tersebar di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Selain itu, lanjut dia, WSBP berencana membangun pabrik baja untuk mendukung proyek yang sedang berjalan. Kedua ekspansi itu akan didanai dari penerbitan obligasi dan pinjaman bank.
Komentar
Posting Komentar