google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo KIJA-MDLN-DMAS-BEST | Emiten Pengelola Kawasan Industri Cetak Kinerja Kinclong Langsung ke konten utama

KIJA-MDLN-DMAS-BEST | Emiten Pengelola Kawasan Industri Cetak Kinerja Kinclong


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor properti saat ini memang masih cenderung tertekan lantaran konsumen masih wait and see. Meski begitu, kinerja perusahaan properti pengelola kawasan industri masih tetap kinclong.

Fitch Ratings, melalui laporan Indonesia Property Watch, menyebut, perusahaan properti pengelola kawasan industri bisa mencetak kinerja lebih baik ketimbang perusahaan properti pengembang residensial. Hal ini didorong kondisi politik yang kondusif.

Apalagi, pemerintah getol menggarap proyek infrastruktur. Kondisi tersebut mendorong permintaan lahan kawasan industri lebih banyak.

Fitch mencatat, penjualan empat emiten pengelola kawasan industri terbesar di Indonesia secara agregat tumbuh tiga kali lipat. Empat emiten terbesar itu adalah PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Modernland Realty Tbk (MDLN), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST).

Fitch antara lain mencatat penjualan lahan industri KIJA tumbuh dua kali lipat year on year di akhir kuartal I tahun ini, mencapai Rp 200 miliar. Fitch memprediksi, penjualan lahan industri Jababeka bisa mencapai Rp 1 triliun pada tahun ini.

Sementara penjualan residential KIJA tumbuh lebih lambat. Penyebabnya, peluncuran produk-produk baru perusahaan ini tertunda hingga semester II tahun ini.

Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy mengatakan, arus dana asing di sektor riil ikut mendorong kinerja emiten penyedia kawasan industri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru, terutama perusahaan asing, seperti Alibaba serta beberapa produsen otomotif seperti Wuling dan DFSK, tentu meningkatkan permintaan lahan untuk pembangunan pabrik, kata Rudy, kemarin. Sekadar informasi, Alibaba dikabarkan akan membeli lahan industri di DMAS sampai 40 hektare.

Di luar daftar yang disebutkan Fitch, Rudy juga merekomendasikan pengembang kawasan industri lain, yaitu PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), karena prospeknya yang menarik. SSIA pada tahun ini sedang fokus mengembangkan proyek Subang City of Industry.

Pengembangan kawasan industri menjadi peluang ketika emiten-emiten properti yang mengedepankan produk residensial masih harus berjibaku dengan sentimen suku bunga Bank Indonesia.

Meski begitu, dari segi saham, hanya beberapa emiten saja yang harganya merefleksikan kinerjanya.Hanya beberapa saham yang harganya sudah mengalami peningkatan sepanjang tahun ini, kata Rudy.

Saham DMAS mencatatkan peningkatan paling tinggi. Sejak awal tahun, harga saham DMAS naik 68,55%. Sementara harga saham SSIA naik 44% dan saham BEST menguat sekitar 43,27% di periode itu.

Sementara itu, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas merekomendasikan saham-saham ini dibeli. Menurut Sukarno, secara tren, saham-saham emiten kawasan industri berpotensi melanjutkan penguatan jangka menengah.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...