(Baca juga: 7 Cara Analisis Saham Lengkap)
Sepanjang tiga bulan pertama 2019, CLEO berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sekitar 37% dari Rp 162,59 miliar pada kuartal I 2018 menjadi Rp 223,54 miliar. Capaian tersebut, berada di atas pertumbuhan rata-rata industri AMDK yang hanya 4%.
Belum berhenti di situ, Pada periode sama, laba bersih perusahaan ini juga melompat 101% menjadi Rp 25,29 miliar.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, dari sisi pendapatan, performa CLEO tak lepas dari karakter bisnis perusahaan, di sektor konsumer. Pada saat yang bersamaan, data consumer price index (CPI) juga mengalami kenaikan. Begitu juga dengan data inflasi.
"Hal itu mencerminkan daya beli masyarakat cenderung meningkat," ujar Sukarno, Selasa (25/6).
Setali tiga uang, analis MNC Sekuritas Victoria Venny NS. menjelaskan, tak menutup kemungkinan ada sentimen negatif di semester II. Akan tetapi, berbagai program bantuan dari pemerintah untuk masyarakat, dianggap sebagai faktor kuat yang mendorong pertumbuhan sektor konsumsi masih positif di tahun ini.
Jumlah utang turun
Data makro ekonomi yang memberi sinyal adanya peningkatan daya beli masyarakat memang mempengaruhi fundamental CLEO. Di sisi lain, CLEO juga mampu mengoptimalkan peluang itu dari sisi internal.
Analis Senior Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, terdapat penurunan utang yang cukup besar di keuangan CLEO sepanjang tahun lalu. Alhasil, terjadi penurunan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan air minum tersebut di tahun ini.
Hal itu yang membuat sisi laba CLEO kuartal pertama tahun ini moncer. "EBITDA juga terus meningkat," terang Alfatih.
Alfatih menambahkan, melihat sejumlah data makro, sektor konsumer yang juga merupakan sektor bisnis CLEO tahun ini bakal prospektif. Kalau pun tidak meningkat, minimal pergerakan bisnis di sektor ini stabil.
William Hartanto, analis Panin Sekuritas memiliki pandangan senada. Menurutnya, tren industri AMDK memang saat ini cenderung stagnan. Namun, pada saat yang bersamaan, pemain di industi ini tidak akan pernah kehabisan pangsa pasar.
"Sehingga, yang menjadikan industri tersebut kompetitif dilihat dari kualitas dan harga jual produk itu sendiri," jelas William.
Berbicara soal saham, kemarin, CLEO ditutup menguat 2 poin ke level Rp 388 per saham. Sejak awal tahun, saham ini telah mengakumulasi kenaikan hampir 37%.
Menurut Alfatih, secara teknikal saham CLEO berada dalam tren naik dan masih berada di atas Moving Average (MA20) serta indikator stochastic yang berada di atas 50. Untuk itu, dia merekomendasikan buy untuk saham CLEO, dengan target harga Rp 420 per saham dan berhenti saat menyentuh level Rp 376 per saham.
Tak jauh berbeda, Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga merekomendasikan beli untuk saham CLEO, dengan target harga akhir tahun Rp 565 per saham. Menurutnya, harga saham emiten ini masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan.
Sementara, Sukarno menyarankan untuk berhati-hati. Pasalnya, saham CLEO sudah memasuki area jenuh beli (overbought).
"Harga sudah mulai berada di area overbought, jadi investor yang mau masuk kembali harus waspada. Dari sisi teknikal, harga berpotensi melemah," jelasnya.
Dia mengungkapkan, jika harga terus turun dan menembus level support yakni Rp 378 per saham, maka ke depannya memungkinkan untuk lanjut turun ke level Rp 350 per saham. Hingga akhir tahun, saham CLEO berpotensi bergerak ke level Rp 410 per saham.
Komentar
Posting Komentar