IQPlus, (02/05) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sepanjang tahun 2018 membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp130,8 triliun, tumbuh dua persen dibanding tahun 2017.
"Bisnis digital, meliputi konektivitas broadband dan layanan digital menjadi mesin pertumbuhan perseroan yang meningkat signifikan 23,1 persen. Kontribusi bisnis digital di tahun 2018 kian dominan menjadi 63,0 persen dari 52,1 persen di tahun 2017," kata Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, pencapaian sepanjang 2018 menunjukkan bahwa Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company yang berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia.
Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) Telkom sepanjang 2018 tercatat Rp59,2 triliun dengan laba bersih sebesar Rp18,0 triliun. Beban operasi meningkat sebesar 12,5 persen menjadi Rp71,6 triliun, sejalan dengan investasi pembangunan infrastruktur broadband, baik mobile maupun fixed line.
Sementara di segmen Mobile, entitas anak usaha Telkom, Telkomsel di tahun 2018 membukukan pendapatan sebesar Rp89,3 triliun, EBITDA Rp47,4 triliun dan laba bersih Rp25,5 triliun.
Di tengah bisnis seluler yang semakin menantang, ujar Alex, Telkomsel mengimplementasikan berbagai inisiatif dengan menawarkan paket voice, paket SMS dan paket mobile data dengan berbagai varian konten digital, untuk menahan laju penurunan bisnis legacy sekaligus meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis digital.
Program registrasi kartu SIM prabayar yang membatasi jumlah kartu SIM prabayar untuk setiap pelanggan menjadikan Telkomsel pada akhir tahun 2018 memiliki sebanyak 163,0 juta pelanggan.
Sepanjang 2018, Telkomsel membangun 28.376 Base Tranceiver Station (BTS) baru yang seluruhnya berbasis teknologi 4G LTE sehingga di akhir tahun 2018 jangkauan 4G LTE lebih dari 90 persen populasi.
Pada segmen consumer, jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 72,2 persen menjadi 5,1 juta pelanggan di akhir tahun 2018. Pencapaian ini semakin mengukuhkan IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia dengan market share sekitar 80 persen.
Tahun 2018, segmen enterprise mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10,1 persen menjadi Rp21,1 triliun, yang didorong layanan IT Service yang tumbuh sebesar 48,2 persen.
Sementara, segmen Wholesale and international business mencatat pendapatan sebesar Rp10,1 triliun dengan pertumbuhan 35,6 persen, naik dari Rp7,4 triliun pada tahun 2017. Kontribusi bisnis digital pada segmen ini di tahun 2018 meningkat menjadi 57 persen dari 53 persen di tahun 2017.
Total belanja modal pada tahun 2018 adalah sebesar Rp33,6 triliun atau 25,7 persen dari pendapatan, terutama untuk meningkatkan kapabilitas digital dengan terus membangun infrastruktur broadband yang meliputi BTS 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut dan terestrial, Satelit Merah Putih dan Data Center & Cloud.(end)
Komentar
Posting Komentar