KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 82 juta pada tahun ini. Salah satu sumber pendanaannya berasal dari penerbitan surat utang atau obligasi berkelanjutan dengan nilai maksimal sekitar Rp 1 triliun.
Humpuss Intermoda menargetkan, penerbitan obligasi tahap pertama bisa terealisasi pada akhir semester I 2019. Mereka menunjuk Bahana Sekuritas sebagai penjamin emisi. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kemarin juga sudah merestui rencana tersebut.
Namun, realisasi penerbitan obligasi tahap pertama masih harus menunggu selesainya pelaksanaan audit laporan keuangan tahun 2018. "Setelah itu menunggu rating dari Fitch," terang Theo Lekatompessy, Komisaris Utama PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, Kamis (4/4).
Selain obligasi, Humpuss Intermoda bermaksud merogoh kocek pribadi untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tahun ini. Perusahaan berkode saham HITS di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menyiapkan duit sendiri sekitar US$ 24 juta.
Adapun rencana penggunaan capex 2019 untuk menambah kapal. Beberapa di antaranya adalah belanja dua unit floating storage regasification unit (FSRU), satu unit kapal pengangkut minyak dan gas (migas), satu unit kapal petrokimia, dan satu kapal pengeruk atau dredging.
Lebih dari sekadar mengalokasikan dana belanja, sebenarnya mulai tahun ini Humpuss Intermoda bertransformasi dari perusahaan perkapalan menjadi perusahaan distribusi. Jadi selain pengangkutan kapal, layanan mereka ke depan lebih banyak terintegrasi dengan distribusi liquefied natural gas (LNG), migas, dan petrokimia.
Humpuss Intermoda mengaku, integrasi bisnis adalah satu-satunya cara untuk mengulik pertumbuhan. Pasalnya, tingkat keterpakaian kapal atau utilitas HITS kini sudah mencapai sekitar 95%. Dari total 60 kapal yang mereka miliki hingga 31 Desember 2018, sebanyak 57 di antaranya sedang beroperasi, sementara tiga sisanya dalam proses perawatan. Manfaat lain integrasi bisnis adalah peluang efisiensi biaya.
Humpuss Intermoda mengklaim sebagai penguasa lebih dari 50% pangsa pasar pengangkutan petrokimia di dalam negeri. Sementara pada pengangkutan LNG, mereka masih mengantongi kontrak senilai US$ 35 juta-US$ 40 juta yang belum terealisasi pada tahun 2018. Perusahaan tersebut memastikan, kontrak itu akan terealisasi pada tahun ini.
Lewat strategi integrasi, Humpuss Intermoda mengejar pertumbuhan pendapatan 15%-20% dan kenaikan laba bersih 20%. "Jadi lebih terintegrasi sehingga margin lebih besar," tutur Theo.
Sumber: KONTAN
Komentar
Posting Komentar