google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham SMGR | Prospek Setelah Akuisisi Langsung ke konten utama

Analisa Saham SMGR | Prospek Setelah Akuisisi

Analisa Saham SMGR | Prospek Setelah Akuisisi

Setelah mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk. sebagai produsen terbesar ketiga di Indonesia, bagaimana prospek saham PT Semen Indonesia Tbk. pada tahun ini?

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahalmesta Fahressi dalam risetnya menyebutkan bahwa setelah PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) yang sebelumnya bernama PT Holcim Indonesia Tbk. ke dalam penghitungan keuangan PT Semen Indonesia Tbk., maka diproyeksikan pertumbuhan laba bersih perseroan akan lebih rendah.

Pada 2019, laba bersih emiten berkode saham SMGR tersebut diproyeksikan akan mencapai 18,1% secara year-on-year, pertumbuhan laba lebih rendah dibandingkan dengan 2018.

Hal tersebut disebabkan karena utang yang muncul atas aksi merger dan akuisisi. Pada 2019, beban bunga diprediksi akan melonjak menjadi Rp2,6 triliun. Di tambah dengan asumsi biaya royalti atas penggunaan merek dagang Holcim pada 2019.

Meskipun demikian, pada 2020, tanpa prediksi pertumbuhan ASP dan volume penjualan yang agresif, dia memperkirakan SMGR akan membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit yakni 42,3% atau menjadi Rp3,59 triliun.

Melalui SMCB, seharusnya SMGR akan memiliki lebih banyak ruang untuk memenuhi permintaan di masa depan, karena total kapasitas terpasang saat ini berjumlah 50 juta ton dan tambahan 14,5 juta ton dari SMCB).

“Dengan memiliki SBI di tangan tampaknya menjadi langkah besar dalam pandangan kami,” ujarnya dalam riset.

Sebelumnya perusahaan telah mencapai sekitar 89% dari tingkat utilitas, merupakan yang tertinggi di industri semen. Selain memperluas jejak di Jawa Barat, meningkatkan efisiensi biaya dan diversifikasi variasi produk, dengan mengambil alih Holcim Indonesia, SMGR akan menghapus kemungkinan tertahan di masa depan, karena kapasitas yang mencapai tingkat utilitas maksimal.

Setelah mengkonsolidasikan SMCB, Ciptadana Sekuritas Asia memprediksikan TP berdasarkan DCF yang lebih tinggi dari Rp17.350 dan berpotensi naik 27,8%, dengan asumsi WACC 11,7% dan tingkat pertumbuhan berkelanjutan 5%.

“TP kami menyiratkan EV/EBITDA pada 2019 sebesar 14,4 kali,” pungkasnya.

Sementara itu, Budi Rustanto, Analis Valbury Sekuritas Indonesia menyebut dengan akuisisi SMCB akan membawa dampak positif bagi SMGR, seperti biaya distribusi yang lebih rendah terutama di Sumatera Utara, Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta.

Selain itu, akuisisi tersebut dapat meningkatkan kapasitas produksi menjadi 51juta ton, dan membuat pangsa pasar yang lebih tinggi, serta diversifikasi produk. Di samping itu akuisisi tersebut meningkatkan rerata nilai jual (average selling price/ASP) di tengah konsolidasi industri.

SMGR berupaya untuk meningkatkan profitabilitas SMCB melalui strategi quick win dengan memanfaatkan sinergi rantai pasokan dan daya tawar yang lebih besar untuk pengadaan.

“Kami optimis bahwa konsolidasi akan mempercepat ekspansi hilir. Namun, akuisisi ini akan menyebabkan biaya keuangan yang lebih tinggi karena melonjaknya utang,” ujarnya.

Budi memperkirakan margin akan meningkat seiring dengan ASP yang lebih tinggi, penurunan harga batubara, dan harga minyak. Selain itu, SMGR bertujuan untuk lebih meningkatkan kinerjanya dengan penataan ulang jaringan distribusi dan merek serta mempertahankan tingkat utilitas pada 90% untuk menjaga efisiensi.

Adapun, Valbury Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga berdasarkan DCF yang lebih tinggi yaitu Rp15.000 per saham. Saham saat ini diperdagangkan pada PER 2019 dari 23,8 kali dan EV/ BITDA dari 12,6 kali.

Harga Saham SMGR

Sumber :

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d

Rekomendasi Saham ADRO, JSMR dan BRPT oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia | 25 Oktober 2023

Mirae Asset Sekuritas Indonesia Technical Insight Oktober 25, 2023 (tasrul@miraeasset.co.id)         IHSG Daily, 6,806.76 (+0.96%), consolidation, daily trading range 6,790 – 6,845. Critical level di 6,700.  indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator Wiiliam%R optimized mulai bergerak naik dan indeks ini masih berada di bawah normal lower band pada Bollinger Bands Optimized. Pada periode weekly, indikator MFI optimized,indikator RSI optimized dan Stochastic%D masih cenderung konsolidasi dengan sebaran volume terbanyak dari sisi demand dan supply berada atas level saat ini. ADRO Daily, 2,660 (0.00%), buy on weakness, TP 2,890 (+8.65%), daily trading range 2,620 – 2,690. Cut loss level di 2,580. Koreksi indikator MFI optimized,indikator RSI optimized dan indikator William%R optimized masih terlihat namun mulai terbatas. Harga saat ini berada sekitar normal lower band pada Bollinger Bands optimized dengan sebaran volume terbanyak dari sisi demand berada di bawah dan s