google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham CTRA, PWON dan SMRA Langsung ke konten utama

Analisa Saham CTRA, PWON dan SMRA

Indonesia Property: Postcard From Kuala Lumpur: BUY CTRA, PWON, SMRA
(Henry Wibowo, Ghibran Al Imran - RHB Sekuritas) 

Kuala Lumpur marketing feedback; CTRA, PWON, SMRA are Top Picks. Our key message was our OVERWEIGHT sector rating (upgraded in Dec 2018). This was on a dovish rate sentiment, a stronger IDR and overhang related to the 17 Apr presidential election which is coming to an end, as pre-sales launch expectations for 2H19 have turned more aggressive. Property is among the key laggard sectors in the past 12 months, which we believe could see big turnaround post election (euphoria). 

Mixed feedbacks as some maintained it was too early, but we beg to differ. Property is one of the most underowned sectors in Indonesia right now. We expect the tide to turn post-election overhang, as developers are holding off on new launches while investors/property buyers are still in a wait-and-see mode. This is further backed by positive sentiment on the reversal of the interest rate direction. Earlier this year, US Fed chairman Jerome Powell commented that the US Fed rate is likely already at a peak – which was followed by similarly dovish comments from Bank Indonesia governor Perry Warjiyo. Valuations are attractive in terms of P/E and discount to NAV, ie hovering around 1-2 SD below the 5-year averages. 

Stock picks: Ciputra Development (CTRA), Pakuwon Jati (PWON) and Summarecon Agung (SMRA). Our top sector pick is CTRA (best corporate governance track record, growing contributions from low-cost housing (Citra Maja), and pan-Indonesia strategy). Our second pick is PWON (highest recurring income - 50% and the Blok M MRT catalyst. Our third pick is SMRA (potential unlocking of mall subsidiary assets in 4Q19 as one of its IDR-denominated bonds mature). We have NEUTRAL calls on BSDE and ASRI (both are Serpong-focused developers) due to their limited catalysts. 

Excluding BSDE, blended property 4Q18 EPS growth jumped 72% YoY. Of the six property companies we cover, and excluding BSDE (one-off big land sale in 4Q17), blended 4Q18 earnings surged 72% YoY (+30% QoQ), vs +13% YoY in 3Q18. This was mainly due to: better sales (especially in low-cost housing as well as stable recurring incomes), with growth accelerating to 22% YoY (3Q18: +6% YoY); and the IDR strengthening, which lessened interest expenses and bolstered FX gains from USD bond exposure. Blended FY18 earnings growth ramped up to 20% YoY, vs 2% YoY in 9M18. We excluded BSDE, as there were several one-off land sales during 4Q17 amounting to IDR2.4trn – which would have made FY17 a high base.




Report Link:  RHB

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d