Bisnis.com,JAKARTA —PT Waskita Karya (Persero) Tbk. akan menerima pembayaran Rp13 triliun dari PT Hutama Karya (Persero) untuk pengerjaan konstruksi ruas tol Terbanggi Besar—Pematang Panggang—Kayu Agung pada 2019.
Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani mengatakan akan melakukan pembayaran Rp13 triliun kepada Waskita Karya pada 2019. Dana itu untuk pengerjaan proyek jalan tol Trans-Sumatra ruas Terbanggi Besar—Pematang Panggang—Kayu Agung.
“Tinggal tergantung Waskita Karya selesainya kapan, kalau selesai pertengahan 2019, dan telah diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan [BPKP], maka langsung dibayar” ujarnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Anis mengatakan telah menyiapkan dana untuk melakukan pembayaran kepada Waskita Karya. Dana itu berasal dari penyertaan modal negara (PMN) dan sindikasi perbankan.
Seperti diketahui, perjanjian pelaksanaan pembangunan jalan tol ruas Terbanggi Besar—Pematang Panggang—Kayu Agung diteken oleh Hutama Karya dan Waskita pada 16 Juni 2017. Awalnya, skema yang disepakati kedua pihak yakni modified turn key.
Akan tetapi, setelah melalui pembahasan dengan mempertimbangan aspek keuangan, teknik, dan hukum, Hutama Karya dan Waskita Karya dilakukan penandatangan Addendum II Perjanjian Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung. Dari situ, dilakukan perubahan skema pembayaran dari modified turn key menjadi turn key murni.
Dengan demikian, Waskita Karya akan menerima pembayaran begitu pekerjaan konstruksi selesai pada 2019.
Secara terpisah, Director of Finance and Strategy Waskita Karya Haris Gunawan mengungkapkan progres pengerjaan ruas tol Terbanggi Besar—Pematang Panggang—Kayu Agung telah mencapai sekitar 90%. Pembayaran dari Hutama Karya untuk konstruksi ruas tersebut merupakan salah satu pembayaran proyek turn key yang akan masuk pada 2019.
Sebelumnya, Haris menyebut emiten berkode saham WSKT itu juga akan menerima pembayaran dari pekerjaan light rail transit (LRT) Palembang sekitar Rp3,5 triliun. Dana segar itu diproyeksikan akan masuk pada semester I/2019.
Selanjutnya, dia mengatakan perseroan akan menerima pembayaran dari proyek jalan tol Jakarta—Cikampek II Elevated. Jumlah yang akan masuk diperkirakan sekitar Rp4 triliun.
Selain itu, Haris mengungkapkan perseroan memiliki kontrak Transmisi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Paket 1 dan Paket 2. Nilai kontrak yang dimiliki senilai Rp6 triliun.
Selain pembayaran turn key, Haris mengatakan perseroan masih ada dana talangan tanah dari lembaga manajemen aset negara (LMAN) yang belum cair dengan total sekitar Rp6,5 triliun. Dengan masuknya sejumlah pembayaran tersebut, WSKT memproyeksikan akan mencatatkan surplus arus kas dari aktivitas operasi sekitar Rp5 triliun pada 2019.
Berdasarkan laporan keuangan 2018, posisi kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Waskita Karya senilai Rp3,03 triliun per 31 Desember 2018 menjadi yang tertinggi dalam rentang 2014—2018. Dua tahun sebelumnya, arus kas operasi perseroan tercatat defisit dengan besaran Rp7,76 triliun pada 2016 dan Rp5,95 triliun pada 2017.
Sumber : KONTAN
Komentar
Posting Komentar